cinta adalah tentang seberapa berani kau berkorban untuk orang yang kau cintai. Jika kau masih takut untuk berkorban, maka, jangan mengaku bahwa kau telah jatuh cinta.
***
Dulu, Alina Azhary seorang model papan atas.
Dia dinikahi oleh Prawira Muis—pengusaha properti yang diperhitungkan di Asia—di puncak karirnya yang sedang melambung tinggi. Setelah menikah, Alina Azhary memutuskan untuk melepas sepenuhnya karir yang selama bertahun-tahun dibangunnya dari nol. Untuk Prawira Muis, dia merelakan segalanya. Karena seorang model tidak diperkenankan menikah di saat karirnya sedang naik. Dan bagi Alin, seorang istri harus menuruti suami atas hal apa saja yang menyangkut hidupnya, dan rumah tangganya. Walau Prawira Muis tidak meminta Alin untuk berhenti menekuni pekerjaannya, Alin paham di posisi mana ia harus menempatkan diri.
Prawira Muis mencintainya dengan luar biasa, maka, seharusnya Alin juga tak perlu perhitungan memberi pengorbanan kepada Prawira Muis. Karena bagi Alin; cinta adalah tentang seberapa berani kau berkorban untuk orang yang kau cintai. Jika kau masih takut untuk berkorban, maka, jangan mengaku bahwa kau telah jatuh cinta.
Akhirnya, Alin melepas dunia model untuk lebih fokus pada kehidupan rumah tangganya dengan Wira. Tak lama setelah Alin berhenti pada profesinya, mereka dikaruniai momongan. Yang ketika janin itu berusia 16 minggu, mereka tahu bahwa calon pewaris Muis adalah perempuan. Untuk pertama kalinya, Wira memberikan sebuah nama yang cantik; Kania Azhura Muis.
Namun, saat itu, Alina Azhary menggeleng dan tersenyum lembut, ucapnya, “Terlalu panjang, Mas.” dan Wira mengerutkan alis, lalu mengusap lembut perut buncit Alin. “Lalu, nama apa yang lebih pendek, Sayang? Kamu sudah menentukan nama untuk anak kita, hm?” Wira menyelipkan anak rambut nakal yang mengganggu kedamaian wajah istrinya ke telinga.
“Aku suka nama Kania, tapi kalau Kania Azhura Muis, terlalu panjang,” seorang mantan model ternama itu menyunggingkan senyum termanisnya. “Grisha Kania, Mas. Kurasa lebih cocok. Dia akan jadi anak yang kuat suatu hari nanti, dan jadi perempuan yang cerdas.”
“Seperti kamu?” Wira menyetujui nama baru untuk anak mereka. “Aisha?”
“Gris,” koreksi Alin.
Dua puluh minggu setelah nama itu akhirnya didapatkan, suara tangis bayi perempuan pun terdengar. Grisha Kania telah lahir dengan berat 3,2 kg. Kebahagiaan Alin dan Wira kini sempurna. Tetapi, tak lama setelah itu, Alina Azhary jatuh sakit. Sehingga Alin tak bisa memberikan Gris ASI eksklusif. Beruntung pada saat itu, keluarga yang amat sangat dekat dengan keluarga mereka juga baru memiliki anak, hanya saja anak mereka berusia satu tahun lebih tua dari Gris. Dan demi memenuhi kebutuhan Gris, Wira dan Alin menyetujui tawaran tetangga mereka itu untuk memberikan Gris ASI. Kebetulan, putra mereka juga sudah sampai saatnya untuk berhenti menyusu.
Gris terselamatkan. Dan, Alin bisa bernapas lega mendengar tawa putri kecilnya sehabis menyusu. Walau pada saat itu, Alin tak bisa bangun dari tempat tidur.
Bagi Wira, apa saja akan dilakukannya untuk Gris dan Alin. Wira teramat mencintai dua perempuan yang dihadiahkan Tuhan dalam hidupnya itu. Tetapi ...
Setelah Alin sembuh dari sakitnya, Wira tahu bahwa Alin ternyata berselingkuh dengan seorang produser ternama film layar lebar Indonesia sejak Grisha Kania berada dalam kandungan.
Lelaki itu Gian Tirtanara.
“Astaga, kamu tahu, nggak? Kemarin aku dicium seorang gadis, tahu.” Gabriel terbahak-bahak saat mobil mereka mulai membelah jalan raya di kota Jakarta. Rambutnya yang telah disisir rapi kini berubah acak-acakan karena terlalu banyak bergerak untuk menahan tawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Before Us✓
أدب المراهقينJatuh cinta pada Grisha Kania adalah sesuatu yang selalu Gabriel lakukan dalam separuh hidupnya. Dengan mengamati gadis itu diam-diam, setidaknya Gabriel merasa cukup. Tetapi, ketika mereka bertemu di reuni SMA, semua tak lagi sama. Gabriel tidak b...