Maaf sudah buat kamu khawatir
tapi terimakasih sudah menghawatirkanku
Chapter Duapuluh Tujuh / Sakit
"Syukurlah dia kembali hangat. Eh jaket Zean!" ucap Grasilda saat menyadari jaketnya masih menempel di tubuhnya.
"Besok deh gue balikin, toh harus gue cuci karena basah"
"Mmm... Tapi gue juga harus ke apartement gue, gue kan harus ambil semua barang-barang. Entar malem deh, gue keringin dari sekarang nih jaket juga bakal kering gak yah." ucap Grasilda kembali bermonolog.
***
"Yah masih basah, mana udah jam delapan malam lagi. Besok deh gue kasihnya, tapi kalau ambil barang barang gue di apartement kayaknya harus sekarang deh, kalau di besok-besokin yang ada gak jadi-jadi" ucap Grasilda bermonolog saat sedang mengecek jaket Zean, entah kenapa akhir akhir ini ia suka berbicara sendiri.
Setelah itu Grasilda pergi ke kamar Vela berniat mengajak untuk mengantarnya. Tapi saat ia sudah masuk di kamar kakaknya itu, ia mendapati Vela yang sudah tertidur.
"Yaelah, baru juga jam delapan lo udah tidur aja" kata Grasilda yamg menggoyang-goyangkan lengan Vela agar terbangun dari tidurnya.
"Mmmmhh" gumam Vela yang masih menutup matanya.
"Katanya mau anterin gue bawa barang sama baju gue"
"Aduh.... Lo sendiri aja napa, gue cape tadi gabis pkl di RS" kata Vela, ia masih tetap memejamkan matanya.
"Ish, yaudah lo mah istirahat aja. Gue pinjem mobil lo, mobil gue belum di ambil di bengkel"
"Kuncinya ada di nakas.."
"Iya "
Grasilda mengambil kunci mobil milik Vela dan langsung keluar dari kamar saudarinya itu.
Saat di perjalanan, ia ingat bahwa Zean pernah memasakannya makannan namun ia sudah kembali ke rumahnya. Ia jadi merasa tidak enak.
"Apa gue beli sesuatu ya buat dia, semisal.. Donat! Oke, dia pasti suka"
Grasilda lalu berhenti di sebuat toko roti. Ia membeli satu paket donat untuk ia berikan kepada Zean.
***
Ting teng
Suara bel saat Grasilda tekan di depan apartement Zean. Namun Zean tak kunjung-kunjung membukakan pintu nya, sampai Grasilda memegang gangang pintu, lalu pintupun terbuka.
"Duh.. Ceroboh banget sih, kenapa gak dikunci pintunya" ucap Grasilda lalu masuk ke apartement Zean.
"Zean, gue bawa sesuatu buat lo" jelas Grasilda yang tidak menemukan batang hidung cowok tersebut.
"Uhuk!"
Grasilda menoleh ke sumber suara yaitu kamar Zean, ia pun langsung menuju arah suara itu.
"Zean lo baik baik aja?" kata Grasilda yang sudah masuk ke kamar Zean, ia melihat cowok itu tertidur dengan selimut menutupi seluruh tubuhnya.
"Uhuk uhuk!"
"Zean apa lo sakit?" ucap Grasilda lalu membuka selimut Zean dan ia dapat melihat Zean yang menggigil kedinginan. Bahkan cowok itu belum mengganti baju sekolahnya yang terkena hujan tadi.
"Astaga Zean! Lo beneran sakit, dan baju lo bahkan masih basah. Kenapa gak diganti dulu sih sebelu tidur" Omel Grasilda, namun tidak ada tanggapan dari Zean ia masih saja memejamkan matanya.
"Aduh gimana nih, baju lo kan harus diganti. Nanti sakitnya tambah parah, Zean lo bangun dulu dong"
Zean masih menggigil dan menutup matanya.
"Aduh.. Masa gue sih yang harus ganti baju lo, gue... Gue gak berani. Apa gue minta tetangga aja ya? Tapi tetangga yang gue tahu disinituh tante-tante, masa gue harus minta tolong ganti baju Zean sama cewek, kan gaboleh"
"Aduh.. Tapi kasihan Zean. Yaudah deh gu.. Gue ganti baju dia" Grasilda langsung mengambil salah satu baju yang ada di lemari Zean, lalu ia segera membuka baju Zean dan dengan cepat memakaikannya baju baru.
"Lumayan cuci mata, eh! Astagfirullah gue mikir apa barusan" batin Grasilda.
"N..nah selesai. Duh.. Kasur lo juga jadi basah, gimana nih. Celana lo juga harus diganti, masa iya gue yang harus ganti. Makannya bangun dong Zean, gimana dong?. Gimana kalo lo tambah sakit dan terus mati, gue harus gimana?" gumam Grasilda yang mondar mandir di kamar Zean.
"Ah iya, kalau orang demam kan harus di kompres" ucap Grasilda dan langsung pergi ke dapur.
"Duh... Gak ada air hangat lagi, gue masak air aja deh" gumam Grasilda lalu ia mengambil teplon dan mengisinya dengan air.
Saat air sudah mendidih, ia segera menumpahkannya kedalam wadah namun tidak sengaja memegang kepala teplon yang masih panas.
"Aww panas, duh.. Air nya udah gak berisi tapi nih teplon masih panas, sial!" ia melihat jari telunjuknya yang sedikit melepuh.
Grasilda segera mengisinya lagi dengan sedikit air dingin, dan langsung menuju kamar Zean setelah mendapatkan handuk kecil.
Perlahan ia mengompres kening Zean.
Saat sudah sekitar lima belas menit, air tadi sudah dingin dan Grasilda pun akan pergi untuk menggantinya namun langkahnya berhenti saat lengannya di cekal dari belakang.
"Jangan pergi"
"Gue kira udah bangun, ternyata ngigau"
"Jangan pergi, gue benar benar cinta sama lo Gras"
Degh
Seketika Grasilda kaget dan bingung, Zean sampai mengigau tentang dirinya. Grasilda mendekat dan duduk di pinggir kasur Zean, perlahan ia mengusap lembut kening cowok itu.
"Iya Zean, gue juga Cinta sama lo. Makannya lo bangun ya" gumam Grasilda lalu menyenderkan kepalanya di perut Zean, dan tiba-tiba saja kantuknya datang lalu ia pun tertidur.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
GRASILDA [SELESAI]
Novela JuvenilSebagian cerita dirombak, tapi alurnya tetap sama kok. Mungkin ada sebagian bakal ada yang gak nyambung karena dirombaknya kan dari chapter awal tanpa unpublish. Tapi secepatnya dirombak semuanya biar nyambung chapter awal sampai akhir. Kalau ada tu...