Sohee masuk ke kelasnya dengan wajah cemberut. Hari ini ada pelajaran matematika setelah jam istirahat makan siang. Sejujurnya ia sangat malas bertemu dengan Taehyung setelah kejadian tadi malam. Entahlah ia pun tak mengerti sebenarnya dengan jalan pikiran pria itu.
"Eh lu bilang mau cerita sama kita. Kapan?"
Suara Areum menyadarkan Sohee dari lamunannya. Gadis itu terlalu asyik tenggelam dalam pemikirannya hingga tak menyadari kejadian dua sahabatnya. Tiba-tiba saja ia langsung menatap Hyera guna mengorek informasi.
"Eh gue mau nanya. Kak Taeyong balik kemari, ya?"
"Hah?!"
Sohee mengerjapkan mata ketika Areum dan Hyera berteriak bersamaan. Sohee mengernyit lalu menaikkan sebelah alisnya.
"Lo ketemu kak Taeyong? Dimana?"
Sohee pun menghela napas lalu mengetuk mejanya dengan tak semangat. Baru saja ingin bercerita bel masuk pun berbunyi dan membuatnya harus menunda kisahnya.
"Ujian banget sih mau denger gosip si Sohee. Ada aja halangan kalo dia mau cerita."
Sohee terkekeh sambil membuka buku biologi nya. Tak lama kemudian Bu Hwasa masuk ke dalam kelas lalu memulai proses belajar mengajar seperti biasanya.
***
Sohee meminum sisa jus wortel nya dengan tak semangat. Ia lupa membawa bekal hari ini sementara dirinya tidak mau membeli makanan di kantin karena menunya tidak cocok dengan seleranya. Akhirnya ia hanya mengganjal perut dengan sebotol jus wortel yang dibawanya dari rumah dan beberapa sendok bekal milik Areum dan Hyera.
Bel masuk setelah istirahat telah berbunyi. Tak lama kemudian Taehyung masuk ke dalam kelas dan membuat seisi kelas menjadi hening. Setelah meletakkan buku nya di atas meja, mata pria itu menatap sekeliling. Maniknya terhenti ketika meliat Sohee yang kini malah menunduk, berpura-pura sibuk membaca buku. Tanpa basa-basi Taehyung menuliskan empat buah soal di papan tulis dan membuat seisi kelas bingung melihatnya.
"Min Sohee kerjakan soal nomor satu."
Sohee langsung mendongak ketika namanya dipanggil. Sial. Apakah Taehyung sedang menyimpan dendam kepadanya?
"Kang Daniel kerjakan soal nomor dua."
"Lee Daehwi kerjakan soal nomor tiga dan Hwang Minhyun soal nomor empat."
Baik Sohee maupun Daniel si ketua kelas beserta kedua temannya yang lain masih berada si tempat duduknya masing-masing hingga akhirnya Daniel memberanikan diri untuk bertanya, "Maaf, pak. Tapi bukannya kita masih belajar soal peluang pak? Kenapa bapak ngasih soal tentang distribusi normal?"
"Loh, emangnya kenapa? Pembahasan tentang peluang sudah selesai. Kita masuk ke pembahasan selanjutnya."
Sial. Sial. Sial. Sohee mengutuk Taehyung dalam hati lantaran ia tak belajar matematika tadi malam. Ada dua alasan mengapa ia mendadak malas membuka buku matematika. Yang pertama karena tingkah menyebalkan Taehyung dan yang kedua ia belum menyelesaikan pekerjaan rumah dari Bu Hwasa.
Sohee dan Daniel saling memandang terlebih dahulu hingga akhirnya mau tak mau keduanya maju kedepan dan disusul oleh Daehwi dan Minyun dengan membawa buku paketnya masing-masing sebagai bantuan. Sohee membaca soal di papan tulis yang bahkan tidak ia mengerti maksudnya apa. Argh sialan! Sistem dadakan seperti ini sangat menjengkelkan untuknya.
5 menit pun berlalu. Baik Sohee maupun temannya yang lain tidak ada yang bisa menjawab pertanyaan tersebut. Taehyung menatap mereka dengan wajah datar dan membuat Sohee dan lainnya hanya mampu menunduk.
"Kalian tidak belajar?"
Keempatnya terdiam di tempat dan menunduk. Malu. Itu yang Sohee rasakan. Selemah apapun dia di mata pelajaran matematika dan fisika, ia tak pernah sampai di hukum. Tiga tahun ia menduduki bangku sekolah menengah atas baru dua kali ia menjalani hukuman dan keduanya itu akibat dari ulah Taehyung.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You Tan 90✔
Fanfiction[Completed] "Ribetnya bapak itu kayak tangen 90 loh, pak. Tak terhingga." -Min Sohee- "Cintanya saya ke kamu itu kayak tangen 90. Tak terhingga." -Kim Taehyung-