1 | Bola basket

188 18 3
                                        

"Sehari aja jangan gangguin gua."

*****

Suasana di kelas saat ini sangat tenang tidak ada yang menganggu Vera dan Bunga,dikarenakan Varel dan Nichol tidak ada di kelas entah kemana mereka mungkin dihukum kali.

Bel pulang sekolah pun berbunyi.

"Lu jadi ngumpul sama anak-anak osis?." tanya Bunga.

"Jadi." jawabnya dengan singkat

"Yaudah ya gua pulang duluan." Vera menganggukan kepalanya."Hati-hati." ucapnya lalu melenggang pergi.

"Kak Vera." Vera mencari asal suara tersebut.

"Sandra."

"Kaka mau ke ruang osis ya?." tanyanya. "Kalo iya bareng kak." lanjutnya.

Vera menganggukkan kepalanya.

Vera berjalan untuk menuju ruang rapat,ia pun harus melewati lapangan basket sungguh ia sangat malas kalau harus melewati lapangan basket,karena sudah dipastikan ada Varel disana,jelas karena si Varel itu ketua basket,walaupun dia suka buat onar,tapi kalau soal main basket jangan diragukan lagi.

"Vera." sapa Varel sambil melambaikan tangannya.

Tuhkan bener.

Vera hanya mengabaikan sapaan Varel dan terus berjalan,Varel pun sama tetap melanjutkan bermain basketnya.

Bola basket mengarah ke arah Vera dan mengenai kepalanya,kejadian itu terjadi begitu cepat.

Dugh

Vera langsung jatuh begitu saja.

"Yaampun kak Vera." Sandra berteriak karena panik. "Kak Varel tolong bantuin ini."

Varel langsung menghampiri Vera yang sudah pingsan,dan mengendongnya ke uks.

*****

"Yaampun itu kenapa si Vera?." tanya Mila petugas PMR yang kebetulan sedang menjaga uks.

"Kena bola basket tadi." ucap Varel sambil meletakkan Vera di kasur UKS.

"Yaudah bentar ya gua ambil kompressan batu es dulu,memar tuh kayanya jidatnya."

Mila pun datang dengan kompressan es batunya. "Sanaan gua mau ngobattin Vera dulu."

Varel langsung mengambil kompressan tersebut dari tangan Mila. "Gua aja yang ngobattin."


Akhirnya Varel mengobati Vera dengan hati-hati. "Lu cantik kalo lagi tidur gini,jadi cewe jangan jutek-jutek amat,kenapa ya gua seneng banget gangguin lu?."

Varel tersadar apa yang ia katakan.

"Dih Varel lu apa-apaan si,inget ya Vera itu biasa aja,cantikkan juga Gea."

"Nahkan gua belum bisa move on."

Varel menepuk keningnya sendiri.

Setelah beberapa menit akhirnya Vera sadar.

"Shh..." ringis Vera sambil memegangin keningnya yang memar.

"Eh lu udah bangun,lama amat si pingsannya." ucap Varel.

Baru sadar tapi Varel udah ngeselin.

"Ya lu pikir aja emangnya kena bola basket gak sakit apa,pasti lu sengaja kan ngelempar bola basket ke gua?."

"Eh gua gak sengaja ya tadi bolanya meleset,bola nya suka kali sama lu buktinya dia nyamperin lu sendiri kan."

"Kenapa si lu nyebelin banget."

"Karena gua ganteng."

"Najis,bisa gak sih sehari aja jangan gangguin gua,udah rese,nyebelin,sekarang gak minta maaf lagi." sungguh Vera sudah sangat kesal dengan Varel.

"Ngapain gua minta maaf sama cewe kaya lu,aturan lu bilang terima kasih ke gua karena udah bawa lu ke uks terus ngobattin lu."

Astaga otaknya Varel terbuat dari apa si?

"Gua gak minta lu nolongin gua,minggir gua mau ke ruang rapat."

Vera pun keluar dari uks,tapi saat sudah sampai pintu tangannya ditahan oleh Varel.

"Istirahat aja dulu,pasti lu masih pusing kan?."

Nahkan Varel itu aneh,tadi aja marah-marah eh sekarang malah sok peduli.

"Lepas." ucap Vera sambil menghempaskan tangan Varel.

*****

Vera membuka pintu ruang rapat.

"Permisi."

Alhasil semua para anggota osis menengok ke arah pintu.

"Vera lu udah sadar tadi gua denger dari Sandra lu kena bola basket ya?." tanya Hegi,teman osisnya Vera.

"Iya memar si sedikit,tapi gak papa lah,oh ya gua jadi gak ikut rapat dari awal kan."

"Lu pulang aja." ucap Azka si ketua osis.

"Kenapa lu nyuruh gua pulang?." tanya Vera.

"Kena bola basket itu sakit,apalagi lu sempet pingsan,pasti masih pusing,yang ada kalau lu ikut rapat ntar malah makin sakit." jelas Azka.

"Beneran nih gua pulang?."

Azka menganggukkan kepalanya.

Vera keluar dari ruangan rapat.

"Sumpah tadi beneran si Azka ngomong sama gua?,dan baru kali ini gua denger dia ngomong panjang,tapi gak panjang-panjang amat si." gumam Vera.

*****

Gak tau kenapa cerita ini kaya pas gitu buat aku,pas lagi ngetik tuh feelnya selalu dapet.

Jangan lupa vote n comment terima kasih.

Jangan lupa,aku maksa nih wkwk.

03-04-2020


Betting Boy (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang