¦¦Epilog

4.9K 448 132
                                    

-And you gonna be happy-

Seharusnya ia bisa bersabar sedikit lagi. Disini ada Jungkook dengan senyum lirih menatap indahnya pagi dari balkon kamar sang kakak.

Angin-angin pagi terus berhembus halus membuat surai legam Jungkook tak berhenti bergoyang. Setiap hari ia melakukan ini sebagai rutinitas, apalagi di akhir pekan.

Seperti hari Minggu, saat ini. Jungkook dapat berlama-lama meresapi rindunya akan kehadiran Seokjin.

Keadaan dunianya sekarang sudah tenang.

Semua kembali sebagai mana mestinya. Ibu dan ayah telah bersatu kembali untuk menaungi bahtera rumah tangga yang pernah roboh. Sayangnya, tidak ada kakak yang dapat melengkapi kebahagiaan Jungkook.

Berita kematian Seokjin begitu membekas dan menyakitkan. Hingga banyak orang yang tersadar dan mengenyahkan kebencian terhadap Seokjin. Termasuk dirinya.

Banyak yang menyesal dan merasa berdosa.

Tapi kehadiran Kim Seokjin tak dapat diputar ulang dan disuruh untuk menikmati dunia mereka yang sudah jauh lebih baik.

Omong-omong soal Kim Seokjin, Jungkook jadi teringat dengan sahabatnya yang sangat baik itu. Kim Namjoon sekarang berkuliah di Amerika berkat otak cerdasnya.

Dahulu Jungkook sempat merasa kerasan dengan Namjoon. Pantas saja kakaknya sangat menyayangi Namjoon. Untunya Paman Kim yang baik itu telah kembali dengan keluarganya yang dulu.

Kami jadi sangat akrab, kak.

Setiap hembusan napas yang Jungkook keluarkan pasti ada doa disana untuk Seokjin. Berharap kakaknya bahagia melihat kehidupan mereka saat ini. Sekarang Jungkook sudah kuat, tidak cengeng seperti dahulu yang akan menangis tanpa Seokjin.

Walaupun rasanya begitu sesak. Ia masih menginginkan kakaknya berada di sampingnya sepanjang hari.

Benar-benar sesak, andai saja Jungkook membaca buku harian Seokjin secara menyeluruh. Kakaknya tidak membenci Jungkook.

Kim Jungkook, keparat!

Sesak sekali mengingat bagaimana Namjoon siang itu datang dengan tubuh penuh darah dan raut wajah berang luar biasa. Mengetuk pintu brutal, tahu-tahu langsung memaki ayah dan ibu perihal Seokjin yang telah mati.

Waktu itu Jungkook melihat nyata Namjoon yang menangis kencang, bersuara lantang dan kasar di depan orang tua. Sangat murka, putus asa dan hancur.

Jungkook mendengar semua cerita Namjoon perihal Seokjin seraya terisak pilu. Dia menyalahkan seluruh anggota keluarga Seokjin. Tak peduli dengan wajah pucat Jungkook dan tubuh lemahnya saat itu.

Jungkook juga terluka mendengar perminta maafan dari kedua sahabatnya. Tak menyangka jika selama ini mereka menyakiti kakaknya. Tapi Jungkook harus mengambil pelajaran, ia memilih memaafkan. Agar tidak berlanjut—tidak seperti kisah Kim Seokjin.

Jangan lupakan Yoongi dan Hoseok yang frustasi keras, habis di tampar Namjoon dengan kata-kata pedas serta pukulan telak saat bertemu kembali di sebuah kafe.

Jungkook melihat semuanya.

Hanya kata maaf yang keluar. Sama seperti ibu dan ayah. Juga termasuk dirinya.

Semua kenyataan itu membuat pusing Jungkook pada awalnya. Membuat hatinya tercabik-cabik. Bahkan sempat mati. Terlalu mendadak. Jungkook kehilangan cahaya dan energi untuk hidup lagi.

Tetapi ia harus hidup, harus semangat, dan berjuang untuk terus bahagia. Demi membuat Seokjin tersenyum di atas sana. Ibu dan ayah juga memperbaiki kesalahan mereka lewat perhatian penuh terhadap Jungkook.

Mereka hanya memiliki satu anak saat ini. Anak yang selalu mereka banggakan.

Dan Jungkook tak akan menyia-nyiakan gelar dan usaha mereka.

Jungkook menghela napas, menatap seksama langit biru beserta kumpulan awan putih yang membuat jantung Jungkook seketika menghangat.

Awan itu membentuk kata happy!

Ia terkekeh pelan.

Aku selalu membuat diriku baik dengan cara senantiasa mengenang kebahagiaan kita dahulu. Kau kakak yang baik, dan kau tahu betapa besar rasa sayangku kepadamu. Hari itu sangat menyakitkan saat mengetahui kau membenciku.

Aku salah, kau sempat membenciku, karena memang aku buruk. Tapi adaikan aku membaca hinga akhir, kau masih menyayangiku ternyata.

Seandainya kau mau bersabar, dan tetap berjuang. Tetap bertahan, aku mau menggapaimu lagi.

Kehilanganmu membuatku ingin mati juga. Membuatku frustasi dan senantiasa disiksa dengan hantu depresi.

Kalau kau memilih berhenti saat hatimu sekarat. Aku tidak begitu, kak. Aku memilih tetap bertahan dan berjuang. Aku akan terus mencoba untuk bahagia.

Seokjin hyung, aku merindukanmu.

Liebe Mich | ᴋsᴊ | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang