"Entah mengapa diri ini mulai tertarik."
*****
Vera mengedarkan pandangannya ke penjuru kelas,ia mencari seseorang tapi tidak menemukannya.
"Dari tadi gua liattin lu kaya nyari orang,nyari siapa sih?." tanya Bunga.
"Nyari Varel."
"Tumben-tumbenan lu nyari Varel."
Vera hanya menggelengkan kepalanya.
Lalu Vera fokus kembali melihat papan tulis,dan mencatat tugas yang ada.
*****
Bi Wina memasuki kamar Varel untung saja ia mempunyai kunci cadangan kamar Varel jadi dirinya bisa mengetahui kondisi Varel sekarang.
Pemandangan pertama yang Bi Wina lihat,tubuh Varel meringkuk di balik selimut,seperi seseorang yang sedang kedinginan.
Bi Wina menghampiri Varel,dan sedikit membuka selimut tersebut,dan menyentuh kening Varel.
"Den Varel bangun dulu yu,aden sakit ya?." ucap Bi Wina khawatir karena saat ia menyentuh kening Varel yang ia hawa panas langsung ia rasakan.
Varel tetap diam,ia masih memejamkan matanya.
"Nak Varel bangun,jangan buat bibi khawatir." ucapnya panik.
Lalu Varel membuka kedua matanya,dan menatap Bi Wina dengan tatapan sendu.
"Varel baik ko bi,cuman butuh istirahat aja." lirih Varel.
"Bibi bikinin bubur dulu ya,biar den Varel makan abis itu minum obat."
"Gak usah bi,Varel gak mau makan,mau tidur aja." lirih Varel.
"Tap— ."
"Gak papa bi,aku cuma butuh tidur aja." ucapnya lalu kembali menyelimuti dirinya.
Bi Wina hanya pasrah,lalu ia keluar dari kamar Varel.
Tepat di depan pintu Varel,bi Wina melihat Reka ada di depannya sekarang.
"Bi,ade kenapa?." ucap Reka khawatir.
"Den Varel sakit,badannya panas tapi bibi mau buattin bubur dia gak mau makan." jawab Bi Wina.
Reka menghembuskan nafasnya kasar.
"Den Reka gak kuliah?." tanya Bi Wina.
"Ini mau berangkat bi,tapi liat keadaan Varel kaya gini aku jadi khawatir."
"Den Reka berangkatal aja,soal Varel biar bibi yang urus."
*****
"Woy." teriak Nichol sambil menepuk bahu Vera dan Bunga yang sedang duduk di bangku taman sekolah.
Vera yang kesal,dirinya memukul Nichol sangat kencang,tidak peduli teriakkan lelaki itu.
"Kasar banget sih."
"Biarin." ucap Vera sinis.
"Sayang kamu kok mau temenan sama cewe kasar ini sih?." tanya Nichol kepada Bunga.
Vera menautkan alisnya bingung,pasalnya Bunga diam saja ketika Nichol memanggilnya sayang,biasanya perempuan itu akan memaki Nichol.
"Bunga tumben banget lo diem aja dipanggil sayang?." tanyanya
"Emang kenapa,orang sebentar lagi Bunga jadi pacar gua." jawab Nichol
"Apa yang gak gua tau?." tanya Vera menyelidiki.
"Nanti aja gua ceritaiin udah ah ayo katanya mau ke perpustakaan." ucap Bunga sambil menarik tangan Vera,dan meninggalkan Nichol sendiri.
"Bunga kok aku ditinggalin sih." teriak Nichol.
Nichol mengejar Vera dan Bunga.
"Vera sebentar." teriaknya lagi.
"Varel gak masuk dia sakit." ucap Nichol.
Vera yang mendengar itu langsung terdiam.
'Apa karena kemarin ya,si Varel jadi sakit.' batin Vera.
"Gua setelah pulang sekolah mau ke rumahnya lu mau ikut gak?." tanyanya.
"Ok gua ikut."
Bunga menautkan alisnya bingung sejak kapan Vera jadi dekat dengan Varel.
"Bunga lu ikut sekalian temenin gua ya." ajak Vera.
Bunga menganggukkan kepalanya.
Akhirnya bel pulang sekolah berbunyi.
Vera,Bunga,dan Nichol langsung menuju ke rumah Varel.
Sesampainya mereka di depan rumah Varel,Nichol memencet bel yang terdapat di samping pintu rumah Varel.
Ting nong...
Pintu pun terbuka.
"Eh den Nichol."
"Apa kabar bi?." tanya Nichol sambil menyalimi tangan bi Wina.
"Bibi baik kok."
"Varel ada dikamar nya gak bi?." tanya Nichol.
"Ada tapi den Varelnya lagi sakit."
"Iya aku tau bi,makanya aku kesini."
"Oh ya den,ini siapa?." tanya bi Wina ketika melihat Vera dan Bunga.
"Kenalin bi ini Vera dan yang ini Bunga temen Varel dan Nichol."jawab Nichol sambil menunjuk Vera dan Bunga.
Vera dan Bunga melakukan hal yang sama seperti Nichol,menyalimi tangan bi Wina.
"Ayo masuk." tawar bi Wina.
"Bi aku langsung ke kamar Varel aja ya." ucap Nichol
Dan dibalas anggukan oleh bi Wina.
Mereka pun naik ke tangga untuk menuju kamar Varel yang berada di lantai dua.
Tok..tok...
"Varel gua masuk ya." ucap Nichol dan langsung membuka pintu kamar Varel.
Pemandangan yang pertama mereka lihat yaitu Varel sedang duduk di kursi meja belajarnya,dan terdapat selimut yang menutup sebagian badannya.
"Varel." panggil Nichol.
Varel tersentak kaget ia menjatuhkan pulpen yang ia pegang.
Lalu Varel melihat ke arah belakang dan melihat Nichol,Vera,dan Bunga berada dikamarnya.
*****
Part ini agak gimana gitu menurut aku
Jangan lupa vote n comment terima kasih
06-04-2020

KAMU SEDANG MEMBACA
Betting Boy (END)
Teen FictionKenalin Vera Clasrissa,gadis cantik dengan rambut sepinggang,kulit putih dan pipi yang sedikit berisi Seorang Vera dikenal sebagi murid yang pintar,jago dalam segala hal,semua orang menyukai,dan sebaliknya ia menyukai semua orang,eh tapi dia gak suk...