Tak ada yang lebih licik daripada rencana takdir.
***
Yang Gris dan Gabriel tidak tahu adalah; bahwa saat mereka kecil, saat Gris masih bayi dan Gabriel berusia kurang dari dua tahun, Gris mendapatkan ASI dari ibu Gabriel. Sebab pada masa itu, satu minggu setelah lahirnya Gris, Alin jatuh sakit pasca melahirkan. Kondisi tubuh Alin benar-benar lemah hingga tak memungkinkan dia untuk menyusui seorang bayi yang baru lahir. Sementara, untuk mendapatkan tenaga bagi dirinya sendiri pun, Alin tak mampu.
Atau bahasa kasarnya, pada saat itu, Alin mengalami kelumpuhan. Bahkan Wira sudah berputus asa, pada masa kacaunya yang berada di lingkaran di mana ia frustrasi mendengar tangis bayi Gris yang terdengar pilu di telinganya dan tatapan Alin yang melumpuhkan seluruh kewarasannya, Wira berusaha kuat jika saja memang benar kekhawatirannya menjadi nyata.
Jika sang pemilik kehidupan memutuskan mengambil Alin dari sisinya dan Gris, maka, Wira akan ikhlas melepaskan untuk kesembuhan Alin.
Namun, Tuhan mmemberikan malaikat untuk mereka. Carita datang membesuk Alin ke rumah sakit. Dengan Gabriel yang berada dalam gendongan, Carita menatap sedih Alin yang terbaring lemah di ranjang rumah sakit. Semua yang ada di dalam ruang rawat Alin terkejut ketika botol susu jatuh dari tangan Gabriel kecil ke lantai. Bayi itu meminum susu formula sebagai selingan, lagi pula, dia juga sudah jarang menyusu dengan Carita.
Lalu, kata Carita saat Wira menyerahkan botol susu yang diambilkannya ke tangan Carita, “Aku bersedia menyusui Gris, Mas.”
Carita sudah berjanji kepadanya untuk kebutuhan Gris. Memberikan Wira sedikit kelegaan, jika walaupun Alin pergi, setidaknya yang terpukul untuk saat itu hanya Wira. Dan Gris masih bisa menyusu dengan Carita, kerabat tanpa hubungan darah dengannya.
Sejak saat itu pula, di usia dua tahunnya, Gabriel sudah tak lagi menyusu pada Carita dan posisinya digantikan oleh Gris. Meski pada awalnya Gabriel selalu menangis setiap melihat Gris dipangku oleh ibunya. Namun, suara pelan dan penuh dengan kasih sayang membisikinya; Gabriel, kan, sudah besar. Sudah nggak boleh menyusu lagi. Dan adik Gris, dia masih kecil. Gabriel harus berbagi sama adik Gris.
Tetapi ...
Tetapi pada saat itu, Gabriel tidak pernah tahu bahwa semuanya akan jadi seperti ini.
Berita baiknya, Alin sembuh dari penyakitnya yang mampu melumpuhkannya selama beberapa waktu. Saat Alin sudah kembali dari rumah sakit, Gris sudah berusia dua tahun. Dia sudah tidak lagi menyusu dengan Carita. Seorang anak laki-laki dan anak perempuan berlari-lari di halaman besar kediaman keluarga Tirtanara. Untuk pertama kalinya, Alin menjemput Gris di sana. Mengajaknya pulang, lalu memeluknya dengan erat. Pelukan itu adalah pelukan paling hangat yang pertama kali ia berikan pada Gris.
Itulah kabar baiknya. Tetapi, manusia harusnya menyadari bahwa setiap kebaikan, ada keburukan. Keburukan yang menimpa keluarga mereka adalah; pertama, beberapa waktu setelah Alin sembuh, perselingkuhannya dengan Gian Tirtanara terungkap. Kedua, saat ini, Gabriel menatap Gris dari jarak yang tak seberapa jauh. Pada detik inilah ia sadar, pada mata yang sangat indah itu, ia jatuh cinta dengan teramat dalam. Sayangnya, mata indah itu tak bisa lagi ia miliki. Ia tak akan pernah bisa memiliki gadis itu.
Karena Adam dan Hawa yang berbagi ASI tidak dibolehkan bersama. Seperti itulah hukumnya. Seperti itulah semesta menghukumnya.
“Gabriel itu dulu bandel, Gris, dia selalu marah setiap Tante menyusui kamu,” kata Carita. Tatapnya kepada Gris penuh kerinduan. Sebab sudah terlalu lama ia dan anak ini terpisah sejak usia Gris genap dua tahun dan tak lagi mendapat ASI darinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Before Us✓
Teen FictionJatuh cinta pada Grisha Kania adalah sesuatu yang selalu Gabriel lakukan dalam separuh hidupnya. Dengan mengamati gadis itu diam-diam, setidaknya Gabriel merasa cukup. Tetapi, ketika mereka bertemu di reuni SMA, semua tak lagi sama. Gabriel tidak b...