21. Pulang

1K 148 66
                                    

Happy reading :)





Hari-hari Wonyoung di desa itu dipenuhi dengan kebahagiaan. Dia diterima dengan baik oleh Momo dan Dahyun. Dia juga bisa bergaul dengan warga desa itu dan membantu warga dalam hal kesehatan. Selain itu Wonyoung juga bisa bertemu dengan anak-anak dari banyak sekolah. Bertemu dengan gurunya yang lama menghilang itu juga melengkapi kebahagiaan Wonyoung. Bahakan hubungan mereka sekarang sudah sangat dekat. Hyewon mengajak Wonyoung ke banyak tempat di desa itu.



Sayangnya waktu Wonyoung sebulan sudah berakhir. Prakteknya berakhir setelah sebulan dia ada di desa itu. Dia harus kembali ke Seoul dan menyelesaikan beberapa hal lagi supaya dia bisa jadi dokter sungguhan.



"Terima kasih ya appa eomma udah mau terima Wonyoung dan memperlakukan Wony dengan baik," ucap Wonyoung membungkuk kepada sepasang suami istri di depannya.

"Appa sedih banget nanti gak ada lagi yang buatin appa kopi setiap pagi," ucap Dahyun sedih.

"Makasih ya Wony udah memberi kebahagiaan buat kita berdua. Kita pasti akan selalu ingat kamu," ucap Momo tersenyum walaupun dia juga sedih harus berpisah dengan Wonyoung hari ini.

"Nanti Wony akan sering-sering telepon appa eomma. Kalau ada waktu libur, Wony akan mampir lagi ke sini," kata Wonyoung tersenyum.

"Terima kasih ya eomma appa. Maaf kalau Wony ada salah sama kalian. Wony pamit pulang dulu," ucap Wonyoung memeluk mereka satu persatu.

"Hati-hati ya sayang," ucap Momo memeluk Wonyoung dengan erat.

"Kamu bener gak mau diantar?" tanya Dahyun yang benar-benar tidak rela melepas Wonyoung pulang.

"Gak apa appa. Aku dianter sama Hyewon oppa nanti ke stasiun," jawab Wonyoung tersenyum.

"Itu orangnya dateng," ucap Wonyoung menunjuk Hyewon yang baru sampai dengan mobilnya.


"Siang om tante. Saya mau jemput Wonyoung," ucap Hyewon tersenyum.

"Hati-hati ya nak Hyewon," ucap Dahyun.

"Appa, eomma. Wony pulang ya. Sekali lagi terima kasih buat semuanya. Wony sayang kalian," ucap Wonyoung membungkuk sambil menahan tangisnya.



Wonyoung tidak mau menangis di depan mereka dan membuat mereka sedih. Wonyoung sudah bertekat untuk pulang dengan senyum di wajahnya. Wonyoung masuk ke mobil Hyewon dan melambaikan tangannya untuk terakhir kalinya kepada suami istri yang sangat ia sayangi itu.



"Kalau mau nangis, jangan ditahan," ucap Hyewon setelah mereka sudah pergi.



Wonyoung sudah tidak tahan lagi. Dia menumpahkan semua air matanya. Berat baginya untuk berpisah dengan kedua orang itu. Dia merasakan hangatnya sebuah keluarga yang utuh yang sudah lama tidak ia rasakan. Hyewon mengambil tangan kanan Wonyoung lalu menggenggamnya.



"Oppa, oppa gak mau ikut Wony ke Seoul?" tanya Wonyoung di sela tangisannya.

My TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang