8 | Taruhan?

90 11 1
                                        

"Dekat."


*****

Vera sudah siap,seperti biasa hari ini hari Minggu ia akan jogging seperti biasanya.

Setelah berlari cukup lama ia memutuskan untuk duduk dulu sejenak,dan meminum air yang tadi ia bawa.

Ia mengedarkan pandangannya,lalu pandangannya terkunci ketika melihat Varel ada disini juga.

"Kenapa Varel ada dimana-mana sih."

Varel melihat Vera sedang duduk di bangku taman ia memutuskan untuk menghampirinya.

"Eh ada cewe cantik disini." ucap Varel

Vera memutar bola mata dengan malas.

"Lu kenapa sih ada dimana-mana."

"Lah emang kenapa?."

Vera beranjak dari duduknya.

Varel mencekal pergelangan tangan Vera.

"Temenin gua jogging." ucap Varel

"Gak ah males."

Dengan terpaksa Varel bangkit dari duduknya dan mengendong Vera.

"Varel turunin gak." ucap Vera sambil memukul pundak Varel dengan kencang,ia tidak peduli kalau Varel akan kesakitan.

Varel hanya tertawa puas.

Akhirnya Varel menurunkan Vera,Varel melihat wajah gadis itu merenggut kesal.

"Rese banget sih lo." ucap Vera

"Lagian tadi pake jawab gak lagi,coba kalo jawab iya pasti gak bakal gua gendong,lu lapar gak?."

Vera menganggukkan kepalanya.

"Disekitar sini ada bubur yang enak,mau gak?."

"Boleh." ucap Vera.

Sesampai nya mereka memesan dua bubur dan dua teh hangat.

Varel menuangkan sambal di buburnya sudah dua sendok ia tuang,Vera yang melihat itu langsung mencekal tangan.

"Ini masih pagi jangan makan yang pedes-pedes." ucap Vera.

"Suka-suka gua."

"Nanti sakit perut Varel."

Varel tidak mendengarkan ucapan Vera,ia tetap menuangkan sambal ke dalam mangkok buburnya.

Vera yang melihat itu hanya melongo.

'Pantesan kalau makan sambal kaya gitu,bikin mulutnya pedes kalau ngomong.' batin Vera.

*****

"Makasih udah mau nganterin."

Varel menganggukkan kepalanya.

Selama perjalanan Varel memikirkan ucapan-ucapan temannya semalam

Flashback on...

"Varel lu gak mau nyari cewe baru gitu?."

Varel menggelengkan kepalanya.

"Move on dari Gea,gua yakin Gea ngeliat sekarang lo kaya gini pasti sedih."

Varel mengehela nafas dengan kasar.

"Gua denger dari Nichol,lo selalu gangguin cewe yang namanya Vera kalo gak salah."

"Iya emang kenapa?." tanya Varel.

"Lo pacarin dia aja."

"Uhuk...uhuk." Varel yang mendengar itu langsung tersedak.

"Ogah gua sama cewe kaya gitu."

"Gak ada salahnya dong,gua juga lihat fotonya lumayan lah,hmm..gimana kalau kita taruhan kalau lo berhasil dapetin hatinya dia terus jadiin dia pacar,gua bakal kasih lo uang 10juta."

"Eh gua gk sejahat itu,jadiin cewe bahan taruhan."

"Lah gak ada salahnya dong,bisa aja lo jatuh cinta sama dia,kalo lo gak jatuh cinta juga yaudah tinggalin gitu amat susah,gua kasih waktu selama 1 bulan dan lo harus bisa naklukin tuh hati cewe kaya pendekatan gitu dah,nah abis itu lo macarin dia selama 2 bulan.."

Varel menimang-nimang kembali tawaran dari Rendy.

'Lumayan juga sih 10 juta,bisa buat gua tabung biar gua cepet-cepet pergi dari rumah itu.' batin Varel.

"Gua ikuttan juga dah,gua bakal kasih lo,terserah dah lo mau minta apa aja." ucap Nichol.

"Okeee demi uang biar tabungan gua banyak,biar bisa cepet-cepet keluar dari rumah itu."

"Nah gitu dong,waktunya di mulai besok ya."

Varel menganggukkan kepalanya.

'Gak ada salahnya juga kan,lagipula gua gak akan jatuh cinta sama tuh cewe.' batin Varel.

Flashback of...

*****

Jangan lupa vote n comment,terima kasih :)

Vote kalian sangat berharga bagi penulis

Varel jahat gak sih ngejadiin Vera bahan taruhan?

19-04-2020.













Betting Boy (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang