Because i miss Gianjar and his friends. Ini bakalan jadi chapter yang panjang lol
---
Kata kebanyakan orang, KKN bisa menjadi salah satu penyebab goyahnya hubungan sepasang kekasih. Saat di mana Miranda dan Reza merecoki Adhisti tentang itu, Adhisti sama sekali tidak peduli. Toh, Gianjar bukanlah tipe laki-laki yang dengan gampangnya kecantol perempuan lain.
Tetapi seiring berjalannya waktu, satu minggu sebelum KKN selesai, Adhisti mendengar kabar yang tidak mengenakkan. Bahwa ada satu perempuan yang satu kelompok dengan Gian, dekat dengannya. Dekat—seperti Gianjar dekat dengan Miranda. Kalau perempuan itu memang Miranda, maka Adhisti tidak akan ambil pusing. Tetapi sayangnya, perempuan ini bukan Miranda.
Setelah Adhisti cari tahu, ternyata perempuan itu bernama Gendis Adiningrum, dari jurusan Komunikasi. Parasnya yang cantik, rambutnya yang lurus, gayanya yang feminim, membuat Adhisti seketika merasa insecure parah.
Sebenarnya, Adhisti tidak ingin merasa cemburu atau takut. Melihat Gianjar memiliki teman yang banyak, tentu saja membuatnya senang. Tetapi, kalau sedikit-sedikit ngomongin Gendis, rasanya sebal juga.
"Datang juga anaknya."
Adhisti melihat Gian yang melangkahkan kakinya masuk ke dalam Brown Bean—coffee shop milik Reza, Dimas, dan beberapa teman kosannya, yang sekarang menjadi tempat berkumpulnya mereka.
"Sorry, sorry, lama banget tadi diskusinya." Gian menyengir dan duduk di sebelah Adhisti—yang sedang menatapnya ingin tahu. Merasa ditatap, Gian melempar senyum kepada Adhisti lalu menoleh ke arah Dimas yang ada di coffee bar. "Dim, gue mau yang biasa dong."
"Okay." balas Dimas.
"Kok lo bisa akrab banget sih, Gi, sama teman-teman KKN lo? Gue seminggu aja udah males." keluh Miranda yang kemudian langsung ditimpali oleh Reza.
"Itu mah karena kelompok lo banyak dramanya aja, Nda. Apaan tuh kemarin? Yang pacaran berantem terus bikin heboh?"
Miranda mendengus, merasa malas untuk mengingat kejadian tidak mengenakkan saat ia KKN. "Emang ya, kelompok gue doang enggak enak."
"Kelompok gue juga kok," sahut Joshua sambil menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi. "Yang cewek-ceweknya pada drama."
Mika hanya mendengarkan teman-temannya yang mengeluhkan pengalaman KKN mereka. Sedangkan Mika sendiri, ia merasa tidak ada masalah di dalam kelompoknya. Begitu pula dengan Reza dan Dimas.
"Kalau Gian mah enak ya, Gi? Ada Gendis si cantik." sahut Reza yang langsung mendapatkan tatapan mematikan dari Adhisti, Miranda, dan Dimas. Ketika ia bertemu pandang dengan Adhisti, Reza menyengir. "Upsi..."
Gian tertawa pelan, tidak begitu ingin membahas Gendis, apalagi karena ada Adhisti di dekatnya sekarang. Sudah cukup Adhisti mempermasalahkan hubungannya dengan Gendis beberapa hari yang lalu dan Gian tidak mau mereka bertengkar lagi karena itu.
"Menurut kamu, Gendis itu cantik?" tanya Adhisti tiba-tiba, sukses membuat teman-temannya yang lain kaget.
Di luar perkiraannya, Gian malah mengangguk. "Cantik? Kan dia cewek. Semua cewek cantik."
Miranda kemudian menatap Gian dengan mata yang berbinar. "Kalau gue, Gi? Apa gue cantik juga?"
"Cantik. Kecuali lo cowok, berarti lo enggak cantik." balas Gian.
"Berarti gue ganteng ya, Gi?" tanya Reza dari coffee bar yang seketika mendapatkan tatapan galak dari Adhisti yang seakan mengatakn bisa-diam-enggak-lo dan Reza langsung saja menutup mulutnya rapat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Soundtrack : Somehow
Genel Kurgu[Completed] Bagi Gian, tidak ada yang lebih spesial daripada Musik dan mungkin sedikit Adhisti.