Untuk kalian ini bukan epilog yha,Epilognya hadir setelah ini.Maaf kalau ngeselin.Autor emang sengaja bikin kalian kesel.....maapin autor men-temen
⊙⊙⊙⊙
Saat ini Fira masih berduka dirumah orang tuanya. Fira masih belum bisa meng ikhlaskan kepergian Abinya.sudah dihitung satu minggu setelah abinya pergi.
Fira masih sertia dikamar Abi dan Uminya. Ia setiap hari selalu berada disana, mungkin bisa mengobati sedikit rindunya.
Harun pun sudah membujuk istrinya setiap saat,tapi apa yang diperoleh nya, Fira tidak mau pergi dari sana.
"Istigfar Mi, Istigfar.Udah ya!?Ikhlas Mi, ikhlas!" Harun masih setia menemani istrinya
Nadira putri mereka sedang bersama Reva adik Harun. Untungnya Nadira tidak rewel bersama tantenya.
"Astagfirullah. Udah Mi, Ikhlaskan Abi pergi tenang disana!" Harun masih mencoba menyakinkan istrinya. Harun lalu menarik Fira kedalam pelukannya.
"Kenapa Abi bisa pergi secepat ini bi? Kenapa?" Fira masih meracau di pelukan suaminya
"Mi.. Ini adalah takdir yang Allah berikan. Ini udah kuasa Allah Mi. Allah pasti udah merencanakan semuanya dari awal."
Hoek.... Hoek.
Fira tiba-tiba merasa mual tapi dia menahannya. Harun yang mengetahuinya langsung membawa Fira Ke dalam kamar mandi di kamar orang tua Fira.
Fira hanya bisa menurut pada suaminya, Ia masih menumpahkan cairan dari mulutnya.
"Umi gak papa?" Harun Sangat khawatir keadaan istrinya.
Dilihatnya dengan sesama bahwa istrinya itu sangat pucat.
Tanpa basa-basi lagi Harun mengendong istrinya ala bridal style.
"Bang tolong Bang!" Pintanya pada Kakak iparnya untuk nembukakan pintu mobilnya.
"Kenapa bisa seperti ini?" Faiz pun membukakan pintu mobilnya.
"Panjang ceritanya. Kalau begitu kita langsung kerumah sakit saja bang. Assalamualaikum." Harun langsung memasuki mobilnya setelah pamit pada kakak iparnya.
Harun mengendarai mobilnya dengan perasaan was-was, dan juga dia harus tenang sebisa mungkin.
●●●●
Setelah selesai dari rumah sakit kondisi Fira semakin membaik, tidak terlalu pucat seperti tadi.
"Bagaimana kondisi Fira, Nak?" Tanya Isnaini, Umi Fira saat setelah Harun mengantarkan Fira untuk istirahat.
Harun, Faiz, Rifka dan Isnaini sedang ada diruang tamu rumah orang tua Fira
"Alhamdulillah kondisi Fira udah membaik kok umi, tapi Fira harus selalu jaga Kondisinya supaya Kandungannya lebih kuat." Jelas Harun
Mereka mencoba mencerna penjelasan Harun
"Bentar-bentar!! Maksudmu Fira hamil gitu?" Faiz masih kurang percaya apa yang ia dengar
Ya, setelah pulang dari rumah sakit. dokter yang menangani Fira mengabarkan bahwa Fira sedang hamil
" Iya Bang. Alhamdulillah saat ini kita akan kedatangan calon anggota baru dikeluarga ini." Harun tersenyum mengucapkannya
"MasyaAllah, Alhamdulillah." Isnaini tak berhenti mengucapkan syukur atas apa yang ia dengar.
"Kalau boleh tau usia kehamilan Fira memasuki ke usia berapa?" Tanya Rifka istri Faiz Pada Harun
"Usianya baru 6 minggu Mbak" Jawab Harun
"Masyaallah masih sangat muda sekali itu. Masih diusia sangat rentan. Kamu harus benar-benar menjaga kondisi Fira setelah ini!" Rifka memberi petuah pada Harun
"IngsyaAllah Mbak." Sekarang harun,harus mengajar pola makanan dan kondisi Fira.
•••
"Sedikit saja ya mi?!" mohon harun saat Fira gak mau melanjutkan makanna padahal baru 5 suap yang masuk ke mulutnya
"Gak mau bi! rasanya enek semua." Fira masih ngotot menolak
Tok.. Tok.. Tok
Pintu kamar Fira diketuk.
"Sebentar Abi buka dulu ya mi." Izin Harun pada Fira, istrinya.
Fira hanya mengangguk patuh. Kemudian Harun berjalan membukakan pintu kamar Fira.
"Apa Umi boleh masuk?" Tanya seorang yang mengetuk pintu kamar Fira ternyata Uminya Isnaini
"Boleh umi. Silahkan!" Harun bergeser sedikit untuk memberi jalan uminya
"Umiiii..." Panggil Fira pelan
"Ya Nak? Bagaimana kondisimu?" Isnaini mengelus pucuk kepala Fira sayang
"Lebih baik Umi." Fira hanya mengucapkan pelan
Isnaini langsung duduk disamping putrinya yang sedang berbaring.
"Umi..." lirih Fira
"Iya nak? Ada apa?"
"Kenapa Abi pergi secepat ini? Aku belum membahagiakan nya Umi." Fira mencurahkan nya pada isnaini
"Ini sudah kuasa Allah nak, IngsyaAllah kamu sudah membahagiakan Abimu. Umi yakin akan hal itu." Isnaini mengusap rambut surai Fira
"Fira sudah makan?" Tanya Isnaini pada Harun menantunya
"Sudah Umi tapi hanya sedikit, setelah itu Fira tidak mau makan lagi." Harun menjawabnya jujur.
"Kenapa seperti itu?" tanya Isnaini pada putrinya.
"Enek umi" Adu Fira
"Nak kamu gak boleh egois! Pikirkan juga anak didalam kandungan mu! Dia masih kecil dan harus butuh nutrisi yang sangat banyak, dan nutrisi itu berasal dari makanan yang kamu makan, kalau kamu gak makan siapa yang memberikannya nutrisi? Ayo sekarang makan! biar umi suapin." Isnaini mengambil makanan yang ada di nakas
Fira hanya menurut,Sedang akan Harun harus pamit untuk menjemput Nadira putrinya
****
Revisi 24 September 2020
Taypo komen.
Jangan lupa VOTMEN.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sahabat Sampai Surga [END]✔
General FictionGENDRE : CERITA RELIGI Lika-liku jalan terjal lurus kehidupan persahabatan dan juga lika liku kerasnya kehidupan dalam peratauan untuk kuliah. 4 orang perempuan tersebut berjuang bersama dalam ikatan persahabatan, mereka adalah... ...