Kenangan Masa Sekolah yang Paling Indah.
Bagi Mezu, kenangan hanya kenangan.
Namun mereka memiliki sisi indah yang tak bisa kulupakan.Hanya sebagian yang indah, dan sebagian membuat gundah.
Mezu ingin bercerita, semasa smp kemarin.
Jujur saja, jika diberikan kesempatan untuk mengulang, ingin sekali kulakukan.
Karena bagiku, masa-masa SMP adalah masa keemasan bagi hatiku.
Dimana pikiran dan hatiku saling bersorak gembira, aku menemukan banyak kesenangan untuk menempatkan diri. Dan aku merasa cocok dengan itu.
Di masa SMP ku, ada satu yang tak prnah terlupa, yaitu kenangan aku dan dia.
Dia sahabatku.
Ceritanya, pada awal masuk SMP aku sangatlah kurang beruntung. Aku buruk dalam berbicara dengan orang baru, jadi wajar saja. Dan juga, di kelas baruku, tidak ada satupun orang yang kukenal.
Ada sih satu, namun aku hanya kenal sekilas, dan setelah kupahami, dia tidak terlalu cocok denganku.
Dia agak sombong, aku kaum merendah.
Nanti jatuhnya dia Sang Ratu, dan aku Sang Pembantu.
Aku tidak ingin menghabiskan waktuku untuk hal sia-sia mengharapkan pertemanan kuat dengannya, karena aku sadar, kami tidak memiliki kedudukan serupa.
Ibarat rakyat jelata dan putri mahkota, sangatlah cocok menjadi bahan perbandingan.
Dia cantik, aku jelek.
Begitu, nanti akan terus menyambung.
Lalu aku memilih untuk diam, hingga akhirnya aku bertemu seseorang yang mau duduk sebangku denganku.
Awalnya kami hanya diam, senyap dan hening.
Aku sadar, aku benar-benar makhluk sosial yang buruk.
Kami hanya berkenalan, dan yang memulai semuanya itupun dia.
Aku pun terpuruk.
Sekiranya aku punya teman sebangku yang baik, ya sudahlah, kuakhiri hari itu.
Keesokan harinya, aku menjadi mulai akrab dengan teman sebangkuku.
Dia banyak bertanya tentangku, lalu aku juga balik bertanya kepadanya untuk mengenalnya lebih.
Kemudian, ada beberapa orang yang mulai ikut mengobrol bersama kami, mereka duduk tepat di bangku yang ada di belakangku.
Aku menjadi lumayan akrab dengan beberapa teman sekelasku, wah cukup menyenangkan.
Aku hanya bisa berharap bahwa aku bisa mencocokkan diri dan memiliki masa SMP yang tidak suram.
Aku masih ingat jelas, sewaktu SD, aku dekil dan tomboy. Aku suka berkelahi dengan para siswa laki-laki, dan syukur aku selalu menang. Namun sekarang, aku berniat untuk jadi lebih baik.
Aku berusaha merawat diri, dan kemudian aku menjaga sikapku, mengikuti kodrat dan menjadi lebih sopan daripada sebelumnya.
Kembali lagi, di kelas aku mulai kesana kemari mempelajari teman-temanku.
Hingga aku melihat seseorang yang duduk di bangku terdepan, namun berada di barisan yang sama denganku.
Ia memamerkan buku gambarnya pada teman sebangkunya.
Dan tahu apa? Dia menggambar Hatsune Miku dan beberapa karakter Vocaloid!
Meski mungkin untuk kondisisku sekarang kuakui gambarnya tidak terlalu bagus, pada waktu aku SMP dulu, aku menganggapnya sangat bagus!
Kami pun berkenalan lebih dan menjadi akrab, karena pada dasarnya aku juga suka Vocaloid, apalagi Rin dan Len Kagamine!
Kami memiliki hobi yang sama, mendengarkan lagu-lagu vocaloid, menonton anime, dan menggambar!
Sembari mengenalnya, aku jadi tahu kalau dia juga tinggal di jalanan yang sama denganku. Setelah aku melihat langsung dimana rumahnya, aku terkejut.
