“Kenapa kamu mencegah Mas memberi tahu Gabriel tentang rahasia mereka, Sayang?” Gian menarik tangan Carita. Karena tindakannya itu, Carita melepas pisau yang digunakannya untuk memotong wortel. Lalu menatap suaminya.
“Karena aku belum siap melihat respons Gabriel setelah dia tahu tentang hal itu, Mas. Gabriel sudah sehancur itu saat dia tahu tentang skandal kamu dan Alin, apalagi tentang aku yang menyusui bayi Gris,” papar Carita. Ia berbalik menghadap Gian. “Aku nggak siap, Mas. Aku sudah menganggap Gris sebagai putriku sendiri.”
Gian terdiam untuk waktu yang cukup lama, ia memikirkan kebenaran yang dijelaskan oleh istrinya. Dia pun setuju dengan hal itu. Namun, Grisha Kania juga berhak tahu siapa yang berjasa terhadapnya di belakang almarhumah Alina Azhary.
“Sampai kapan kamu mau mengulur waktu, Carita?” Tangan Gian terulur ke belakang pinggang Carita, menarik tali apron yang dipakai istrinya. “Kamu bilang Grisha Kania juga anakmu, ‘kan?”
Carita menipiskan bibir dan menggigitnya ketika dia merasa matanya perlahan mulai mengabur. Wanita itu mengguyur kedua tangannya dengan air yang mengalir dari kran lalu menarik Gian untuk duduk di mini bar dapur mereka. “Tapi mereka saling mencintai, Mas,” katanya.
“Mas tahu. Kita juga sama-sama tahu kalau hubungan yang mereka jalani sekarang adalah kesalahan. Kamu nggak lupa hal ini, kan, Sayang? Bahwa sepasang manusia yang berbagi ASI itu nggak diperbolehkan untuk bersama. Mereka kakak beradik atas ASI-mu yang membuat darah Gabriel dan Gris mengalir, walaupun mereka nggak sedarah, tapi tetap saja.” Gian menggamit tangan Carita yang berada di atas granit meja bar yang dilapisi kaca. Dia menatap Carita penuh kasih.
“Mereka memang salah memulai, Mas,” lirih Carita, kepalanya tertunduk. Perlahan namun pasti, air matanya mulai jatuh. “Kalau mereka tetap sama-sama seperti ini, semakin lama, perasaan mereka semakin dalam. Itu, kan, maksudmu, Mas?” Carita menatap Gian lagi.
“Benar.” Gian mengalihkan pandangannya dari wajah Carita. Ia lalu berkata, “Sebetulnya, Mas akan sangat senang kalau Gris yang jadi menantu kita. Dan Mas diam-diam mendambakan itu, Sayang ....”
Carita meraih rahang Gian, memaksa suaminya itu untuk menatapnya. “Ini nggak ada hubungannya dengan Alin, kan, Mas?” potongnya.
Sesaat, mereka sama-sama terdiam. Lalu Gian mengecup bibir istrinya sekilas. “Nggak ada hubungannya, Carita,” ujarnya, “Mas mengharapkan Gris sebagai menantu karena Mas melihat cinta di mata Gabriel sangat besar untuk gadis itu. Dan Mas tahu, anak Mas nggak akan jatuh cinta dengan gadis sembarangan.” Gian berhenti sejenak. “Sayangnya, sejak awal mereka terikat dalam hubungan yang bertentangan dengan cinta mereka.”
Dan, Carita meloloskan tangisnya dalam pelukan sang suami. Air matanya tumpah tanpa bisa ia tahan. Grisha Kania, Gabriel Tirtanara. Dua nama itu selalu diejanya berulang-ulang. Gian mengusap punggung Carita dengan sangat lembut, ia mengecup kepala istrinya penuh sayang. Setelah merasa lebih baik, Carita melepaskan pelukan.
“Nanti aku akan menghubungi Wira untuk membicarakan ini. Setelah itu aku akan meminta Gris untuk datang ke rumah,” putusnya.
Hari itu telah tiba.
Asisten rumah tangga memanggil Carita yang sedang berada di perpustakaan dan mengatakan bahwa ada tamu yang ingin bertemu dengannya. Wanita itu memakai celana bahan hitam dan tunik berwarna abu-abu polos. Rambutnya terurai anggun mencapai dada. Sebelum turun ke bawah dan menemui tamunya, Carita menatap sekali lagi sebuah foto yang ada dalam pelukannya sejak beberapa saat yang lalu.
Akhirnya, Carita menutup pintu perpustakaan dan berjalan melewati sekat yang membatasi ruang baca dan ruang olahraga. Lalu menuruni tangga. Ketika ia sampai di undakan terakhir, langkah Carita terhenti. Tepat di depan kabinet penyimpanan berbagai macam penghargaan dan piala-piala, pemuda dengan kemeja flanel kotak-kotak yang tidak dikancing seluruhnya dan tampak kaus putih polos sebagai dalamannya, berdiri di sana. Entah apa yang dilakukannya. Yang jelas, menurut apa yang Carita lihat, seolah menyadari kehadirannya yang tak jauh dari tempatnya berdiri, pemuda itu mengangkat kepala dan tatapan mereka bertemu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Before Us✓
Fiksi RemajaJatuh cinta pada Grisha Kania adalah sesuatu yang selalu Gabriel lakukan dalam separuh hidupnya. Dengan mengamati gadis itu diam-diam, setidaknya Gabriel merasa cukup. Tetapi, ketika mereka bertemu di reuni SMA, semua tak lagi sama. Gabriel tidak b...