"tau gak, lo bener-bener bikin gue kehilangan akal sehat"
-Vanya Elanoria-.
.
.Vanya gadis berusia dua puluh tahun itu sedang duduk di sofa ruang keluarga nya, dia menatap langit-langit rumahnya yang luas nan megah, tapi sayang hanya dirinya lah seorang penghuni rumah ini sedangkan orang tuanya?
Mereka selalu sibuk dengan urusannya sendiri.Ding....
Bunyi notifikasi ponselnya mengingatkan bahwa malam ini ada penayangan film horor kesukaan nya di bioskop.
"Wah.. parah gue lupa" dia langsung menuju garasi rumahnya tanpa memperdulikan penampilannya yang hanya menggunakan hot pants dengan hoodie kebesarannya dan tak lupa juga untuk memakai sepatu converse kesayangannya. Segera Vanya menaiki jonny si vespa lalu menacap gas menuju bioskop.
Setelah sampai di gedung biokop dia mengecek jam tayang, ternyata tersisa lima belas menit lagi sebelum penayangan film
"kayaknya beli minum dulu enak nih" Vanya berjalan menuju XXI Caffe untuk membeli minuman kesukaannya.Dengan langkah tergesa Vanya menuju ruang bioskop, tapi sialnya Vanya malah menabrak seseorang hingga minuman favoritnya itu terjatuh dengan sia-sia
"Lemon tea guee.....".Vanya menatap siapa gerangan yang sudah menjatuhkan chatimenya.
"Maaf gak sengaja"
"Gampang banget ngomong"
"......."
"Gantiin lemon tea gue yang lo jatuhin"
"Hah?"
"Gatau pokonya ganttin lemon tea gue!" Tanpa sadar Vanya meninggikan suaranya hingga pengunjung lain mengalihkan fokusnya pada mereka.
Tapi parahnya laki-laki itu diam tak peduli, sedangkan Vanya sudah seperti orang kesetanan.
"Lo tuli atau gimana si, gue suruh buat gantiin le------"
Dengan gerakan tiba-tiba laki-laki itu mengandeng tangan Vanya lalu diajaknya ke depan kasir
" saya pesan minuman yang tadi di pesan mbak ini" ucapnya lalu melepas genggamnya pada Vanya."Ini minumannya" laki-laki itu membuka topinya merasa kepanasan, dan benar saja keringat membasahi dahinya. Menyodorkan minuman persis seperti yang Vanya tadi pesan.
Vanya tidak bergeming sedikitpun, dia mematung menatap laki-laki di depannya ini "gila ganteng banget" gumamnya.
Karna merasa tidak ada respon dari si perempuan laki-laki itu mengambil tangan Vanya lalu memberikan minumannya "ini"
Vanya masih mematung lalu terkejut dengan rasa dingin yang ada di tangannya, "lah cowok itu mana?" Ucap Vanya yang sudah tidak melihat keberadan laki-laki tadi "yah padahal gue belum tau namanya huuu"
"Astaga film gue" vanya berlari sekencang mungkin sebelum terlambat.
Saat pemutaran film Vanya sangat berkonsentrasi tinggi karna ingin mencari teori yang tersembunyi di dalam film itu, lalu kedatangan seseorang yang menutupinya membuat konsentrasinya pun menjadi buyar "mas anda nutupin saya nonton lo" bisiknya geram.
"Maaf ini saya lagi cari tempat duduk"
"Yodah cepet dikit mas"
Vanya kembali berkonsentrasi setelah orang itu hilang dari pandanganya.
Karna merasa ada yang menjanggal Vanya pun melepas sepatunya "Kalo kaki gua bersila enak ni kayaknya" yah emang kebiasaannya dalam kondisi dan situasi apapun bersila adalah kenyamanan terbaik untuknya.
____________
Seluruh penonton berhamburan keluar dari ruangan setelah film selesai, Vanya dengan tergesa-gesa menggunakan sepatu karna hari sudah semakin larut, setelah selesai dengan urusan sepatunya Vanya pun keluar dari ruangan, tapi seperti ada yang aneh di kakinya, Vanya berhenti untuk memastikan semuanya baik-baik saja, dia terdiam setelah melihat kejanggalan itu
"Gilllaa gue ngambil sepatu siapa?!!" gumamnya tercengang.Vanya duduk di sebuah kursi di dekan pintu masuk bioskop dengan wajah memelas, celingak celinguk memprihatinkan "kayaknya ini sepatu cowok deh, besar banget ukurannya"
Sepatu berwarna putih yang sama seperti miliknya hanya saja ukurannya yang berbeda "mbak" panggilan seseorang yang sepertinya mengarah pada Vanya membuyarkan lamunannya.
"Iya" terlihat seorang laki-laki yang tidak menggunakan alas kaki apapun dia nyeker! sambil menenteng sepatu putih di tangan kirinya
"dia kan yang tadi nabrak gue""Ekhem"
Vanya mendongakan kepalanya memandang lelaki didepannya ini.
"Itu sepatu gue" katanya sambil menunjuk sepatu yang Vanya pakai.
"Lo cowok yang tadi itu kan?"
"Ini sepatu lo"
Wah dia tidak memperdulikan ucapan Vanya
"Inget sama gue gak?"
" balikin sepatu gue"
"Enggk!!, Kasi tau dulu nama lo siapa"
Upss, apa yang sudah merasuki diri Vanya hingga dia seberani itu untuk menanyakan nama orang yang baru saja dilihatnya.
"....."
"Kasi tau dulu nama lo siapa"
Vanya sudah kehilangan urat malunya, dia ngotot bertanya siapa gerangan nama laki-laki yang sejak tadi menarik perhatiannya.
"Deva"
"Oke nama gue Vanya" ucap vanya yang langsung mengambil tangan laki-laki bernama deva itu.
"Salam kenal ya" vanya menguncang-guncankan tangan yang dia ajak salaman dengan sangat antusias.
Deva melepas tangannya dari genggaman Vanya
"balikin sepatu gue""Oh ini" vanya melepaa sepatu itu lalu memberikannya pada Deva "wah sefrekuensi nih, besok nobar yuu"
Deva diam tak bergeming sedikitpun.
"Ihh dikacangin itu ga enak tau"
Dan memang kenyataanya Vanya diacangin Deva.
Setelah Deva memakai sepatunya kembali dan vanya masih sibuk dengan sepatunya, Deva berdiri dari bangku yang ada di sebelah Vanya, tanpa babibu lagi Deva begitu saja pergi.
Vanya mengejar Deva yang sudah jauh didepan dan berhasil mencegatnya
"hoshhh hoshh... Tunggu dulu"Deva menaikan sebelah alisnya
"apaan lagi" batinnya berteriak.Vanya diam beberapa detik, dia meyakinkan dirinya dan mulai mengeluarkan suara lantangnya....
"Minta no Wa lo Deva!!"
****

KAMU SEDANG MEMBACA
Flow (Revisi)
أدب المراهقين17++⚠️⚠️ "kalau lo pergi gue kejar, kalau lo balik boleh gue peluk gak?" "Ga waras lo!!" #penulisamatir🙏 Klo ada typo atau tanda baca yang salah tolong maafin yaa))