Aku jadi semakin yakin, kalau kemampuan sosialku benar-benar mengerikan.
Dia ternyata tetanggaku sendiri, teman dari temanku yang belajar pada guru ngaji yang sama.
Rumah kami hanya berjarak sekitar 50 meter, jadi tidak begitu jauh untuk berteman.
Kami saling mampir ke rumah satu sama lain setiap hari, aku benar-benar senang dengan keadaan ini.
Karena aku berangkat ke sekolah menggunakan sepeda, dia pun demikian ternyata! Kami pun sering berangkat bersama, juga pulang bersama, setiap hari!
Jika salah satu dari sepeda kami sedang rusak, maka kami akan naik angkutan umum berdua.
Kami melakukan banyak hal bersama, bermain game bersama, berbagi.
Bahkan dulu kami sempat kolaborasi menulis cerita, dan ingin mempublikasikannya ke wattpad.
Kami benar-benar tak terpisahkan!
Tapi itu dulu, sebelum ada api yang menyulut.
Tepat saat naik ke kelas dua, ada sebuah masalah yang hinggap di kepalanya.
Temanku yang hanya tinggal merantau bersama ayahnya itu, menemukan sebuah fakta mengejutkan.
Ayahnya berselingkuh, sedangkan Ibunya ada di kampung halaman.
Ia depresi dan bersedih.
Setelah beberapa waktu, tepat sebelum penilaian tengah semester berlangsung, ia pindah.
Pindah rumah dan pindah sekolah, ia ikut Ibunya.
Aku benar-benar sedih melihat kepergiannya, meski sebenarnya rumahnya yang sekarang hanya akan memakan satu jam perjalanan dari rumahku, tetap saja tidak bisa aku bertemu dengannya.
Aku tidak punya keberanian, modal, dan kesanggupan untuk menemuinya.
Dan lagi, hatiku teriris saat suatu hari raya, ia datang mengunjungi ayahnya yang masih bertempat tinggal di dekat rumahku.
Katanya, dia mencariku.
Menanyakan tentangku, dan mengetuk pintu rumahku.
Sayangnya, aku sedang pulang kampung saat itu.
Aku jadi menangis, mengingat kenangan kami yang begitu indah.
Kami yang ke kantin bersama setiap hari, makan mie ayam juga pempek, kemudian memesan susu coklat kesukaan bersama, dan menggambar bersama.
Saling bertukar cerita menyenangkan, berbagi pengalaman, juga saling menyontek jawaban---buruk sekali.
Tapi semuanya menyenangkan.
Karena itu, aku menobatkan masa SMP ku sebagai golden memories.
Aku sempat senang mendengar dia akan ke sini saat SMA, bahkan ku lihat namanya tercantum di daftar penerimaan siswa baru salah satu sekolah yang ada di dekat SMP kami.
Aku bahagia, katanya mungkin dia akan tinggal bersama ayahnya lagi, karena ayah ibunya kembali bersama.
Namun kemudian, dia memilih untuk tetap bersama Ibunya, dan bersekolah disana.
Kami kembali terhubung via Instagram, setelah sebelumnya ia benar-benar menghilang selama satu tahun.
Ia kehilangan ponselnya waktu itu, yang saat ini memiliki jenis ponsel yang sama dengan ponselku di hari ini.
Ah, aku semakin tidak bisa melupakannya, dan akan terus mengingatnya.
Sahabatku, kenangan-kenanganku bersamanya adalah yang terindah!
Aku dan dia bahkan masih memiliki husbu yang tidak berubah, aku dengan Arisato Minato, dan dia bersama Jumin Han.
Dari Mezu, untuk Frey.
KAMU SEDANG MEMBACA
FLC WRITING CHALLENGE : APRIL
SaggisticaDaripada mengisi karantina corona dengan hal gabut, mending ikut ngisi Daily Routine yuk bareng member FLC yang maso dan waras Cover nya dari Orang (Sok) Kalem @anomaliez