GRUP KEPANITIAAN TI 57
Joshua added you
Gian membuka aplikasi berwarna hijau di ketika terdengar bunyi dentingan dari ponselnya. Keningnya langsung berkerut saat mengetahui bahwa dia baru saja dimasukkan ke dalam suatu grup oleh Joshua, salah satu teman sekelasnya.
Joshua :
Buat yang baru gabung, ini grup kepanitaan buat acara ulang tahun jurusan. Kemarin sempat dibahas dan masing2 angkatan harus bikin project.
Kening Gian semakin tertaut dengan wajah yang masam. Project apaan lagi sih, pikirnya. Gian tidak mau tahu. Toh, Gian pasti akan langsung kabur dan lagian, dia juga tidak mengikuti rapat yang dimaksud oleh si Joshua ini.
Gian lalu menyandang tasnya dan melangkahkan kaki keluar dari kamar kosnya dan bersiap untuk mengunci pintu.
"Gian adik abang,"
Gian langsung menengok saat mendengar suara berat yang tak asing di telinganya. Brian, bassist Antares yang super berisik itu.
Sudah setahun Gian mengenal Brian dan rasanya, dia masih saja belum bisa membiasakan diri dengan Brian yang terlalu supel dan berisik. Gian bahkan sempat menyesalkan keputusannya untuk ikut mengekos di kosan ini karena ajakan Ayi.
"Kuliah siang lo, Gi?" tanya Brian sambil menghampiri Gian.
Gian mencabut kunci kosannya dan memasukkan benda itu ke dalam tas lalu menoleh kepada Brian. "Iya, Bang. Lo juga?"
"Gue mau ke lab," balas Brian.
Gian membulatkan mulutnya lalu berjalan untuk menuruni tangga. Brian mengikutinya, membiarkan Gian berjalan lebih dulu di depannya.
"Btw, Gi," ujar Brian saat kedua cowok itu sudah tiba di parkiran kos. "Gue nebeng,"
Gian tersenyum miring, "Tumben izin?"
"Heh," tegur Brian. "Biar sopan dikit."
Gian terkekeh pelan. Semenjak bergabung dengan Antares, Gian sadar bahwa dirinya jadi banyak tertawa. Gian memang pernah sempat menyesalkan keputusannya untuk pindah ke kos karena keberisikan Brian, tapi sejujurnya, Gian lebih banyak mensyukuri itu.
Toh, di rumah Gian selalu sendirian. Bergabung dengan Antares tiba-tiba membuatnya jadi punya 4 kakak laki-laki sekaligus.
"Yuk, Bang, buruan." ujar Gian yang sudah siap di atas motor berwarna putihnya.
"Gue nggak usah pake helm ya,"
"Pake aja, Bang."
"Nggak bakalan kenapa-napa. Males. Ntar kepala gue, gue masukin ke dalem tas aja."
Gian hanya menatap Brian sejenak, hingga akhirnya cowok itu memberikan cengiran. Gian menghela nafasnya. "Terserah lo deh,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Soundtrack : Somehow
Ficción General[Completed] Bagi Gian, tidak ada yang lebih spesial daripada Musik dan mungkin sedikit Adhisti.