Sohee menghembuskan napasnya ketika ia tidak paham juga bagaimana permintaan soal yang tengah ia kerjakan sekarang. Gawat. Sekarang sudah jam 10 malam dan ia baru menyelesaikan 11 soal biologi sejak jam 7 tadi. Gadis itu menyerah akhirnya mengacak rambutnya dengan kesal karena ia sulit berkonsentrasi untuk saat ini.
"Ini si virus wujud kecil ngapa sifatnya susah dingertiin kayak doi, bangsat."
"Sialan. Ini tolong lidah gue kebelit baca nama ilmiah nya padahal cuma buaya artinya."
"Iihh gue cuma tau DNA yang urin jeonsaengedo ama daeum saengedo
Yeongwonhi hamkkenikka DNA itu doang ga lebih.""Setelah DNA apaga BTS bakal rilis lagu RNA? Atau kromosom? Atau enzim?"
"Ini juga soalnya ngapa ngajak war gini sih, hah? Si Budi sama si Tuti yang buat anak ngapa gue yang ribet hitung sifat anaknya anjir."
"Jadi yang salah ini otak gue atau soalnya?"
Kira-kira begitulah ocehan tak berguna yang terus mengiasi kamar Sohee sejak tadi.
Gadis itu menjatuhkan jidatnya di atas buku tebalnya. Ia lelah, namun tidak bisa berhenti. Bisa gawat ia jika besok saat ujian ia tak tau apa-apa.
Gadis itu menatap sebuah gelang berwarna putih di atas meja belajar nya. Pikirannya langsung singgah kepada Taehyung, pria yang menjadi semakin menyebalkan di mata Sohee. Gadis itu meraih gelang tersebut, menatapnya dengan nanar.
"Sebenarnya saya kenapa sih, pak? Padahal saya lagi kesel tapi kok malah kangen sama bapak."
Sohee sibuk membolak-balikkan gelang tersebut, tak tau apa tujuannya. Pikirannya masih tertuju kepada Taehyung, seolah tak dibiarkan sedetikpun bagi Sohee untuk melupakannya.
Sohee memejamkan mata sejenak. Ia kembali menegakkan kepalanya lalu meminum air mineral yang selalu tersedia di dalam botol minum miliknya. Gadis itu menghela napas dan berusaha untuk menarik segaris senyuman.
"Oke. Gue bisa. Masih ada sembilan soal lagi. Semangat!"
***
Sohee keluar dari kelasnya dengan lesu karena rasa kantuk yang terus menyerang matanya. Bahkan saat ujian tadi ia sempat tidur sejenak ketika sudah menyelesaikan soalnya. Tadi malam ia tidur jam 1 dini hari. Akhirnya setelah beberapa saat ia berhasil menyelesaikan urusan belajar nya. Namun mata gadis itu tak langsung terpejam entah karena apa hingga akhirnya ia tidur saat dini hari.
Saat ia dan kedua sahabatnya sudah sampai gerbang sekolah, ia melihat Minyoung berdiri di depan gerbang. Gadis itu mengernyit kebingungan. Saat Minyoung berbalik dan melihat Sohee, wanita yang masih awet muda tersebut langsung tersenyum senang dan melambaikan tangan, membuat Sohee membalasnya lalu menghampiri Minyoung.
"Bunda apa kabar?"
Minyoung langsung memeluk Sohee ketika gadis itu sudah dekat dengannya. Ia menepuk pelan pucuk kepala Sohee lalu menjawab, "Bunda sehat, kok. Bunda kangen kamu. Calon kamu itu jahat banget gak mau bawa kamu ke rumah bunda."
Ah, Taehyung lagi. Kapan sih hidupnya bisa tenang seperti dulu tanpa nama itu.
Sohee hanya tertawa canggung mendengarnya. Untung saja Minyoung menjawab dengan suara pelan sehingga ia tak perlu takut jika ada orang lain yang mendengarnya.
"Yuk ikut bunda. Biar bunda yang antar kamu nanti," Sohee mengangguk sebelum meminta ijin kepada Minyoung untuk pamit dengan temannya. Minyoung mempersilahkan Sohee setelahnya mereka berjalan beriringan masuk ke dalam mobil yang dikendarai oleh sopir keluarga Kim.
***
Taehyung menghembuskan napas lalu mengacak rambutnya dengan kasar. Jimin yang melihat sahabat seperbacotan nya mendadak stres membuatnya bingung sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You Tan 90✔
Fanfiction[Completed] "Ribetnya bapak itu kayak tangen 90 loh, pak. Tak terhingga." -Min Sohee- "Cintanya saya ke kamu itu kayak tangen 90. Tak terhingga." -Kim Taehyung-