25 | Terungkap

161 11 2
                                        

"Gua gak suka cara lo yang mengajak gua ke atas awan terus dengan mudahnya lo menjatuhkan gua begitu saja ke permukaan bumi"

*****

Para siswa siswi berhamburan keluar kelas untuk menuju ke kantin karena waktu istirahat sudah tiba.

Sama halnya dengan kelas IPA 2,setelah berpusing-pusing dengan pelajaran matematika mereka semua memutuskan untuk mengisi perut mereka masing-masing.

"Bunga ayo ke kantin." ajak Vera.

Merasa tidak di tanggapi oleh Bunga,Vera menepuk bahu Bunga dengan pelan.

"Bunga ngelamunin apaan sih lo."

Bunga yang tersadar dari lamunannya,lalu ia menatap Vera.

"Ah enggak,udah bel kan ya ayo ke kantin."

"Lo kenapa sih daritadi gua liattin ngelamun mulu."

"Gue gak papa."

'Gua bakal bilang ke lo disaat waktunya udah tepat nanti.' batin Bunga.

Setelah itu mereka berdua keluar kelas lalu menuju kantin.

Vera sedang memesan makanan untuk dirinya dan Bunga makan,sambil menunggu Vera datang Bunga mengeluarkan ponselnya lalu mengirim pesan ke Nichol.

Vera datang dengan membawa nampan yang berisi 2 piring siomay dan 2 gelas es teh manis.

Mereka berdua makan dengan tenang,namun Bunga seperti tidak berselera.

"Ntar lo pulang bareng Nichol?."ucap Vera memecah keheninggan.

Bunga menganggukkan kepalanya.

*

Nichol bersender dimotornya sambil menunggu Bunga datang,tadi gadis itu mengirim pesan dirinya ingin pulang bersama Nichol dan ada satu hal yang ingin dibicarakan.

Bunga berjalan ke arah Nichol,Nichol bisa melihat raut wajah Bunga yang kelihatan tidak seperti biasanya.

Bunga langsung mengambil helm yang terdapat di atas motor Nichol,lalu memakainya.

Mereka berdua telah sampai di salah satu cafe dekat rumah Bunga.

"Kamu harus jujur sama aku." ucap Bunga.

Nichol mengernyitkan dahinya bingung. "Jujur apa?."

"Vera cuman dijadiin bahan taruhan doang sama Varel?."

Skak!

Nichol benar-benar diam tidak bisa menjawab,pikirannya langsung kosong begitu saja.

"Jawab dong." desak Bunga.

"Ka-kamu tau darimana?." ah sial kenapa Nichol jadi gugup gini.

"Berarti bener kan,jahat banget sih."

"Aku bisa jelassin ke kamu semuanya."

Akhirnya Nichol menceritakan semuanya.

*****

Varel dan Vera berjalan menuju ke arah bangku yang berada di taman.

"Mau ngomong apa?." tanya Vera

Baru saja Varel ingin membuka suara,mereka dikagetkan dengan kedatangan Reza.

"Eh pasangan baru lagi duduk nyantai ya disini." ledek Reza.

"Ngapain lo kesini?." tanya Varel dengan nada yang tinggi.

"Santai dong,gua kesini mau ngasih hadiah ke Vera."

"Reza bisa gak sih lo gak usah ganggu gua." ucap Vera

"Dengerin ya Vera setelah gua ngasih lo hadiah lo bakal berterima kasih sama gua."

Vera mengernyitkan dahinya bingung.

Reza mengeluarkan ponselnya,dan menyetel kan vidio.

Varel hanya diam ketika Reza menunjukkan vidio tersebut.

"Ogah gua sama cewe kaya gitu."

"Gak ada salahnya dong,gua juga lihat fotonya lumayan lah,hmm..gimana kalau kita taruhan kalau lo berhasil dapetin hatinya dia terus jadiin dia pacar,gua bakal kasih lo uang 10juta."

"Eh gua gk sejahat itu,jadiin cewe bahan taruhan."

"Lah gak ada salahnya dong,bisa aja lo jatuh cinta sama dia,kalo lo gak jatuh cinta juga yaudah tinggalin gitu amat susah,gua kasih waktu selama 1 bulan dan lo harus bisa naklukin tuh hati cewe kaya pendekatan gitu dah,nah abis itu lo macarin dia selama 2 bulan."

"Gua ikuttan juga dah,gua bakal kasih lo,terserah dah lo mau minta apa aja." ucap Nichol.

"Okeee demi uang biar tabungan gua banyak,biar bisa cepet-cepet keluar dari rumah itu."

"Nah gitu dong,waktunya di mulai besok ya."

Vera benar-benar tidak bersuara,jadi selama ini dirinya hanya di jadikan bahan taruhan hanya untuk uang 10 juta?Varel sungguh jahat.

"Vera aku bisa jelassin."

"Kasian sekali saudara Varel ini,tugas gua dah selesai eh belum deh,kaka lo yang lemah itu belum gua sentuh,nanti aja deh kasian gua sama lo." Reza sungguh bahagia sekarang.

"Kalau gitu gua pergi dulu ya hahaha." Reza meledek lalu melambaikan tangan kepada mereka berdua.

"Lo sama jahatnya kaya Reza,lo butuh uang bilang ke gua,butuh berapa sih 10 juta 20 juta atau lebih?gua bisa ngasih lo uang kok,tanpa harus jadiin gua bahan taruhan doang."lirih Vera.

"Maaf." hanya kata itu yang bisa Varel ucapkan sekarang.

"Gua gak suka cara lo yang mengajak gua ke atas awan untuk bersenang-senang terus dengan mudahnya lo menjatuhkan gua begitu saja ke permukaan bumi sakit Rel."

Jleb!

Varel tidak pernah berpikir bahwa perasaan Vera terhadapnya sangat dalam ternyata.

"Maaf,lo bisa pukul sepuas yang lo mau,mau nonjok gua juga boleh gak papa."

"Gua gak pernah mau nyelesaiin masalah dengan cara kekerasan."

"Terus gua harus apa supaya lo maafin gua?."

"Jauhhin gua jangan pernah dekat lagi sama gua,lupakan apa yang terjadi sama kita berdua."

Deg

*****

Tbc

22-06-2020




Betting Boy (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang