21. Dia

538 15 0
                                    

"Puisi lo bagus, gue suka"
-Jessy Fredrika-
.
.
.
.

"Vanya?"

"Loh Jess.. ? " ucap Vanya yang masih belum menyadari keberadaan Deva yang berada di belakang.

"Lo kesini sama siapa?, Isi bawa buket segala lagi"  balas Jessy melirik buket yang dibawanya.

"Aku nganterin kak Bian"
" kok cuma ada Edgar sama Bryan aja si, Deva mana?"  Vanya yang masih belum menyadari kehadiran pujaan hatinya itu.

Deva berjalan kedepan, dan detik itu juga Vanya berteriak histeris "aaa ternyata ada Deva jugaaa" ucapnya lalu berlari kearah Deva berniat untuk memeluknya tapi lebih dulu Deva menahan kepala Vanya dengan tangannya.

"Jangan lebay" tukas Deva lalu melepas tangganya pada kepala Vanya.

"Lo ngapain kesini? Sama Jessy ya?, Kenapa ga ngajak aku si, udah makan belom?" Hujan pertanyaan yang dilayangkan hingga membuat kepada Deva pening.

"Haduhhhh sudah-sudah gue pusing dengernya" bukannya Deva, ini malah Edgar yang menyahut.
"Btw lo ikut ga, kita mau nonton ni"

"Film apa"

"Yang pasti bukan filmnya mbak Mia"

"Congor woy!!" sahut Brayn lalu menyentil bibir Edgar.
"Nonton Middsommar, lo ikut?"

"Emm.... kak  mau ikut gak!"

"Lo mau nonton?"

Vanya menganggukan kepalanya antusias. Melihat itu Febian pun mengiyakan ajakan Vanya.

Di depan gedung bioskop mereka malah merembug dan tidak masuk, "goblok lo ngajak kita nonton tapi nyuruh beli tiket sendiri-sendiri, monyet lo" tukas Brayn menoyor kepala Edgar.

"Ya maa, bulanan gue belum cair" ucap Edgar dengan wajah polosnya yang langsung Membangkitkan keinginan Brayn untuk menendang muka biadab milik Edgar,. Tapi lebih dulu di tahan oleh Febian.

"Gue aja yang traktir kalian" potong Febian  di tengah-tengah perdebatan antara Brayn dan Edgar.

Mendengar itu, entah dorongan dari mana membuat Deva mengatakan kalimat yang sangat jarang bahkan tidak pernah keluar dari mulutnya "ga usah, gue aja yang traktir"

"What!!!"
"Gue ga mimpi kan,. Lo kesambet apa hah!!!" Ucap Edgar dan Brayn tak percaya dengan kalimat yang baru saja Deva layangkan.

"Tunggu disini,." Deva langsung pergi menuju ke tempat pembelian tiket tapi ditahan oleh Vanya "gue ikut ya..." Ucapnya dengan pupy eyes hingga membuat Deva tersipu.

Tidak ingin memperlihatkan wajah tersipunya, Deva memilih mengalihkan pandangannya dari Vanya "iya".

Mereka pun berjalan beriringan menuju tempat tiket, "Deva nanti anterin gue beli Chatime ya"

"Hemmm"
"Lo ada apa sama tu senior?"

"Maksud lo kak Bian?"

"Kak Bian helehhh" batin Deva.
"Iya"

"Oh kak Bian minta tolong ke gue nganterin beli peralatan buat pemotretan besok"

Flow (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang