"tau gak rasanya Lemon pas diusapin ke luka?, perihh"
-Vanya Elanoria-
.
.
..
Sejak tadi Deva merasa ada sesuatu yang janggal pada dirinya seperti ada rasa panas yang terus menjalar di sekujur tubuhnya, lebih tepatnya pada dada "sialan".Sampai-sampai makanan yang dipesannya kini sudah ludas habis dimakan oleh dua curut yang selalu bersamanya.
"Woy!!" Bengong bae lo" ucap Brayn tiba-tiba ditengah keheningan antara mereka bertiga.
"Uhukkkk anjai gue kaget bego" kaget Edgar yang saat itu sedang menyedot minumannya.
"Bodo"
"Bangsat!!!" Teriak Deva secara tiba-tiba membuat seisi kantin terdiam.
"Goblok!!" Brayn menempeleng kepala Deva lalu menyeretnya pergi dari situ
"Lo knpa woy!!""Gue mau pulang"
___________
Vanya baru saja menyelesaikan kelasnya dan kebetulan jam kosong anak fakultasnya berbarengan dengan anak Fakultas Arsitektur.
Dilihatnya Manda yang langsung menghampiri Deva lalu mereka jalan berdampingan ke parkiran. Bukannya ingin menguntit, tapi Vanya sangat ingin membicarakan sesuatu dengan Deva.
Setelah mereka sampai diparkiran Vanya langsung menghampiri Deva.
"Deva"
Deva berbalik lalu menatap datar Vanya.
"Gue mau bicara empat mata sama lo"
"Ngomong aja"
"Iya ngomong aja kali Van" timpal Manda
"Ini urusan kita berdua!!!!" Vanya langsung menarik tangan Deva tapi langsung juga dicegat oleh Manda.
"Lepas!!!" Sarkas Vanya, jujur ini pertama kalinya Vanya bersikap tidak sopan kepada seseorang.
Manda akhirnya melepaskan cegatannya pada tangan Deva.
Deva menghempas tangan Vanya dengan kasar "apa!!'
"Kenapa lo ramah sama Manda sedangkan sama gue lo selalu cuek"
"Kenapaa!!!!!"Deva diam.
"Kenapa lo jahat sama gue sih Deva hikss hikss"
"Padahal lo tau kan gue suks sama lo, Kenapa harus sejahat ini hikss hikss""Apa yang lo suka dari gue, uang atau tampang gue?"
Vanya terdiam, dia bingung harus menjawab apa.
"Gue gatau, intinya gue suka sama lo"
"BERENTI SUKA SAMA GUE!!!"
"Kenapa, apa lo ga suka sama gue?"
"Iya, Gua ga suka sama lo" lirih Deva lalu pergi meninggalakn Vanya yang sudah tersungkur dengan tangisnya yang sesenggukan.
___________
Semakin hari kedekatan Febian dan Vanya semakin tampak, pemandangan itu semakin membuat Deva merasa tersulut emosi hingga suatu hari di lapangan basket......
Entah dorongan darimana, Vanya memilik keberanian walau selalu diacuhkan oleh Deva.
Seperti saat ini dirinya sedang duduk di salah satu bangku penonton sambil membawa sebotol jus lemon buatannya, dia sangat antusias ketika menonton Deva bermain basket.
Ketika para pemain berhamburan keluar lapangan untuk beristirahat Vanya langsung menghampiri Deva lalu memberika jus jeruknya itu.
"Gue bawain jus lemon, pasti lo haus"
Deva pergi begitu saja tanpa memperdulikan Vanya.
"Deva tunggu"
"Ini di minum nanti lo malah dehidrasi lagi" Vanya mengambil tangan Deva lalu memberikan botol minumnya kepada Deva."Deva...."
"Deva kenapa akhir-akhir ini lo semakin acuhin gue?""Kenapa akhir-akhir ini lo semakin sering ganggu gue" tanya Deva balik.
"Jawab gue dulu Deva"
"Karna gue benci cewek yang suka ngejar-ngejar cowok, ganjen enek gue"
"Apa dimata lo gue kayak gitu"
"Tanpa lo nanya ke gue pun, lo tau diri lo sesampah apa"
"Gue keterlaluan ga si?" batin Deva.Tanpa disangkanya Deva akan berkata sekasar itu dengannya hingga membuat Vanya menitihkan air mata.
"Kenapa lo ngomong kaya gitu Deva"
Deva terdiam....
"Lo itu cowo apa jablay?"
Suara seseorang memecahkan keheningan mereka."Kak Febian"
"Bukan urusan lo!" Sarkas Deva.
"Gak seharusnya lo ngomong gitu ke perempuan yang sebegitu sukanya sama lo" ya,. Febian tau tentang Vanya yang sangat menyukai Deva.
Deva tidak menggubris ucapan Febian lalu melempar botol minum yang Vanya berikan kepadanya "Jangan pernah nampakin diri lo dihadapn gue" Deva pergi dari tempat itu dengan perasaannya yang campur aduk.
"Hiksss hikss gue harus gimana lagi biar lo suka sama gue Deva" Vanya berteriak frustasi.
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
Flow (Revisi)
Teen Fiction17++⚠️⚠️ "kalau lo pergi gue kejar, kalau lo balik boleh gue peluk gak?" "Ga waras lo!!" #penulisamatir🙏 Klo ada typo atau tanda baca yang salah tolong maafin yaa))