18 - Saturday Night

1.5K 267 81
                                    

"Adhisti,"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Adhisti,"

Adhisti memutar tubuhnya setelah berhasil mengunci pintu kamarnya dan menemukan Ibu Kost nya sedang menatapnya sambil melempar senyuman. Adhisti memperhatikan tanaman-tanaman milik Beliau yang sudah sedikit basah. Maka Adhisti simpulkan, bahwa Ibu Kost nya tersebut sedang melakukan rutinitasnya tiap pagi.

"Pagi, Ibu." sapa Adhisti dan membalas senyumannya.

"Hari ini masih ada event ya?" tanya Ibu Kost sembari melanjutkan rutinitasnya menyirami tanaman.

Adhisti mengangguk dan menghampiri wanita berusia lima puluhan itu. "Hari ini hari terakhir, Bu. Dan Adhis nanti nggak balik ke kost,"

"Oh ya? Kamu mau nginep di rumah temenmu lagi?"

"Adhis mau balik ke Bekasi, Bu. Kebetulan, hari senin juga nggak ada kelas."

Ibu Kost mengangguk-anggukkan kepalanya dengan paham lalu mengangkat wajahnya untuk menatap Adhisti lagi. "Ya sudah kalau gitu. Jangan lupa sarapan dulu sebelum beraktivitas, Dhis. Ntar kamu sakit lagi kayak kemarin."

Adhisti menyengir manis, "Iya, Bu. Makasih ya. Adhis pamit dulu. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

Adhisti menyunggingkan senyumnya lagi lalu berjalan keluar pagar. Gadis itu tertegun cukup lama begitu ia mendapati Gian sudah ada di depan pagar kostnya—entah sejak kapan. Pria itu bahkan belum menyadari kehadiran Adhisti di sana. Gian masih bersandar di depan mobilnya dan sekali-kali menguap.

Lelaki itu terlihat mengusap belakang kepalanya sesekali dan memutar tubuhnya lalu tersentak saat menyadari eksistensi Adhisti. Ia bahkan sempat mengumpat saking kagetnya. Tapi dengan cepat menyembunyikan umpatannya itu dan berjalan menghampiri Adhisti. Netranya jatuh pada tas berukuran sedang yang ditenteng oleh gadis itu.

"Mau ke mana lo? Kayak orang mau minggat," ucap Gian.

"Mau minggat ke Bekasi habis acara selesai," jawab Adhisti. "Lo ngapain di sini pagi-pagi?"

"Mau ngajak pergi bareng." balas Gian lalu mengambil tas tersebut dari tangan Adhisti dan memasukkannya ke dalam mobil. "Lo mau balik ke Bekasi? Kalau gitu gue juga,"

Adhisti tersenyum miring dan menggelengkan kepalanya. Gian memang selalu bertingkah semaunya. Tapi entah kenapa, Adhisti juga tidak mempermasalahkan itu.

"Ya udah, bagus dong. Gue jadi hemat ongkos." respon Adhisti lalu masuk ke dalam mobil Gian.

Gian menipiskan senyumnya dan ikut masuk ke dalam mobilnya. "Udah sarapan belum?" tanya Gian.

"Belum,"

"Oke. Kita sarapan dulu ya,"

Adhisti hanya menatap Gian yang baru saja menutup mobilnya dan menyalakan mesin mobil lalu mulai mengendarai mobil itu. Hari ini, Gian terlihat senang. Ia bahkan bersenandung kecil menyanyikan lagu yang Adhisti tidak ketahui.

Soundtrack : SomehowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang