08. Ronde

3.5K 23 6
                                    

"Banyak cara untuk mengerjakan soal matematik, banyak cara juga untuk mendapat tebengan dari sang pujaan hati"
-Vanya Elanoria-
.
.
.
.

Vanya yang sejak tadi mencari Deva akhirnya ketemu juga "duh pujaan hatiku kenapa ganteng gini sih" Vanya menghampiri Deva dengan langkah bahagianya karna sudah tidak sabar dengan rencananya.

"Deva,, sendiri aja?"

Deva melirik Vanya sekilas lalu kembali pada kesibukannya yang sedang memainkan ponselnya.

"Deva aku mau minta tolong dong"

"Gue sibuk" bohong Deva.

"Yahh, padahal aku berharap banget kamu mau nolongin aku"

"Maaf"

Deva beranjak  pergi dari hadapan Vanya " yah Deva kamu mau kemana?" Vanya tidak tinggal diam dia mengejar Deva dan berhasil mencegatnya "Hosshh Dev~~~a"

Brukk~~~

Vanya pingsan!! 

Syukur Deva sangat sigap menangkap tubuh mungil perempuan itu sebelum bertubrukan dengan tanah.

"Vanya!!"
Deva menggoyang-goyangkan tubuh Vanya tapi sama sekali tidak ada respon, jalan satu-satunya adalah membawa Vanya ke klinik.

"Klinik pasti tutup jam segini" ucapnya.

Deva segera mengambil ponselnya lalu menelfon Edgar.

Deva : "Lo dimana?"

Edgar : "gue di parkiran, mau balik"

Deva : "gue pinjem mobil lo"

Edgar : "tumbenan lo"

Deva segera mematikan ponselnya lalu menggedong Vanya di punggungnya.

Mungkin hanya tuhan yang tahu saat ini Vanya sedang tersenyum bahagia "yeay berhasil" ucapnya dalam hati.

Jadi rencana yang Vanya buat itu, ya gitu dia pura-pura pingsan supaya Deva mau mengantarkannya pulang, doakan semoga berhasil ya teman-teman 😂.

Mereka sudah sampai di parkiran yang langsung disambut teriakan histeris khas Edgar.

"Woy itu anak lo apain sampe pingsan gitu"

Teriak Edgar begitu Deva sudah sampai diparkiran dan tak lupa dengan seorang perempuan yang di dipunggungnya itu.

"Mana kunci lo" ucanya tanpa basa basi lagi.

"Nih"
"Kebiasaan lo Nyet orang nanya bukan di jawab malah lo kacangin" sarkas Edgar yang sama sekali tidak diperdulikan  Deva.
"Lo mau bawa ni anak kemana?"

"Ya gue anter ke rumahnya!"

"Geblek!!"
"Lo tau rumhnya dia?"

Deva menggelengkan kepalanya.

"Sudah gue duga"
"Ambil balsem di dashboard gue, kita cobak dulu buat ni cewek sadar baru anter dia pulang"

Sayup-sayup Vanya bisa mendengar suara seseorang yang mengtakan balsem.

"Balsem?"
"Aku benci balsem" grutunya dalam hati.

Karna dirinya yang tak mau mendapatkan polesan balsem pada tubuhnya, Vanya dengan segera sadar dari pura-pura pingsannya, tapi tentu saja dia bangun dengan sangat natural pastinya.

"Emmhhh" Vanya mulai membuka matanya secara perlahan.

Deva yang akan memoleskan balsem mengurungkan niatnya setelah melihat Vanya telah sadar.

"Wih hebat banget ni cewek, tanpa bantuan apapun dia sadar sendiri" ucap Edgar.

"Aaaku dimana?" kalimat pertama yang Vanya ucapkan setelah aktingnya yang bisa dibilng berhasil.

Baru saja Deva ingin menjawab tapi Edgar lebih dulu menyemprot "Neng abis diajak berapa ronde sama ni monyet?"

"Ronde?" Tanya Vanya membeo.

Deva yang mendengar dengan tidak ada rasa tega lagi menempeleng kepala Edgar hingga terhuyung kebelakang.

"Deva gue ngambek ni" ucap Edgar dengan gaya alay.

Deva memberikan tatapan hypernya.

"Awas aja lo minta vidionya Mbak Mia Kalipa, gak bakal gue kasi,, gue balik"
"Anterin tu anak pulang nyet!! baiii!!"

Deva hanya bisa menghela nafasnya setelah Edgar pergi dari parkiran, lalu atensinya kembali ke perempuan yang berada di sampingnya itu.

"Deva aku kenapa?"

"Tadi lo pingsan, rumah lo dimana gue anter lo pulang"

"Beneran kamu nganterin aku pulang Deva?"

Deva menganggukan kepalanya.

Senyum mereka Vanya tidak terelakan lagi, dia sangat bahagia sore ini.

Setelah Vanya memberika alamat rumahnya, Deva langsung menancapkan gasnya.

Hening dalam beberapa menit membuat Vanya memkirkan perkataan Edgar tadi, "siapa ya Mia Kalipa?, Apa artis hollywod favoritnya Deva?" Ucapnya dalam hati.

"Deva, Mia kalipa itu artis favorit kamu ya?" tanya Vanya yang sangat penasaran dengan sosok tersebut, setaunya tidak ada nama Mia Kalipa dia deretan artis Hollywood, Deva yang mendengar langsung tersedak mendengar pertanyaan polos dari perempuan yang ada disampingnya ini.

"Gue ga tau"

"Tapi tadi Edgar bilang kamu suka nontonin dia, dia artis Hollywod?, Tapi aku gak pernah denger namanya deh".

"Gak usah dipikirin"

"Deva, kamu ga usah khawatir, nanti aku yang bagi kamu filmnya Mia Kalipa kalo Edgar ga ngasik ke kamu"

Ucapan polosnya Vanya tadi mampu membuat Deva membeo sekaligus tertawa renyah "hahaha... apa-apaan ini"

.........

Flow (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang