20. Jalan Bercabang (Puisi)

27 1 0
                                    

Jalan setapak bercabang dua
Satu serong kanan, satu serong kiri
Aku berdiri mengamati
Agar tak menyesal di lain hari

Yang kiri, ujungnya tak terlihat
Dikelilingi semak belukar yang lebat

Yang kanan,
Jejak kaki membekas di tanah
Terdengar juga suara ramai riuh renyah
Namun, ujungnya masih sama
Hanya dibatasi cakrawala

Aku takut,
Jalan yang akan kupilih
Tidak mengarahkan pada tujuan
Aku ragu,
Apa masih bisa kembali
Saat salah mengambil jalan?

Atau mungkin, dua jalan ini sama saja?
Yang ujungnya dibalut kecewa nan nestapa?

Lama aku berdiri, mengamati
Berharap bertemu petunjuk yang membulatkan hati

Namun kutahu, jarum jam terus berputar
Sinar jingga yang membelai wajah,
Memintaku agar segera mengambil keputusan

Kupandang sekali lagi
Jalan setapak bercabang dua
Satu serong kiri, satu lagi serong kanan
Kubulatkan hati, memilihnya

Maka untukku ...
Kulangkahkan kaki menuju arah ini
Jalan yang jarang dilewati
Tanpa kusadari
Itu membuat semuanya,
TERASA BERBEDA

Kaleidoskop - 3 Menit Untuk SelamanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang