Chapter DuaPuluh sembilan / kencan

324 17 0
                                    

Semua yang kau lakukan itu tidak jauh dengan sampah!

***

Hari ini adalah hari istimwea untuk Grasilda, pasalnya Zean mengajaknya jalan malam ini. Bagaimana tidak? Ini kencan pertamanya setelah mereka berdua saling menyatakan perasaan masing-masing.

Ia tengah siap-siap memilih baju untuk ia gunakan malam ini. Grasilda memakai dres merah dengan tas selempang di tangannya, lalu ia mengikat rambut cantiknya.

Ia segera mengirim pesan pada pacarnya bahwa dirinya sudah siap untuk dijemput.

Grasilda keluar kamar dengan wajah berseri-seri. Entahlah mungkin ini sangat lebay, tapi memang begini kenyataannya saat ini.

"Mau kemana lo matam-malam begini?" tanya seorang yang membuat orang yang dipanggilnya kaget.

"Gue mau jalan"

"Gue ikut ya"

"Gak boleh!"

"Lah kenapa? Sekalian aja, gue kan mau keluar juga"

"Kalau mau keluar ya keluar aja, gue gak mau bareng sama lo. Yaudah ya, gue udah ditungguin. Bye" tutur Grasilda lalu segera meninggalkan kakaknya itu.

"Ditungguin? Sama siapa woy? Dasar! Pasti pacarnya".

Tanpa Grasilda sadari, seseorang telah memperhatikannya.

"Apa Grasilda mau ketemuan sama kak Zean? Bukankah mereka udah putus?" batinnya.

***

"Hai" sapa Grasilda saat mobil Zean sudah tiba di rumahnya.

"Hmm. Yuk masuk"

"Iya"

Mereka segera  berangkat menuju sebuah restoran. Sesampainya disana, Zean membukakan pintu mobil sebelah Grasilda lalu menggandeng tangannya.

"Mau apa?" tanya Zean pada Grasilda yang sudah duduk di salah satu meja dekat air mancur.

"Mmm.. Creme Brulee sama cappucino"

"Hmm oke" Zean segera memesa 2 Creme Brulee dan cappucino kepada salah satu pelayan di sana.

"Zean"

"Hmm?"

"Gue kangen sama bunda. Dia apa kabarnya?"

"Kapan- kapan mau ke rumah mertuamu lagi?" Goda Zean.

"Ish! Apaan sih"

"Hehee, bunda baik-baik aja kok. Mau telepon?"

"Nanti aja deh, tuh dessert nya dah jadi"

"Oh?" pelayan segera menghidangkannya di meja mereka.

Setelah makan malam, Grasilda dan Zean memilih untuk jalan di taman dekat jalan raya. Perlahan Zean menggenggam tangan Grasilda membuat pipinya menjadi merah merona.

"Ah.. Mmm Zean mau gula kapas?" Ucap Grasilda salah tingkah lalu menunjuk tukang gula kapas di sebrang jalan.

"Lo mau?"

"Iya"

Mereka membeli dua gula kapas dan memakannya saat mereka duduk di rerumputan taman.

"Zean mau nyobain?" Grasilda menyodorkan gula kapasnya walaupun ia tahu Zean juga sedang memakan gula kapas, ia tetap menawarkan gula kapasnya. Modus dikit biar bisa nyuapin pacar hahaa:")

"Gimana rasanya? Manis kan?" tanya Grasilda balik setelah Zean memakan gula kapas yang di sodorkannya.

"Sama aja kaya gula kapas punya gue"

"Ck! Gak romantis. Lo harusnya bilang 'iya manis, tapi tidak semanis kamu' "

"Pffttttt. Ternyata lo suka lelebayan ya" Zean terkekeh dengan ucapannya sendiri.

"Au ahh"

Zean menyubit pipi tirus Grasilda lalu ia melihat lekat mata Grasilda.

"Iya senyum lo tuh manis, bahkan bisa ngalahin manisnya gula. Makannya senyum dong jangan cemberut mulu" tutur Zean membuat
pipi Grasilda kembali memerah.

"Lebay! Geli gue!".

" lah? katanya mau disebut manis?"

***

Audy berjalan di lorong sekolah, ia melihat Zean yang baru saja keluar dari kelasnya.

"Kak Zean"

"Ya?"

"Boleh bicara sebentar? Aku mau nanya soal olimpiade"

"Oh, nanti aja pas istirahat. Ini masih jam pelajaran, lagipula gue mau k__"

"Sebentar aja kak"

"Oh. Oke"

Kini Zean dan Audy tengah duduk di bangku belakang sekolah. Cukup sepi karena para siswa sibuk di kelasnya masing-masing.

"Mau nanya apa? Ada yang masih lo gak ngerti?"

"Sebenarnya aku gak mau bicarain soal olimpiade. Aku mau bicarain soal kak Grasilda"

"Maksud lo?"

"Kak Zean tahu kan hubunganku sama kak Grasilda tidak baik. Tentu saja karena aku adalah sodara tirinya makannya dia benci aku dan selalu menyiksa aku"

"Menyiksa? Maksud lo apa sih?"

"Sejak mama menikah lagi dengan papa nya kak Grasilda, kak Grasilda gak pernah menerima itu. Ia bahkan sering bentak-bentak mama, seharusnya dia tidak lakuin itu pada orang yang lebih tua kan kak? Padahal papa juga menyayangi mamaku, dan mereka bahagia bisa bersama. Tapi dengan sikap kak Grasilda, itu sudah membuat mama sama papa susah. Kak Grasilda itu jahat kak, ia bahkan tidak pernah cerita mengenai dirinya pada kak Zean kan?"

"Maksud lo apa jelek- jelekin cewek gue?"

"Kak maksud aku"

"Cukup! Gue lebih percaya pada cewek gue dibandingkan elo. Gue tahu Grasilda itu orang macam apa. Dia memang badgirl , tapi dia tahu harus bersikap pada orang di sekitarnya. Dia begitu sama nyokap lo karena itu ulah nyokap lo sendiri. Emangnya nyokap lo menganggap Grasilda juga sebagai anaknya? Enggak kan? Menurut gue di berhak berprilaku seperti itu, dia tidak mau dibodohi oleh orang seperti kalian. Satu lagi, gue udah tahu semuanya tentang Grasilda. Dia udah cerita semuanya dan gue percaya sama dia" ya, semalam Grasilda memang menceritakan semua mengenai dirinya dari saat ia kecelakaan sampai akhirnya ia berubah menjadi cewek nakal.

Zean bangkit dari duduknya hendak pergi, namun ia terkejut terlebih dahulu sebelum melangkahkan kakinya.

Audy tiba-tiba saja mencium pipi Zean. Zean menoleh ke arah Audy.

"Aku suka sama kamu kak"

Tbc

GRASILDA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang