"kenapa pas liat lo gue kaya abis lomba lari, engap."
-Deva Da Lopez-
.
.
.
.Drtt....
Drrtt...
Drtt..
Drtt...
Vanya terbangun dari tidurnya setelah merasakan ponselnya bergetar. Ia membuka matanya perlahan, lalu melihat spam chat dari Jessy.Jessy : Vanyaaaa
Jessy : Vannnnnnnnnnnn
Jessye : anjir yakin deh lo masih tidur
Jessy : banguun babii, molor terus
Jessy : woy anterin gue mall
Jessy :keboo, ga mau tau abis ini gue jemput
Jessy : jam 10 udah siap titik.Vanya membaca chat Jessy tanpa berminat untuk membalasnya, ia sangat mengantuk karena kejadian kemarin saat dia memeluk Deva hampir memebuatnya gila, bersyukur kemarin dirinya bisa tidur setelah lewat jam 2 pagi.
Vanya langsung bangun dari kasurnya setelah melihat jam menunjukan pukul 09:35 yang artinya Jessie akan datang dalam dua puluh lima menit lagi.
Setelah selesai mematut dirinya di depan kaca suara lantang seseorang yang sudah pasti itu Jessie mengangetkan dirinya.
"Panyaaaahhhh"
Terdengar dari luar rumah Jessy memanggilnya, buru-buru Vanya turun kebawah untuk menghampiri tamunya itu.
"Jess rumahku ada bel nya kali, ngapain manggil-manggil segala si" ucap Vanya setelah membuka pintu.
"cieehh udah rapii banget"
"Lagi ngetes suara sapa tau lolos audisi The Voice" cecar Jessy sambil menoel pipi gadis itu."Hadehh, iyain aja"
"Mau beli apa si sepagi ini ke mall""Adadehh, nanti gue traktir lo boba deh"
"Iya iya"
Mereka langsung cabut ke mall yang dituju menggunakan BMW kuning kesayangan Jessy.
"Jess, tau gak?" ujar Vanya yang sedari tadi malas.
"apa?"
"kemaein aku meluk Devaa!!!!! kyaaa Devaaa, jadi ga sabar ngampus" pekik Vanya salah tingkah.
"yaelah Van baru juga peluk udah gilanya segini apalagi nanti di cipok mati kayanye lo wkwkwk"
Vanya tidak membalas cercaan Jessie, ia asik berkutat dengan kehalusinasian nya saja.
******
"bang Devaaaa"
"abang bangun dongggg" pekik Kania, adik Deva.
"bang, lo janji kemarin mau nganterin gue beli buku"
"bangun bang!!!" Kania kesal sedari tadi ia membangunkan kakaknya tapi sama sekali tak membuahkan hasil.Merasa kesal dengan sikap kakaknya, Kania mengambil gayung yang sudah penuh dengan air, tapi belum sempat menyiramkan air itu Deva lebih dulu membuka matanya.
"Ehmmhh mau beli buku apa?"
"Novel"
"Ga mau gua"
"Ihhhhhhh nyebelin"
Byurrrrrrr.....
Kania sudah tidak bisa menahan kesalnya lagi, di menumpahkan air itu ketubuh Deva yabg masih bergelut dengan gulingnya.
Deva terkejut "Kania bangsad lo" tak terasa ucapan kasar Deva keluar begitu saja.
"Ma abang ngomong kasar ke Nia" teriak Kania.
"Ma....emphh"
Deva membekap mulut adiknya itu."Diem" Bukannya gimana dia hanya takut jika sang mama malah menghukumnya jika ketahuan berucap kasar.
"Ga mau"
"Gua anter deh"
"Ok, gue siap-siap dulu bang"
"Udah sono pergi!!"
"Ih judes, pantes gak ada yang mau sama lo bang" ucap Kania sebelum meninggalkan kamar sang kakak.
Deva mengacak rambutnya kasar lalu bangun mengambil selimut dan guling kesanyangannya yang basah untuk dijemurnya.
"Punya adek udah kaya ular aja"
"Berbahaya" ucapnya lalu masuk je kamar mandi***
Deva dan Kania sampai di mall tempat Kania membeli buku."persaan di deket rumah kita ada cabang gramed kenapa jauh-jauh kesisni"
"Suka suka gue dong" ada maksud tersembunyi sebenarnya kenapa Kania mengajak kakaknya membeli buku di mall, supaya dia bisa membuat insta story khas anak jaman now yang suka mamerin kedekatan adik dengan kakaknya.
"btw bang, kak Bryan kok ga pernah main kerumah lagi sih?" tanya Kania yang sedari menggandol pada Deva.
"kemaren dia ke rumah" jawab Deva yang masih setia menatap layar ponselnya.
"sumpah demi apa? Kok gue ga liat sih" pekik Kania hingga menarik perhatian pelanggan lain yang sedang berbelanja di mall itu.
"Biasa aja kali" ujar Deva sambil membungkam mulut adiknya itu dengan tangannya.
"jahadd banget lo bang T_T"
"kenapa? Lo suka Bryan?"
Ucapan Deva berhasil memebuat pipi Kania memanas "ihh enggk dong, yakali suka sama kak Bryan hahaha"
"jangan suka sama dia, pakboi sejati tu anak" Deva mencubit pipi adiknya gemas.
"Sapa juga yang suka sama kak Bryan ih"
Tanpa Deva sadari, ternyata ada seorang gadis yang sedang menatapnya dari kejauhan. Pipi wanita itu memerah bak terbakar api yang panas ia langsung menghampiri Deva.
Kania yang sejak tadi melihat seorang perempuan yang tengah melihat ke arah kakaknya dengan tatapan marah "bang itu siapa si"
Vanya berjalan ketempat dimana Deva berada.
"Siapa?"
Deva berbalik melihat kebelakang."Deva"
"Lo?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Flow (Revisi)
Fiksi Remaja17++⚠️⚠️ "kalau lo pergi gue kejar, kalau lo balik boleh gue peluk gak?" "Ga waras lo!!" #penulisamatir🙏 Klo ada typo atau tanda baca yang salah tolong maafin yaa))