22. Cherrybelle - Dilema

483 18 0
                                    

"Tanpa nunggu 1 atau 3 hari, nyatanya sekarang gue emang lagi dilema"
-Deva Da Lopez-
.
.
.

"loh Brayn mana Jess?" Tanya Vanya ketika Jessy kembali tanpa Brayn.

"Emm.. katanya si ada urusan penting, jadi dia balik duluan".

"Lahh?? Main ngilang aja tu anak.. ya udah yok, filmnya udah mau mulai"
"Tiketnya mane Dep?" Sambung Edgar.

"Nih" Deva membagi bagi kan tiket yang sudah dibelinya tadi.
"Kelebihan satu nih"

"Yaudah sih biarin aja" jawab Edgar.

Setelah itu mereka semua masuk kedalam, tapi tiba-tiba Febian menggapai tangan Vanya...
"Emm, Van lo sit nomer berapa?" Tanya Febian.

"Aku F17 kak"
"Lo kursi berapa kak?"

"Gue F13, kok jauh banget ya kita"

'hahahahahhahaa' batin seseorang sembari tersenyum smirk.

"yaudah yuk masukk"
"Eh... Devaa, lo kursi nomer berapa?" Tanya Vanya.

"F16" jawab Deva singkat padat dan jelas.

"Wahhh kita sebelahan dongg"

"Hmm" Deva hanya berdehem cuek.

"Kalo lo gak mau, tuker sama gue aja" ujar Febian ingin memisahkan kedua orang didepannya.

"Gue ada bilang  ga mau?" sahut Deva.

"Ahh engga juga si, tapi bukannya lo ga suka deket Vanya?" Tanya Febia  yang membuat Vanya dan Deva menghentikan langkahnya.

"Ga juga"
Jawab Deva yang langsung melanjutkan langkah kakinya.

"Kyaaa kak .... Lo denger gak tadi.. Deva udah gak risih sama gue lagi" ucap Vanya sembari menutup mulutnya.

Arjun hanya memandng wajah gembira Vanya dengan raut sendu, laju melanjutkan langkahnya.

"Ihh Deva kok gue ditinggal sih" tukas Vanya yang langsung berlari mengejar teman-temannya.

____________

"Wahh gila sih tadi seru bangett, ya gak Jess?" Ucap Edgar setelah keluar dari gedung bioskop.

Tak ada jawaban dari Jessy.. ia hanya termenung sambil memegang minumannya.

"Jess?"
"Lo ga papa Jess?" Tanya Vanya khawatir.

"Ehh gue? Emang gue kenapa?"

"Lo dari tadi bengong"

"Nggak kok Van, perasaan lo doang.. hehe" Jessy mengembalikan raut mukanya, ia tersenyum walaupun sedikit kikuk.

"Btw guys.. gimana kalo kita makan dulu?" Tawar Edgar.

"Gue ga bisa, mau buat tugas"
"Yuk Van" Febian menarik tangan Vanya dan itu mampu membuat Deva geram.

"Vanya!!....." Teriak Deva tanpa disangka sangka.

Febian berhenti, dia berbalik dan menatap heran Deva, namun bukan Deva namanya jika ia tidak bermuka datar.

"Mau makan ga" Tanya Deva tanpa ragu.
"Tadi lo bilang laper kan?" Ucap Deva menegaskan.

"Yah padahal gue pengen banget makan sama lo tapi Engga deh Dev,  gue sama kak  Bian lagi nyiapin proyek jadi harus cepet pulang"
"Jessy,. Edgar ,, Deva gue duluan ya ddaaa"  ucap Vanya sambil tersenyum lalu setelah itu pergi  menjauh dari pandangan Deva.

"Yaudah gue juga mau pulang, gue agak gak enak badan" timpal Jessy.

"Yah Jess. Gue anter lo pulang ya" tawar Edgar.

"Nggak usah deh, gue udah pesen grab"

"Lah kapan?"

"Pas kalian sibuk adegan sinetron"

"Yaelah Jess, gue kan gak ikut main sinetronnya tadi"

Tak menjawab Edgar, Jessy malah melengos pergi meninggalkan mereka.

"Dev"
"Heh!! Monyet"

"Hmm"

"Makan yuk laper"

"Hmm"

"Ham hem ham hem aja lo nyet, ayo----"

"Gue pulang" potong Deva yang langsung pergi meninggalkan Edgar sendirian.

"Anjg pucek lo pucek"

_____________

"Gue. Kok ngerasa lo beda ya malam ini" ucap Edgar memecah keheningan.

"Paan"

"Lo udah suka Vanya?"

"Uhhukkk,"
"Apa"

"Anjai biasa aja kali"
"Lo suka Vanya?"

"Gak"

"Tapi sikap lo tadi udah cukup buktiin bahwa lo suka Vanya"

"Hahahahaaa, sejak kapan lo bisa ngomong kaya gini hah"

"Eh iya anjir, gue ngomong penuh wibawa njirr, wah bangga dengan diri sendiri hahahaa"
"Udah jangan menghindar dari pembicaraan" Edgar langsung merubah mimik wajahnya menjadi serius.

"Paan dah lo, gue ga suka dia puas!!"

"Yaudah si, kayanya 1 atau 3 hari kedepan lo akan mengalami yang namanya dilema, gue tunggu ya hahaha"

Deva hanya tersenyum smirk mendengar ucapam Edgar.

"Tanpa nunggu 1 atau 3 hari, nyatanya sekarang gue emang lagi dilema" Batinnya.

*******

Flow (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang