Saat ini Sohee terjebak dalam perjalanan menuju restoran dimana pertemuan antara keluarganya dan keluarga calon suami nya akan bertemu. Sejujurnya Sohee merasa risih karena ayahnya terus menerus membicarakan si pria yang bahkan tak diketahui rupanya oleh Sohee.
Jika boleh jujur, saat ini mood Sohee sedang jauh dari kata baik. Sejak pulang sekolah tadi, ia langsung masuk ke kamarnya lalu membersihkan diri. Selama menjalani ritual mandinya itu, sudah terbayang akan nyaman nya kasur yang siap mengantarkannya ke alam mimpi dengan cepat. Otaknya terasa sangat lelah sekarang karena mengerjakan 25 soal matematika. Ditambah lagi tubuhnya yang pegal karena pelajaran olahraga dan batinnya yang terus protes sejak keluar dari ruang guru membuat penderitaannya sangat lengkap. Selama perjalanan menuju rumahnya, gadis itu sudah membayangkan akan langsung tidur dan melupakan segala beban yang menyiksanya hari ini.
Ekspektasi seringkali mengkhianati kenyataan. Begitulah ungkapan yang cocok untuk kondisinya saat ini.
Mereka memasuki restoran mewah dan meniti anak tangga menuju lantai dua. Mata Hyunjae -ayah Sohee- berkeliaran kesana kemari menatap seisi ruangan. Namun ketika mendengar seseorang memanggil namanya, Hyunjae langsung tersenyum cerah dan melangkah seraya menggandeng putri kesayangannya.
"Ya ampun, Dongsuk. Sudah lama sekali rasanya."
Pria yang dipanggil Dongsuk itu tertawa keras ala bapak-bapak. Tak lupa mereka berpelukan sebelum Hyunjae menyapa istri sahabatnya tersebut. Sohee membungkuk hormat kepada sahabat ayahnya dan disambut dengan pelukan hangat oleh istri Dongsuk, yaitu Minyoung dan senyuman ramah dari Dongsuk.
"Mana calon menantuku? Dia belum sampai?"
"Aih, bersabarlah sedikit, Hyunjae. Dia sedang ke toilet. Sebentar lagi dia akan selesai."
Selanjutnya para orangtua larut dalam obrolannya, membuat Sohee mau tak mau ikut menyimak walau ada beberapa hal yang tidak dimengerti. Sesekali Sohee menjawab pertanyaan yang diajukan oleh Dongsuk ataupun istrinya. Tak lama kemudian, muncul presensi seorang pria dewasa yang menyita perhatian semua orang di meja tersebut.
Pria itu membungkuk menyapa Tuan Hyunjae dan disambut dengan pelukan hangat. Sohee melongo sejenak ketika menyadari siapa yang baru saja duduk di sampingnya. Pria itupun yang baru menyadari kehadiran Sohee langsung membulatkan mata.
"Loh, pa?"
"Kamu?"
Atmosfer di sekitar Sohee serasa mencekik leher gadis itu tanpa ampun. Sejak tadi ia hanya diam. Bukan hanya karena Minyoung yang tidak bertanya lagi padanya tetapi juga karena mata Taehyung yang terus menatapnya tajam dan mengintimidasi.
Ya, pria yang barusan datang dan berteriak bersama dengannya adalah Kim Taehyung, guru matematika baru di sekolahnya.
Tiba-tiba saja di otak Sohee terlintas satu hal. Tadi Minyoung berkata jika mereka datang bersama putranya. Sedari tadi Taehyung memanggil Dongsuk san Minyoung dengan sebutan ayah dan ibu. Apa itu berarti-
"Jadi, kapan kita akan melangsungkan pernikahan Taehyung dengan Sohee?"
Sohee langsung tersedak ketika ia sedang meminum jus jeruknya, bahkan sedikit muncrat membasahi dress yang ia pakai lantaran gadis itu langsung menunduk. Dengan refleks Taehyung menyodorkan sebotol air mineral dan tisu untuknya. Sohee meminum air tersebut perlahan sementara Taehyung tengah sibuk mengelap sisa jus jeruk yang menempel di dagu gadis itu. Tanpa mereka sadari ada tiga pasang mata yang tengah menatap mereka penuh arti.
***
"Ngapa lo? Biasanya lo jadi insan paling hidup dikelas. Baru gue tinggal sehari aja udah kayak gini bentuk lo."
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You Tan 90✔
Fanfiction[Completed] "Ribetnya bapak itu kayak tangen 90 loh, pak. Tak terhingga." -Min Sohee- "Cintanya saya ke kamu itu kayak tangen 90. Tak terhingga." -Kim Taehyung-