"sialan TOD"
-Deva Da Lopez-
.
..
.
.
.Pagi ini, Vanya terbangun dengan sedikit rasa pusing, pengar?.....
"Wahhh aku pengen mimpi lagi ah"Mungkin hanya kata itu yang akan terus Vanya ulang...
"Yaampun, dicium di mimpi aja segini banget efeknya" ucapnya sambil menangkup wajahnya, malu.
Berjalan menuju WC Vanya menghentikan langkahnya ketika secara tidak sengaja melihat kalender, terdapat bulatan serta stiker balon pada salah satu angka disitu.
"Emm berarti lagi dua hari..."
____________
"Eh ada nyonya"
Vanya membalikkan badannya ketika seseorang berucap 'NYONYA' tepat dibelakangnya.
Sudah dipastikan orang itu adalah Edgar dan Brayn mereka berdua cekikikan tapi tidak dengan Deva yang menatap, ehh ini bisa dibilang menatap tapi, mengintimidasi.
"Nyonya udah makan belom?"
"......"
Mengerti akan kebingungan Vanya, Edgar pun membuka suara "ihh masak lo gak ing-------"sialan, dengan cepat Deva membekap mulut Edgar lalu menyeret Edgar pergi dari sana.
Vanya hanya bisa tertawa melihat tingakah mereka, lalu menatap penuh bertanya pada Brayn "ada apa sih" tanyanya.
"Nanti aja pasti lo inget kok" ucap Brayn penuh dengan aura cool lalu pergi "kalo masi bingung langsung tanya ke Deva aja" teriaknya yang sudah jauh di sana.
"Apaan sihh.." batinnya.
____________
Pucuk dicinta ulampun tiba..... Vanya yang sejak tadi mencari Deva untuk meminta penjelasan atas kebingungannya sejak tadi pagi akhirnya berhasil ketemu.
"Deva"
Merasa terpanggil, Deva melihat kearah orang yang memanggilnya itu, tapi.... "Arghh, gue belum sanggup" batinnya lalu pura-pura tidak melihat, Vanya.
Merasa tak dihiraukan Vanya dengan berani mengahmpiri Deva yang saat itu sedang bermain basket dengan teman-temannya.
"Deva" ucapnya menarik baju Deva."Gue lagi main" Deva melepas pegangan Vanya pada bajunya..
"Tapi" lagi-lagi Vanya menarik baju Deva dan lagi-lagi juga Deva melepaskan.
"Awas!!!!"
Biasanya..... di cerita romance si cewek akan terkena bola basket lalu si cowo akan melindunginya dengan memeluk si wanita dan benar saja itu terjadi.
Tapi.....
"Kak Bian"
Febian berhasil membawa Vanya kepelukannya agar tidak kena bogeman bola basket yang nyasar, karna sejak tadi dirinya sudah mengawasi pergerakan Vanya.
Bisa dipastikan saat ini ada seseorang yang kembali merasakan sesak pada dirinya.
"Ngapain diem tengah lapangan gini, udah tau ada orang main basket"
"Itu... Gg...ggu---"
Febaianmenarik Vanya keluar dari lapangan.
"Ikut gue"
Dengan tidak tau dirinya Deva merebut Vanya dari genggaman Febian, lalu membawa Vanya pergi dari tempat itu.
Febian hanya bisa menghirup udara segar tetapi begitu menyesakkan baginya "sabar"...
_____________
Deva melepas genggamannya pada tangan Vanya lalu menatap penuh intimidasi ke Vanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Flow (Revisi)
Teen Fiction17++⚠️⚠️ "kalau lo pergi gue kejar, kalau lo balik boleh gue peluk gak?" "Ga waras lo!!" #penulisamatir🙏 Klo ada typo atau tanda baca yang salah tolong maafin yaa))