20 - Berita Kehilangan

473 52 52
                                    

Alana berlari menyusul seorang pria paruh baya yang sedang berjalan bersama seorang wanita, menjauhi keramaian, menuju ke jalan yang lebih sepi.

Sebelum pria dan wanita itu memasuki mobil yang terparkir di jalan sepi itu, Alana mempercepat larinya.

"Tunggu!" teriak Alana karena merasa langkahnya tidak akan sampai.

Dan, kedua orang itu pun menolehkan kepalanya ke arah Alana.

Alana mengatur napasnya yang tampak terengah-engah ketika sudah sampai di dekat mereka.

Alana tersenyum getir, "Ternyata bener."

Pria itu tampak terkejut dan tidak menyangka dengan kehadiran Alana.

"Selama ini, ternyata ayah ada disini?" Alana mencoba kuat dengan kenyataan pahit yang baru saja di terimanya.

"Dia siapa, mas?" tanya wanita yang berdiri disamping pria paruh baya itu.

"Saya anak dari pria yang berdiri disamping anda. Seharusnya, saya yang bertanya siapa anda? Mengapa anda bersama dengan ayah saya?" Alana mengamati wanita dengan pakaian mini itu dari atas ke bawah.

"Kamu jangan ngada-ngada, ya. Ini pacar saya, dan dia belum punya anak." Wanita itu menatap Alana sinis.

Alana menggigit bibir bawahnya yang tampak gemetaran, "Bahkan, ayah melupakan Alana sampai tidak menganggap Alana sebagai anak lagi?"

Pria paruh baya itu masih tampak syok, sehingga ia tidak menggubris perkataan Alana.

"Setelah semua perbuatan yang ayah lakukan di masa lalu, sekarang Alana harus menerima imbas pahitnya lagi?" Alana sudah tidak kuat menampung air mata yang sejak tadi ditahannya.

"Selama satu tahun, Alana berharap bisa bertemu dan kembali lagi dengan ayah. Tapi, kenapa sekarang kita bertemu dalam kondisi seperti ini? Kenapa ayah tega melakukan ini semua? Apa ayah udah gak sayang lagi sama Alana?" Alana membiarkan butir-butir air matanya berjatuhan membasahi pipi.

"Dia siapa sih, mas? Aku nggak mau ya, kamu punya anak ingusan kayak dia." Kali ini, wanita itu menatap Alana dengan wajah jijik.

Alana menatap wanita itu dengan tatapan tajamnya, "Seharusnya, saya yang tidak mau ayah saya bersama dengan wanita murahan seperti anda. Dasar pelacur!"

"Hei! Jaga ucapanmu! Mas, lihatlah, dia sangat tidak sopan," ucap wanita itu sambil merapatkan tubuhnya manja ke pria paruh baya yang ada disampingnya.

Alana merasa risih dengan sikap wanita itu. Tangannya sudah gatal sekali ingin menonjok tubuhnya yang murahan, dan wajahnya yang menjijikkan.

"Ayah tidak akan meninggalkan Alana lagi kan sekarang? Apalagi hanya demi wanita murahan ini." Alana menatap pria itu dengan wajah memelas, meminta sedikit saja kelembutan hati ayahnya.

Pria paruh paya itu tampak berpikir sejenak, memandang Alana dan wanita disampingnya secara bergantian.

"Maaf, saya tidak kenal kamu. Mungkin, kamu salah orang. Dan jangan pernah macam-macam dengan pacar saya lagi." Akhirnya pria itu angkat bicara. "Ayo, sayang. Lebih baik kita segera pergi." Kemudian pria itu menggandeng tangan wanitanya memasuki mobil.

Setelah itu, mobil pun mulai berjalan pergi meninggalkan Alana sendirian di jalan yang sepi.

Alana terduduk dan menggelengkan kepalanya tidak percaya. Air matanya berhasil mengucur dengan deras. Masa lalu kelam itu datang lagi, bahkan lebih pahit dari yang dulu. Ia tak menyangka, sekarang ayahnya menjadi seperti itu.

Ponsel Alana bergetar, menandakan ada sebuah panggilan masuk.

"Halo?" sapa Alana mengatur napasnya yang tampak sesenggukkan.

Why Him? [COMPLETED✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang