Taehyung menatap ke arah jalanan dengan perasaan gelisah. Mendadak ia merasa tak tenang karena meninggalkan Sohee sendirian di pinggir jalan. Harusnya ia mencegah gadis itu. Sebesar apapun rasa kesal nya kepada gadis itu, ia harus tetap bertanggung jawab atasnya.
"Ah udah deh. Paling dia pesen ojek online," gumam pria itu lalu bersiap turun dari mobil setelah memarkirkan mobilnya. Mata pria itu mendapati tas tangan milik Sohee dan membuatnya langsung membulatkan mata. Dengan cepat Taehyung menyambar tas tersebut dan kembali terkejut ketika melihat handphone gadis itu ada di dalam sana.
"Sial."
Pria itu masuk ke dalam kamar dan membersihkan diri. Dibawah pancuran shower pria itu memikirkan ucapannya barusan. Ia merasa jika ia sudah keterlaluan kepada gadis itu. Harusnya ia tak mengatakan hal sejahat itu padanya. Ah, penyesalan memang selalu datang di akhir.
Pria itu keluar dari kamar mandi dengan penampilan yang lebih segar. Taehyung mengeringkan rambutnya yang basah dengan menggunakan handuk lalu duduk di atas ranjang. Ia memperhatikan handphone milik gadisnya. Taehyung ingin sekali membongkar isi handphone gadis itu namun ia tak tau passwordnya dan hanya bisa menyimpan rasa penasaran nya sendiri.
Pria itu memejamkan mata, berusaha untuk membawa dirinya menuju alam mimpi namun ia terus gagal. Matanya masih terang, seolah menolak sang tuan yang memerintahkan nya untuk istirahat. Pria itu membalikkan tubuhnya kesana-kemari namun tak ada perubahan sama sekali.
Jam telah menunjukkan angka sebelas dan pria itu masih terjaga. Hingga akhirnya handphone pria itu berdering heboh dan mendapati nama Hyunjae disana. Pria itu menelan ludahnya dengan kasr, takut jika Sohee mengadukan masalah mereka kepada Hyunjae dan berakhir ia yang kena masalah.
"Halo, pa?"
"Halo, nak Taehyung. Kalian ada dimana? Kenapa belum pulang jam segini?"
"Sohee belum sampe rumah, pa?"
"Loh emang Sohee gak pulang sama kamu?"
"Sohee belum pulang, pa?"
Jantung pria itu berdegup kencang. Tanpa berpikir panjang ia memakai jaket sebagai pelapis baju kaos tipisnya dan memakai celana jeans. Setelahnya ia menempelkan handphone nya lagi ke telinga nya.
"Halo pa. Papa tenang dulu, pa. Taehyung ke rumah papa sekarang."
"Nak, tolong cari Sohee. Papa takut ada hal yang gak diinginkan terjadi. Tolong ya, nak."
"Iya, pa. Papa tenang aja. Taehyung gerak sekarang."
Pria itu berlari menuju pintu utama dan mendapati ayah dan bundanya yang masih duduk di ruang tamu.
"Bun, Taehyung pergi sebentar."
"Loh Taehyung? Kamu mau kemana malem-malem gini?"
Taehyung tak menjawab pertanyaan dari Minyoung dan pergi keluar rumah begitu saja. Pria itu kembali menghidupkan mesin mobilnya lalu pergi menyusul Sohee. Ia meletakkan tas milik gadis itu di jok penumpang di sampingnya. Tujuannya saat ini halte bus dan berharap Sohee ada disana karena masih menunggu kedatangan bus yang sebenarnya sudah tak beroperasi lagi di jam sekarang.
***
Taehyung menatap halte bus dengan tatapan kosong. Pria itu terduduk dengan lemas di bangku halte. Hatinya benar-benar tak tenang saat ini. Pria itu mengacak rambutnya dengan asal sambil merutuki dirinya sendiri akan kebodohannya. Akhirnya Taehyung memutuskan untuk pergi ke tempat dimana Sohee diturunkan. Kali ini ia harus pelan-pelan mencarinya.
Baru saja pria itu ingin beranjak, matanya menangkap sebuah benda berwarna putih yang teronggok begitu saja di dekat posisinya. Pria itu meraih benda tersebut lalu membulatkan mata. Ini adalah gelang Sohee. Berarti gadis itu telah sampai disini dan sekarang tak diketahui jejaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You Tan 90✔
Fanfiction[Completed] "Ribetnya bapak itu kayak tangen 90 loh, pak. Tak terhingga." -Min Sohee- "Cintanya saya ke kamu itu kayak tangen 90. Tak terhingga." -Kim Taehyung-