GRASILDA [SELESAI]

Chapter tigapuluh / kepercayaan

Hubungan itu memang membutuhkan kepercayaan kan? Kalau tidak ada kepercayaan, dalam sekejap saja hubungan itu akan kandas.

***

Zean bangkit dari duduknya hendak pergi, namun ia terkejut terlebih dahulu sebelum melangkahkan kakinya.

Audy tiba-tiba saja mencium pipi Zean. Zean menoleh ke arah Audy.

"Aku suka sama kamu kak"

"Apa yang lo lakukan?!" panik Zean.

"Udah aku bilang kan kak, aku suka sama kak Zean, kak Zean mau kan jadi pacar aku?" Audy mendekatkan dirinya kepada Zean, lalu menggenggam tangannya.

"Gila lo! Gue udah punya pacar, dan kalau gue tidak punya pacarpun gue gak sudi jadi pacar lo!" ucap Zean setelah menghempaskan tangan Audy.

Segera Zean meninggalkan Audy yang tidak menampilkan ekspresi apapun.

"Audy!"

"Gimana Kei? Udah?"

"Udah, dan ini mah pas banget!"

"Thanks, nanti gue transfer uangnya ya"

"Siip"

***

"Lo kok lama banget ambil buku ke ruang guru nya Zean" bisik Grasilda setelah Zean memasuki kelas dan duduk dibangkunya.

"Gue harus urus sesuatu tadi"

"Apaan?"

"Kepo, mending lo pokus belajar aja onta"

"Hmm, gue inget lo bilang onta itu adalah orang tercinta hihi"

"Pd banget, gue bilang onta ya onta"

"Ada apa disana?" refleks membuat Grasilda dan Zean tersentak oleh guru mapel Matematika itu.

"Ah. Enggak pak, Grasilda tadi nanyain rumus sama saya"

"Oke kalau gitu, harap tenang dan perhatikan bapak menjelaskan"

"Iya pak" kompak sekelas.

Grasilda berjalan di lorong kelas menuju kantin, ia sendiri karena lagi-lagi Zean harus membantu guru untuk persiapan olimpiade.

"Eh benar ya, ternyata mereka udah putus ya?"

"Aku pikir mereka masih pacaran karena selalu nempel kan?"

"Yaiyalah, kalian tahu sendiri kan bagaimana sikap mereka? Sangat bertolak belakang"

"Tapi menurutku sih kak Grasilda udah berubah deh, yang buat ia berubah ya kak Zean. Buktinya dia gak pernah lagi kan bully kita?"

Grasilda dapat mendengar bisikan-bisikan orang yang tengah bergosip, tentunya ia hiraukan. Tapi tidak bila namanya disebut.

"Ada apa ini?" tanya Grasilda menghampiri mereka.

"K..kak Grasilda"

"Kenapa kalian nyebut nama gue?"

"I..itu kak, ada postingan yang diperbincangkan seisi sekolah dan itu kak Grasilda sama kak Zean. Katanya kak Grasilda sama kak Zean putus, lalu kak Zean pacaran lagi sama Audy"

"Apa? Mana gue lihat"

"Ini kak"

Grasilda terkejut saat melihat gambar Audy yang pencium pipi Zean. Ia tampak kesal dan marah. Ia segera pergi dari tempat itu.

"Gras!" panggil seorang dari belakang membuat Grasilda menoleh ke sumber suara.

"Zean, ada yang mau gue bicarain"

"Ehh kok tiba-tiba"

Segera Grasilda menarik tangan Zean menuju rooftop sekolah.

"Pinjem hp lo, hp gue ketinggalan di kelas"

"Duh, apaan sih. Bikin suasana gak enak aja" Zean mengambil hp dari saku celananya lalu di berikannya pada Grasilda.

"Nih, lo lihat"

Zean kaget saat melihat gambar dirinya dengan Audy tadi pagi. Ia tidak tahu siapa yang mengambil gambarnya, dan bagaimana bisa foto itu menyebar dalam waktu yang sangat singkat.

"I...itu..itu tidak seperti yang lo pikirin Gras"

"Emang lo tahu yang gue pikirin? Makannya lo tinggal jelasin aja, gue akan percaya kok sama lo"

"Jadi tadi pagi saat gue mau ambil buku ke ruang guru, gue dipanggil Audy. Katanya ada yang ingin dia bicarain soal olimpiade, makannya gue turutin aja. Tapi ternyata dia malah jelek-jelekin elo dan akhirnya dia nyium gue tiba-tiba, saat gue hendak pergi"

"Udah gue duga. Dia mau jebak lo, tapi gue tidak bodoh yang akan percaya begitu saja dengan cerita sampahnya"

"Gue seneng lo mau percaya Gras"

"Hubungan itu memang membutuhkan kepercayaan kan? Kalau tidak ada kepercayaan, dalam sekejap saja hubungan itu akan kandas"

"Hahahaa sok bijak lo" lantang Zean lalu Grasilda mencubit pinggang Zean kesal.

"Gue harus bertemu sama Audy Zean"

"Tunggu Gras"

"Apa?"

"Jangan maen fisik, itu malah akan membuat lo yang rugi"

"Hehee iya gue tahu Zean. Gue kan udah berubah, gue cuma akan kasih di perhitungan sedikit"

Grasilda turun dari rooftop sekolah yang pastinya akan mencari Audy si gadis bangsat.

Sementara itu Zean masih termenung di tempatnya.

"Kok perasaan gue gak enak ya?"

Tbc