ILY - 23

428 72 10
                                    

Sohee masih diam bahkan ketika tubuhnya sudah terduduk di atas ranjang milik Taehyung. Pria itu membawa Sohee ke apartemen nya lantaran kondisi gadis itu tak memungkinkan untuk dibawa pulang kerumah nya. Tatapan mata Sohee menjadi kosong sejak tadi. Taehyung pun tak bertanya apapun karena ia sadar bahwa saat ini gadisnya tengah terguncang.

Taehyung memberikan sebuah celana training miliknya yang sudah kekecilan dan baju kaos berwarna abu-abu untuk Sohee. Pria itu meletakkannya di atas pangkuan Sohee lalu berkata, "Ganti baju kamu. Abis ini kita obati luka kamu."

Taehyung menyentuh wajah Sohee yang terluka dengan ujung jarinya dan membuat Sohee meringis secara refleks. Taehyung menarik jarinya kembali lalu tersenyum lembut kepadanya.

"Saya tunggu di luar, ya."

Beberapa saat kemudian Sohee keluar dari kamar dan menghampiri Taehyung yang tengah duduk di atas sofa. Pria itu menunduk sementara kedua tangannya memegang kotak P3K. Pria itu mendongak dan mendapati Sohee yang berdiri tak jauh darinya. Tangan kanan pria itu menepuk sisi sofa yang kosong, memberi isyarat kepada Sohee untuk duduk disana.

Kini gadis itu sudah duduk di sampingnya. Taehyung pun memulai pekerjaannya. Pertama ia membersihkan luka di wajah Sohee dengan antiseptik. Sesekali gadis itu meringis ketika ujung kapas basah menyentuh lukanya dan membuat Taehyung ikut meringis. Setelah selesai Taehyung mengoleskan saleb. Tak lupa pria itu menempelkan plester luka di dahi tadi itu yang sedikit robek entah karena apa. Setelahnya Taehyung membereskan peralatannya dan meletakkannya kembali ke dapur.

Sejak tadi gadis itu tak bersuara. Entahlah mungkin ia masih shock atas kejadian tadi. Tak lama kemudian Taehyung kembali dengan membawa dua kaleng soda untuknya dan Sohee. Tadi itu masih saja diam sementara Taehyung menatapnya seolah menuntut penjelasan.

"Jadi, kamu mau diam sampe kapan?"

Sohee tertegun sejenak mendengar pertanyaan tersebut. Gadis itu memainkan kesepuluh jarinya dengan resah. Sejujurnya ia ingin membuka mulut namun menahan air mata ternyata membutuhkan waktu yang cukup lama.

Taehyung mematung ketika mendapati pundak Sohee bergetar. Ia melihat gadis itu menggigit bibir bawahnya guna meredam isak tangisnya. Akhirnya pria itu memutuskan untuk membawa Sohee ke dalam rengkuhannya. Ia menenggelamkan wajah Sohee di dada bidangnya dan membuat pertahanan gadis itu runtuh saat itu juga.

"S-saya, saya takut," ujar Sohee di sela tangisnya.

"Udah gapapa. Saya disini."

"M-maaf, pak. Maaf."

"Bukan salah kamu."

Taehyung mengecup puncak kepala gadis itu berulang kali kemudian berbisik lembut, "Saya ada disini. Kamu jangan takut, hm?"

***

Park Jimin menatap tajam seorng gadis yang tengah menunduk di depannya. Sudah hampir lima belas menit mereka ada di ruang BK dan selama itu pula tak ada yang bersuara. Jimin menghela napas ketika menyadari gadis di depannya tengah ketakutan. Hal itu dibuktikan dengan bibir tipis miliknya bergetar. Pria itu bangkit dari duduknya, menuangkan air mineral dari dispenser ke dalam gelas lalu memberikannya kepada Sunmi.

"Minum ini. Tenangkan diri kamu dulu."

Sunmi masih terdiam. Jimin mengusap rambutnya dengan gusar lalu menatap Sunmi dengan frustasi, "Jadi, kamu bisa jelaskan apa maksud dari tindakan kamu barusan?"

"Bapak ga bosen ya liat saya bertamu ke ruangan bapak buat jemput surat skorsing?"

Jimin menatap heran gadis di depannya ketika pertanyaan nya dijawab dengan pertanyaan yang tak ada hubungan dengan kasusnya.

I Love You Tan 90✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang