26. Buka Hati

962 124 45
                                    

Happy reading :)







Keesokan paginya, seperti janjinya, Sian menjemput Eunbi jam 8 pagi di rumahnya. Eunbi keluar dari rumah dengan memakai kaos lengan pendek dan celana jeans yang nyaman untuk bekerja di dapur nanti. Betapa kagetnya Eunbi saat melihat Sian yang ada di depannya memakai baju santai, tidak seperti ingin pergi bekerja.



"Lahh Sian, kamu kok pakai bajunya begini?" tanya Eunbi.

"Iya, aku izin kerja hari ini. Semalem bukannya kamu bilang restoran kamu tutup dan kamu mau pergi jalan?" tanya balik Sian.

"Hah??"

"Mami, om Sian, hati-hati yaa.. Selamat bersenang-senang," teriak Wonyoung dari dalam rumah.

"Ayoo Bi," ucap Sian membuka pintu mobilnya.



Eunbi yakin banget ini adalah ulah Wonyoung. Eunbi memberi tatapan tajam kepada anaknya itu sebelum ia masuk ke mobil. Mau tidak mau Eunbi harus pergi dengan Sian karena tidak mau mengecewakan pria itu. Terpaksa Eunbi tidak membuka restoran hari ini karena Sian pun sampai izin bekerja. Eunbi menghubungi Suyun dan Sihyun kalau hari ini restoran libur. Eunbi melihat chat dengan Sian semalam yang ia bener-bener yakin itu adalah ulah Wonyoung karena dia tidur duluan.



"Bi, kamu mau ke mana?" tanya Sian memecah keheningan di mobil itu.

"Sebenarnya aku juga bingung mau ke mana," jawab Eunbi karena memang tidak tidak tahu mau ke mana.

"Tempat favorit kamu dulu buat kencan di mana?" tanya Sian.

"Aku gak pernah kencan," jawab Eunbi.

"Ahh maaf... Kita ke Namsan Tower ya, mau?" tanya Sian.

"Boleh. Aku gak pernah ke sana," jawab Eunbi tersenyum.



Sebenarnya banyak sekali pertanyaan yang mau Sian tanyakan kepada Eunbi. Bagaimana bisa wanita itu bilang kalau dia tidak pernah kencan. Ke Namsan Tower pun belum pernah. Sian mau mengenal Eunbi lebih dalam, tapi sepertinya wanita itu masih belum membuka hatinya.



Selama perjalanan, mereka berdua hanya berbicara sedikit. Sian juga bingung harus membicarakan apa karena selama 37 tahun hidupnya, baru sekarang dia pergi kencan dengan wanita. Setelah sampai, Sian memarkirkan mobilnya dan mengajak Eunbi naik kereta gantung untuk sampai di puncak Namsan Tower.



"Bii..." panggil Sian ketika melihat Eunbi hanya terdiam di depan tangga menuju ke kereta gantung.

"Kenapa?" tanya Sian lagi.

"Kamu takut naik kereta gantung?" tanya Sian yang dijawab anggukan kepala Eunbi.

"Jangan takut, ada aku. Aku gak bakal lepas tangan kamu," ucap Sian sudah menggenggam tangan Eunbi.



Dengan pelan Eunbi berjalan ke tempat mereka naik kereta gantung dan tangannya masih digenggam oleh Sian. Saat mau naik ke kereta gantung, Sian merangkul Eunbi dan membantunya untuk naik.



Eunbi masih takut, bahkan dia menutup wajahnya saat ini. Dia punya trauma ketinggian di masa lalunya yang buat dia takut dengan ketinggian.

My TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang