Chapter Duapuluh Tiga / Tragedi

347 19 0
                                    

Karena aku tahu disetiap pertemuan pasti akan ada sebuah perpisahan juga

Chapter Duapuluh tiga / Tragedi

Happy reading

Tring

Suara pesan membuat Gracya bangun dari tidurnya.

"Duh, siapa sih pagi pagi begini"

Gracya bangun dan segera melihat siapa yang mengirimnya pesan.

Lucy

Ketemu di cafe star sekarang gue tunggu

Ada apa?

Read

Gracya berdecak sebal karena Grasilda hanya melihat chatnya saja. Gracya bingung kenapa adiknya itu ingin bertemu dengannya sekarang, padahal ini masih sangat pagi.

Gracya tidak mau ambil pusing, iapun bersiap-siap dengan memakai baju sekolahnya agar ia langsung berangkat sekolah setelah menemui adiknya itu.

Setelah Gracya sampai di cafe star ia pun langsung masuk dan menemui Grasilda.

"Hai Gras, tumben lo ajak gue ketemu duluan" Gracya langsung duduk di kursi sebelah Grasilda.

"Ada yang ingin gue bicarain"

"Ada apa? Kayaknya serius banget"

"Lo tahu Vel akhir akhir ini dada gue sering sakit, padahal sudah jelas sekali bekas luka di dada gue udah sembuh"

"Lo gak papa?"

"Tapi sekarang gue tahu, bekas luka di dada gue itu sebenarnya bukan diakibatkan karena kecelakaan itu melainkan bekas operasi jantung yang gue terima"

Degh

"Ma.. Maksud lo?"

"Gue udah tahu Vel, hati ini bukanlah milik gue" sambil menyentuh hati.

"Gras lo...."

"Iya, gue udah tahu semuanya. Gue udah tahu kalau mama udah meninggal, dan yang paling parahnya lagi semuanya karena gue" ucap Grasilda lalu ia meneteskan air matanya.

"Papa yang cerita ke elo?"

"Bukan"

"Lalu siapa?"

"Gak penting gue tahu dari siapa. Yang lebih penting sekarang adalah alasan kenapa kalian sembunyiin semuanya dari gue?  bahkan gue tahu semuanya dari orang lain. Kenapa? Kenapa kalian lakuin ini ke gue? Bukanya gue juga termasuk keluarga Georgia?"

"Ma.. Maafin gue. Gue sama papa cuma gak mau bikin lo drof waktu lo bangun dari koma waktu itu"

" Kalian pikir gue gak sakit hati waktu tahu semuanya dari orang lain hah?"

"Maaf, gue benar benar minta maaf. Gue gak tahu jadinya bakal kaya gini, beberapa hari lalu gue dan papa juga udah rencanain buat cerita ke lo semuanya"

"Omong kosong!" tajam Grasilda lalu berdiri dari duduknya.

Grasilda meninggalkan tempat mereka berdua dan disusul Gracya.

"Gras tunggu dulu Gras" panggil Gracya yang lari mengejar adiknya itu.

"Jangan kejar gue, gue gak mau ketemu lo lagi." ucapnya yang masih berjalan lalu menyebrangi jalan dengan cepat.

"Dengerin dulu, lo gak bisa egois kaya gini."

Grasilda berhenti dari langkahnya sampai Gracya bisa mensejajarkan dirinya dengan Grasilda.

"Apa yang mau lo katakan? Gue udah muak dengan semuanya"

"EMANGNYA INI SEMUA MUDAH BUAT GUE? GAK! GUE JUGA SAMA SUSAH NYA KAYA LO. TAPI GUE GAK BISA BERBUAT APA APA.... Sebelum mama donorin hatinya buat lo ia sempat bilang untuk jangan kasih tahu lo yang sebenarnya bila dia kenapa kenapa. Ini juga buat gue susah, gue juga merasa kehilangan atas peninggalan mama tapi gue... Gue juga gak mau kehilangan lo" seketika tangis Grasilda maupun Gracya pecah.

"Maafin gue Vel, semuanya salah gue. Gue penyebab dari hancurnya keluarga kita, gue... Gue anak pembawa sial"

"Enggak Gras, ini bukan salah siapa siapa. Kita masih bisa bangun keluarga baru kita, oke?"

"Sebenarnya ada sesuatu yang ingin gue bicarain soal Audy dan nyokapnya. Sebenarnya mereka bukan orang baik baik Vel, si Maya lah yang cerita ke gue soal mama. Kayaknya dia ingin hancurin keluarga kit____"

Brakkk!!!

***

Zean menekan tombol bel berkali kali di depan kamar apartement Grasilda. Dan untuk kesekian kalinya Grasilda sama sekali tidak muncul di depannya.

"Kenapa gak keluar keluar? Apa dia masih marah untuk yang kemarin dan  berangkat duluan ke sekolah?"
Ungkap Zean pada dirinya sendiri.

Zean pun langsung berangkat ke sekolah sendirian, mungkin saja Grasilda sudah duluan berangkat ke sekolah. Walau Zean masih terheran heran karena paslanya selain berangkat dengan Zean, Grasilda selalu datang ke sekolah sangat siang.

Setelah sampai di sekolah Zean langsung ke kelasnya tapi ia tidak menemukan keberadaan Grasilda sama sekali.

"Oy Rika lo udah lihat Grasilda gak?"

"Kayak gak tahu aja, dia kan selalu datang siang"

Sial! Zean terus berpikiran buruk tentang Grasilda. Ia pun segera mencarinya di tempat lain termasuk kantin, rooftop maupun belakang sekolah tapi ia masih saja belum menemukannya. Ia takut sesuatu terjadi menimpa gadis itu. Setelah beberapa saat ia baru kepikiran untuk menghubungi Grasilda tapi tidak diangkat oleh sang empunya, Zean terus menghubunginya sampai seseorang menjawab panggilannya.

"Halo Gras, lo dimana sekarang? Lo baik baik aja kan?"

"Anu.. Maaf mas, sebenarnya pemilik dari handphone ini mengalami kecelakaan tabrak lari mas. Saya menemukan handphonenya di jalan."

Degh

"Apa?"

"Iya mas, orang yang tertabrak itu tewas di tempat mas"

TBC

GRASILDA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang