25. Shy

656 21 0
                                    

"keren ga guee?"
-Deva Da Lopez-
.
.
.
.
.

Bisa dibilang malam ini adalah Reunian bagi mereka setelah hampir lima tahun salah satu anggotanya menempuh pendidikan di London.

"Eh btw Manda sama Deva mana" ucap Edgar membuka suara, pasalnya saat ini dirinya bagaikan batu yang sama sekali tidak diperdulikan oleh dua sejoli di depannya ini.... Siapa lagi kalau bukan Brayn dan Tasya.

"hai guysss" sapa wanita yang baru memasuki cafe.

"Loh? Manda?"

"Kyaaa.. ternyata bener ya kak Tasya ke Indo" tukas Manda.

"Hmm iya nih"
"Wah berasa reunian ni kita hehe" balas Tasya sambil menyeruput americano miliknya.

"Deva belum dateng ya?" Tanya Manda.

"Blom sih,  palingan juga baru jalan tu monyet" jawab Edgar.

"Ini dia chat gue bilang otw" ucap Bryan.
.
.
_klingg_

Lonceng pintu cafe berbunyi, menandakan pintu terbuka.

"Haii Devv"

Deva melambaikan tangannya sembari melangkah duduk di samping Manda.

_______________

Jessy: Vannnn..
Jessy : Vanyaaa..
Jessy: Van please gue butuh lo..

Vanya : ehh.. kenapa Jess, gak biasanya.. sorry gue  baru buka chat.

Jessy: gue otw ke cafe biasa ya.. gue mau curhattt😭

Vanya : okay Jess, gue jalan sekarang.

"Vanyaaaa" teriak Jessie dari depan pintu yang mampu menarik perhatian pengunjung lain.

"Sstt.., lo ngapain sih Jess.. jangan teriak teriak ah" ucap Vanya sambil menutup mulut Jessie.
"Udah duduk dulu sini"

Jessy menceritakan semua unek uneknya,
"Hikss hikss... kok gue ngenes gini yahh, baru tau rasanya jatuh cinta dan langsung ngerasa sesakit ini" tangis Jessy pecah saat itu juga ia sudah tak bisa membendung air matanya lagi.

Dengan sigap Vanya memeluk Jessy dan mengusap punggungnya untuk menenangkannya.

"Brayn ya?" Tanya Vanya tiba-tiba.

"Haa? A-apaan sih lo Van.. gue lagi sedih juga.. jangan asal nebak gitu deh" elak Jessy yang wajahnya telah memerah.

"Hahaha, gue udah temenan sama lo dari masih jaman orok loh Jess.. masak gue  gak tau kalok lo lagi suka ke orang" Vanya tertawa renyah.

Edgar yang tidak sengaja melihat orang yang familiar saat mengedarkan pandangnnya pun langsung bahagia bukan main.
"Tar tar tar.. kayak kenal.. itu mbeb gue kannn???"
"Jessyyyyyy" teriak Edgar dari atas.

"Ni anak, diem njir" celetuk Brayn menoyor kepala Edgar.

"Mampus Van.. itu Edgar.. pasti ada Brayn juga dong" bisik Jessie.

"Sini sayanggg, gabung sama aku" Edgar melambaikan tangannya seperti anak kecil.

"Loh? Itu bukannya Jessy ya?" tukas Tasya yang memperhatika Jessy dari lantai 2.

"Gimana ni Van.."

"Yaudah kita pergi aja yuk" ajak Vanya.. setelah tak sengaja bertatapan dengan Deva dari kejauhan, seketika memori kejadian tadi siang terulang kembali di kepalanya, dimana ia yang  kehilangan kontrol hingga mencium pipi Deva.. "aarggh jangan sekarang gue masi malu" batinnya

"Yaudah" Jessy dan Vanya bersiap siap untuk pergi, namu tiba-tiba sudah ada pria di depan meja mereka.

"Mau kemana?" Tanya pria tersebut.

"E-eh, Deva, eh anu, gue ma-mau pulang" gugup Vanya.

"Kenapa?"
"Bukannya kalian baru dateng?"
"Kalian malah belum pesen apa apa"
"Disini cuma mau numpang gosip doang?" Hujan pertanyaan dari Deva mampu membuat Vanya bungkam dan juga ini pertama kalinya Deva tampak begitu cerewet.

"Ah Deva, gue duluan ya, bokap gue mau fly ke China jam 7, gue disuruh pulang dulu" alibi Jessy.

"Yaudah sana" jawab Deva acuh.

"O-okay"

Jessy melangkahkan kakinya menuju pintu keluar begitu pula dengan Vanya.

"Lo mau kemana?" Cegah Deva memegang pergelangan tangan Vanya.

"Yaa gg..ggue mau pulang juga"

"Bukannya lo harus kasi penjelasan ke gue dulu?" Deva tersenyum smirk sambil mengankat sebelah alisnya.

"Penjelasan apa sih Deva" sangkal Vanya yang rak berani menatap mata Deva.

"Emm.. kayanya ini urusan kalian deh, gue duluan daaa" celetuk Jessy. yang mampu membuat Vanya melolotot.

"Jessyyyyy" teriak Vanya namun temannya itu pergi tunggang langgang.

"Atau.... Harus gue ingetin lagi perbuatan lo tadi siang?" Smirk Deva.

*******

Flow (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang