Kali ini, aku ingin berbagi cerita mengenai apa dampak dari sebuah kata-kata. Kau tau pepatah lama, "Kata-kata itu bagaikan pedang bermata dua. Dia bisa menyakiti orang di sekitarmu, atau sebaliknya, memuliakan dirimu."
Ya, karena kisah inilah, aku baru memahami benar apa maksud dari pepatah itu.
***
Aku mempunyai seorang teman, sebut saja namanya Nanda (bukan nama sebenarnya tentunya). Dia orangnya suka mengeluh. Banyak hal yang dikeluhkannya, mulai dari sulitnya mencari kerja, pacar tidak punya, hingga yang paling sering aku dengar, mengenai penampilannya. Sebenarnya, dia itu mempunyai wajah yang kuakui cukup tampan, tetapi karena badannya yang bongsor seperti perut dinosaurus itu, membuatnya selalu minder. Hampir tiap hari aku harus mendengar keluhannya mengenai bentuk tubuhnya itu.
"Roy, jika aku ga segemuk ini, mungkin cewek-cewek bakalan memperebutkanku," katanya di suatu hari.
"Roy, jika berat badanku bisa ideal, mungkin aku bisa lebih mudah mendapatkan kerjaan," ucapnya di hari yang lain.
"Roy, jika ...."
Haish, terlalu banyak kalimat yang harus kutulis jika ingin menyampaikan semua keluhannya.
Sayangnya, meskipun dia sudah diet dengan ketat, berat badannya tetap tidak turun signifikan. Hal itu membuatnya semakin frustasi dan semakin sering mengeluh. Bahkan, setelah kita punya kesibukan sendiri-sendiri dan terpisah dengan jarak, dia masih intensif mengeluh melalui chat WA. Biasanya aku cuma balas, iya iya, oke, semangat ya, aku dengerin kok. Seperti itulah kira-kira. Akan tetapi, suatu hari saat sedang lelah-lelahnya, ketika ia chat tentang keluhannya lagi, aku membalas apa adanya tanpa ada filter yang jelas.
"Bro, kali ini aku gagal lagi dapet kerjaan. Gara-gara perut buncit ini nih -_-"
Aku menghela nafas melihat chat-nya itu. Ah, aku jadi teringat dengan sebuah tulisan di internet. "Bro, lu tau nggak? Lu kagak gendut."
"Hah, kok?"
"Lu tahu, benda yang beratnya 100 kilo di Bumi, kalau ditaruh di Mars, beratnya berubah menjadi 37 kilo. Itu berarti lu nggak gendut, Bro."
"Lah terus?" tanyanya bingung.
"Lu cuma tinggal di planet yang salah."
"-_-"
Aku tertawa dalam hati karena berhasil meledeknya.Sebenarnya, aku juga paham, aku tidak sepantasnya berkata demikian. Karena itu, aku meminta maaf selang beberapa menit kemudian.
"Bercanda, bro. Bercanda. Jangan dimasukin hati, ya. Hehehe ^_^ "
Yang baru aku sadari, foto profil di WA-nya sudah tidak ada, tulisan last seen yang biasanya muncul ketika dia tidak online sekarang tidak ada, juga chat terakhirku hanya centang satu yang menandakan kalau chatku tidak terkirim.
"Apa dia memblokir nomerku? Sampe segitunya, kah?" batinku dengan mulut ternganga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kaleidoskop - 3 Menit Untuk Selamanya
Short StoryTerkadang, hal yang singkat dalam hidup memberikan kesan yang lebih mendalam Kadang pula, sesuatu yang terlihat sederhana memberikan pelajaran yang berharga Dan mungkin saja, peristiwa yang tidak banyak orang tahu justru yang membuatnya bermutu Kale...