Pertama-tama untuk bisa konsisten menulis, kita perlu tahu tuh, apa sih maksudnya konsisten menulis? Menurut KBBI, konsisten memiliki arti tetap (tidak berubah-ubah), selaras, sesuai. Jadi, konsisten menulis ialah suatu keadaan dimana kita bisa terus menulis, meskipun ada berbagi halangan yang menghadang.
Mungkin kamu pernah disuruh oleh salah seorang penulis senior, "Cobalah menulis selama 30 hari secara konsisten." Pernah dengar atau baca informasi yang seperti itu? Sebenarnya, apa sih alasan mereka menganjurkan agar kita terus menulis selama 30 hari tanpa ada satu hari pun yang bolong?
Sebenarnya, jawabannya sangatlah sederhana dan mungkin kalian sudah menyadarinya. Tidak lain agar kalian terbiasa dengan dunia kepenulisan, agar kalian bisa lebih aware dan berani untuk menulis. Lalu, mengapa harus 30 hari? Kenapa tidak 20 atau 25 hari, atau sejumlah lainnya. Well, jujur saja, aku pun tidak tahu pedoman tiga puluh hari itu. Tapi, yang aku tahu, paling tidak butuh 20 jam latihan agar seseorang itu dapat dikatakan 'bisa' dalam suatu bidang.
(Note: Jika ingin tahu lebih jauh tentang metode 20 jam ini, silahkan tonton sendiri di channel Youtube Ted x Talks dengan judul The First 20 hours.)Selanjutnya, yang menjadi pertanyaan besar adalah bagaimana caranya agar kita bisa konsisten menulis? Karena kebanyakan nih, masalah yang sering ditemukan di penulis-penulis muda saat ini, mereka memang sangat bersemangat di awalnya. Namun, seiring berjalannya waktu, hanya sebagian kecil saja yang masih enjoy dan menikmati waktunya untuk menulis. Sebagian yang lain memilih mundur ataupun stuck, diam di tempat.
Lalu, ada ga sih tipsnya agar kita bisa konsisten menulis?
Di sini, akan saya bahas menjadi 2 bagian. Pertama adalah orang yang berhenti menulis sebelum hari ke-30 sejak percobaan pertamanya menulis. Dan satunya lagi adalah mereka yang berhenti setelah terbiasa menulis atau dengan kata lain, setelah hari ke-30.
Mari kita telaah kelompok yang pertama, yang berhenti menulis sebelum hari ke-30. Sudah disebutkan sebelumnya bahwa selama tiga puluh hari pertama kita menulis, itu bukan untuk keren-kerenan tulisan atau agar banyak orang yang menyukai tulisanmu.
Perlu kamu ketahui, kebanyakan orang yang baru pertama kali menulis, hasilnya jauh dari kata bagus. Yang bisa menelurkan karya-karya bagus saat dia pertama kali berkecimpung di dunia kepenulisan, itu sangatlah jarang. Maka, wajar saja jika di awal-awal kamu menulis hasilnya jelek, banyak yang mengkritik dan berpendapat tidak bagus. Tapi saran saya, tetap lanjutkan! Karena memang butuh proses untuk bisa menelurkan karya yang berkualitas.
Orang-orang yang berhenti saat di awal kepenulisan kemungkinan karena tulisannya dikatai jelek, dsb sehingga dia minder, mengatakan bahwa dirinya tidak berbakat menulis, dan memutuskan untuk berhenti saja. Namun, tidak juga menutup kemungkinan, ada alasan lainnya, seperti tiba-tiba ada kerjaan kantor yang menumpuk, ada masalah di keluarganya yang membuatnya kesulitan menyediakan waktu untuk menulis, atau hal-hal lainnya. Jika alasannya yang pertama, percayalah, kebanyakan penulis yang sukses dengan tulisannya dulunya pernah mengalami hal yang senada. Diejek dan ditertawakan oleh temannya, dipandang sinis oleh sahabatnya, dan seterusnya. Namun, mereka tetap bertahan dan terus menulis. Mereka percaya, suatu saat tulisannya akan diterima dan bisa dinikmati oleh khayalak ramai.
Penyebab kedua, mungkin kamu merasa tidak punya waktu untuk menulis karena berbagai kesibukan yang kamu dapat akhir-akhir ini dan kamu memutuskan untuk berhenti menulis? Honestly, aku pun kadang merasa demikian. Namun, aku tetap berusaha meluangkan waktuku untuk menulis. Alasannya sederhana. Banyak penulis-penulis terkenal di luar sana yang juga masih mengerjakan pekerjaan utamanya disamping menulis.
Sebenarnya, tinggal bagaimana kita memanajemen waktu kita dan mencoba mengurangi kegiatan non-produktif kita untuk hal-hal yang bermanfaat. Semua itu tergantung dirimu sendiri.
Jika kamu berhenti menulis setelah mengikuti saran tiga puluh hari menulis, apa alasannya? Bukankah kamu sudah terbiasa menulis? Coba tengok lagi ke tulisanmu yang pertama kali, bukankah sudah ada kemajuan yang signifikan dari hari pertama kamu menulis? Well, apakah mungkin alasannya setelah kamu terbiasa menulis dan kamu mencoba mengirimnya ke penerbit, tetapi selalu ditolak?
Sudahkah kamu tahu, J.K. Rowling yang sekarang sukses dengan series Harry Potternya sudah berpuluh-puluh kali mengirimkan karya pertamanya ke penerbit dan selalu gagal. Bukan hanya itu, kisah cintanya yang kandas pun semakin menambah rasa depresinya. Coba kamu bayangkan, setelah ia bercerai dengan suaminya dan tulisannya ditolak mentah-mentah oleh begitu banyak penerbit, ia memutuskan untuk berhenti menulis karena malu, minder, ataupun merasa apa yang dilakukannya sia-sia, lantas apakah sekarang kamu bisa membaca novel Harry Potter atau menontonnya di bioskop?
Ketahuilah, semuanya memang butuh proses. Sangat jarang ada penulis yang tiba-tiba beruntung mendapat tawaran penerbit hanya dalam pertama kali percobaaan. Sama saja jika ingin mendapat like dan view banyak di wattpad. Semua pasti ada proses. Yang penting, kita mau belajar untuk menjadi lebih baik.
n.b.:Tulisan ini dibuat ketika aku sedang suntuk-suntuknya dan malas untuk menulis. Semoga dengan adanya tulisan ini, ke depannya, jika aku mendapat serangan malas lagi, aku bisa lebih mudah mengatasinya. Dan saat kubaca lagi, kurasa bisa bermanfaat juga untuk yang lain, maka kubagikan saja tulisanku di sini.
#curhatan_hati
#salam_penulis_amatir
KAMU SEDANG MEMBACA
Kaleidoskop - 3 Menit Untuk Selamanya
Short StoryTerkadang, hal yang singkat dalam hidup memberikan kesan yang lebih mendalam Kadang pula, sesuatu yang terlihat sederhana memberikan pelajaran yang berharga Dan mungkin saja, peristiwa yang tidak banyak orang tahu justru yang membuatnya bermutu Kale...