9 - Selalu Ada

643 87 30
                                    

Alana sangat bosan setengah mati. Dia hanya berguling-guling di kasur selama beberapa jam, sambil mengecek ponselnya yang selalu sepi.

Malam ini, Alana merasa sangat mager. Untung saja, tugas sekolahnya sudah ia kerjakan jauh-jauh hari. Jadi, dia bisa santai-santai seperti saat ini.

"Enak, sih, rebahan doang. Tapi bosen juga." Alana berbaring menatap langit-langit kamarnya.

"Enaknya ngapain, ya?" Pandangannya berubah kearah ponselnya yang selalu sepi itu.

Selama beberapa menit, ia hanya terdiam dengan pikiran yang melayang-layang.

Hingga akhirnya, suara petikan gitar dan nyanyian mengalun lembut ditelinganya.

Alana bangkit dari tidurnya.

Ia berjalan kearah jendela, dan mengintip siapa yang bermain gitar dan bernyanyi ditengah malam seperti ini.

Devan.

Cowok itu memainkan gitarnya, ditemani dengan secangkir kopi yang berada disampingnya.

Alana bergegas mengambil laptopnya, kemudian beranjak keluar.

✏✏✏✏

Devan asyik memainkan gitarnya diteras kamar, dengan sesekali menikmati kopi susu yang menemaninya.

Dinginnya udara malam ini, membuatnya tertarik untuk menghabiskan malam diluar.

Hingga tiba-tiba, decitan pintu dibuka mengalihkan perhatiannya.

Alana keluar dari kamarnya dan duduk dikursi terasnya, sambil menopang laptop di pahanya.

Devan tersenyum lebar melihat gadis itu bisa menemaninya malam ini, walaupun terpisahkan oleh beberapa jarak.

"Ngapain lo malem-malem gini di luar?" Devan memulai percakapannya pada Alana yang sibuk mengetik pada laptop.

Alana hanya mendongakkan kepalanya menatap Devan yang ada diseberang, tanpa menggubris pertanyaan Devan, kemudian melanjutkan kegiatan mengetiknya.

"Dih. Ditanyain malah diem aja," ucap Devan lagi.

"Berisik," jawab Alana seperti biasanya, judes.

Devan mengamati gadis didepannya yang sedang sibuk itu.

Entah mengapa, gadis itu selalu terlihat cantik bagaimanapun keadaannya.

Seperti saat ini, ia hanya menggunakan piyama bermotif minnie mouse berwarna ungu muda, dengan rambutnya yang dibiarkan terurai.

Lucu.

Devan ingin menatap Alana lebih lama lagi, tapi takut khilaf.

"Gue temenin, ya? Biar nggak boring," ujar Devan yang terus membuka obrolan.

Alana diam, tidak menjawab.

"Lo suka lagu apa? Biar gue nyanyiin," tanya Devan, yang walaupun ia sadar Alana tidak akan menjawabnya.

Tanpa menunggu jawaban dari Alana, Devan langsung memetik pelan senar gitarnya, dan menyanyikan lagu garis terdepan dari Fiersa Besari.

Devan memang lebih menyukai lagu dalam negeri, daripada luar negeri. Karena, jujur saja, ia memang sedikit kesulitan untuk berbicara dalam bahasa Inggris. Oleh sebab itu, ia tak pernah menyanyikan lagu luar negeri didepan banyak orang, apalagi Alana. Bisa mempermalukan dirinya sendiri nanti.

Dengan lagu yang dinyanyikannya itu, Devan dapat menyalurkan perasaannya secara tidak langsung. Walaupun Alana tidak akan pernah sadar.

Bahwa, Devan akan selalu bersama Alana. Menemani gadis itu, disaat suka maupun duka.

Why Him? [COMPLETED✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang