20. Nonton

638 16 0
                                    

"Bingung dengan diri sendiri hal yang wajar kan?"
-Deva Da Lopez-
.
.
.
.

Akhirnya pergulatan diantara mereka bertiga usai sudah.....

"Btw anterin gue yaaaa" ajak Edgar sambil merapikan rambutnya yang tadi di jambak oleh Brayn atau Deva dia tak tahu.

"Gak"

"Ayolah bwangg"

"Brayn tuh ajak"

"Dia kagak mau, katanya entar takut jadi obat nyamuk" ucap Edgar yang dibalas anggukan oleh Bryan.

"Ya sama"

"Yaudah kalo gitu kalian berdua aja, ayokkkkkkkk" rengek Edgar sambil menyentak nyentakan kakinya seperti anak kecil.

"Anjay Dev udahlah temenin aja, lagian gue juga gabut di rumah doang" putus Brayn.

"Ihh sayang abwang Braien, abwang Epah gimana? Yakin gak ikut? Mau di rumah aja sama papah tercintah?" Cecar Edgar dengan nada dibuat buat.

"Y"

_____________

Tin tin...
Suara klakson mobil di depan kediaman Vanya membuatnya berlari terbirit-birit keluar.

"Maaf gue lama tadi mandinya kak"

"Heran gue sama lo, kenapa selalu cantik gini sih" ucap Febian  lalu melihat jepit rambut yang dia berikan tadi sore saat ini masih dipakai oleh Vanya tidak hanya itu, bau khas bayi kini menguar di dalam mobilnya setelah Vanya masuk ke dalam "wangi kesukaan gue"

"Hahahahaa kakak bisa aja"

Tidak ingin membuat keadaan menjadi akward,. Febian ikut tertawa renyah bersama Vanya lalu mulai menancap gasnya ke tempat tujuan mereka.

"Kak nanti mau beli apa aja?" Tanya Vanya diselah tawa renyah mereka yang tiada hentinya.

"Biasalah barang-barang buat pemotretan"
"Btw makasi lo udah mau ikut, jadi nanti lebih gampang milihnya kan modelnya ada disini heheheee"

"Apaan dah kak hahahaaa"
"Mumpung lagi senggang juga, sekalian cari angin hehee"

"Iyadehh"

______________

Sampailah mereka bertiga di rumah bernuansa klasik vintage milik orang tua Jessy.

"Sebentar ya mas, mbak Jessynya masih di kamar. Mas masnya mau dibuatin minum apa ?" Tanya bi Ana, pembantu di rumah Jessie.

"Gak usah deh bik, kita mau keluar kok"

"Ashiap, bentar yaa" ucap bi Ana meniru gaya khas Atta Halilintar sang youtuber populer.

"Gila sih ini, rumahnya gede banget anjir, rumah lo juga kalah Dev" ucap Bryan yang masih terkagum pada kesan klasik pada rumah ini.

"Gak usah kampungan deh lo Bra" sahut Edgar sambil menyenggol siku Brayn.

'gimana kalo kalian tau rumah Vanya?, Mehong lo berdua' batin Deva lalu menampilkan smirk nya. Namun sedetik kemudian dia menggelengkan kepalanya mengusir pikirannya akan gadis itu.

"Loh kalian ngapain???" Jessy menuruni anak tangga dengan muka heran.

"Loh kamu gimana sih baby.. tadi kan aku udah bilang kita mau nonton" ucap Edgar.

"Baby baby  muke lu tai"
"Kirain lo cuma bercanda tadi" sambung Jessy.

"Ya gak dong"

"Emmm... Ya udah deh gue juga gak lagi ngapa ngapain" putus Jessy setelah menimbang nimbang dan tentunya setelah melihat lelaki 'itu'.

____________

"E guys lo pada jangan deket gue nanti duduknya ok" bising Edgar merangkul kedua sahabstnya itu.

"Jibang!!" Sahut Brayn dan Deva berbarengan lalu menoyor kepala Edgar.

"Lama juga gak nonton rame rame ya" kata Brayn.

"Iya nih, terakhir nonton sama Vanya, itupun udah 2 bulan lalu" timpal Jessy.

"Kalo gitu sering sering aja kesini bareng kita" sahut Edgar.

"Wah seriusan nih boleh?"

"Iya dongg"

"Eh Vanya"

Deva mengalihkan atensinya dari ponsel  ke orang yang kini berada tepat di hadapannya terlihat Vanya yang memeluk buket bunga yang lumayan cukup besar dan jangan lupa dengan orang yang ada di sampingnya. "Arjun"

**********

Flow (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang