ILY - 3

793 157 41
                                    

"Itu masih berdebu."

"Rak disini masih belum bersih."

"Buku itu berserakan. Susun sesuai ketinggiannya."

"Warna sampul buku nya tidak serupa. Kamu tau arti rapi, tidak?"

"Lihat botol minum disana. Mata kamu rabun atau buta, sih?"

Sohee menggeram lalu membanting kemonceng yang ada di genggamannya. Ia menatap tajam Taehyung yang saat ini tengah menaikkan satu alisnya seolah mengatakan 'ada apa?'

"Pak. Saya bener-bener berterima kasih loh kalo bapak diem. Atau bapak mending pulang aja. Mama nya bapak kangen itu dirumah."

"Sok tau kamu. Entar kamu kabur kalo saya pulang."

"Yaelah bapak gak percaya banget sama saya. Justru kalo bapak pulang, kerja saya lebih cepat selesai karena gak denger protes bapak."

"Ya iya cepat selesai. Tapi bakal asal-asalan. Udah cepetan sana. Kalo kamu ngoceh terus kapan selesainya."

Pria itu beranjak dari hadapannya lalu duduk di kursi yang biasanya ditempati oleh penjaga perpustakaan, meninggalkan Sohee yang menatap Taehyung dengan takjub lalu menghentakkan kakinya kesal. Dengan cepat ia menyusun ulang buku-buku tersebut lalu mengelap debu-debu yang menempel dengan kemonceng. Setelahnya ia mengambil sapu lalu menyapu lantai dan dilanjutkan dengan mengepel lantai hingga lantai perpustakaan yang kotor itu bertransformasi menjadi kilap seperti baru.

Setelah selesai gadis itu merebahkan dirinya di atas lantar marmer yang telah kering. Tubuhnya terasa remuk hanya karena membersihkan perpustakaan. Heran, biasanya ia tidak selelah ini membersihkan rumahnya namun mengapa membersihkan sepetak perpustakaan ini terasa lebih menguras tenaga?

Gadis itu terkejut ketika merasakan sesasi dingin di atas dahinya. Ia membuka mata lalu mendapati Taehyung yang tengah menempelkan minuman dingin di atas dahinya. Sohee langsung bangkit lalu meminum minuman tersebut dengan rakus.

"Pelan-pelan. Saya gak minta kok. Tapi kamu harus gantiin uang saya."

Sohee tersedak ketika Taehyung berkata demikian. Taehyung yang melihat itu hanya tersenyum tipis lalu ikut duduk di samping Sohee.

"Bapak perhitungan banget buat beramal. Herman saya."

"Kamu Min Sohee bukan Herman."

"Bapak ih humornya dolar."

Taehyung terkekeh pelan lalu menyesap cola nya dengan tenang. Agaknya Sohee merasa kaget karena melihat tawa Taehyung walau sekilas. Jika dipikir-pikir, sebenarnya pria di sampingnya ini tampan. Tapi sifatnya yang terlampau menyebalkan membuat ketampanannya jadi tertutup.

"Saya tau kalo saya ganteng. Biasa aja mata kamu."

"Hidih bapak geer. Untung guru saya."

"Emang kenapa kalo saya bukan guru kamu?"

"Ya udah saya gampar dari tadi, pak."

Taehyung kembali tertawa mendengar ucapan Sohee. Sesaat Sohee meralat ucapannya barusan tentang selera humor Taehyung. Pria itu ternyata penganut klub receh.

"Harinya udah gelap."

Sohee melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya. Benar juga. Setelah selesai mengikuti pelajaran tambahan yang mana hal tersebut wajib diikuti oleh seluruh siswa tingkat akhir sebagai persiapan menghadapi ujian, Taehyung langsung mendatangi kelas Sohee dan membawanya menuju perpustakaan. Alhasil saat ini Sohee pulang lebih malam dari biasanya.

Setelahnya Sohee mengangguk pelan lalu bangkit dari duduknya. Ia menghadap Taehyung lalu berkata, "Saya pamit, pak."

"Tunggu," Taehyung menghentikan langkah Sohee dan membuat gadis itu balik badan.

I Love You Tan 90✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang