Dear diary
Jakarta, 11 September 2018
Gue seneng banget.
Hari ini, semua maba udah resmi jadi mahasiswa-mahasiswi Saint Luciana College termasuk gue, dan juga Samira.
Alhamdulillah, setelah besoknya gue dihukum, gue gak pernah ketemu ataupun denger-denger lagi tentang dosen yang namanya si Askala Felixian itu.
Gue seneng banget. Mungkin, tuhan kabulin doa gue cause, gue kan anak baeq.. aseeekk.
Hufh, semoga aja gue gak pernah liat atau ketemu dia lagi selamanya. Amiin..Oke deh, segini dulu. Nanti kalo ada kabar apapun, gue kabarin lo kok diary.
Bye.
Tok
Tok
Tok
"Rin, udah bangun belom?" itu Sid yang mengetuk pintu, juga bicara.
"Udah, emang napa?" tanya Karina.
"Buka dulu adikku sayang," jawabnya.
Karina menyimpan buku diary berwarna pink nya di laci yang akan dikunci. Lalu, Karina berjalan untuk membukakan pintu. Ia juga bingung kenapa Sid tumben-tumbenan mengetuk kamarnya pagi-pagi begini.
"Ada apa?" tanya Karina.
"Mama nyuruh kita buat bareng ke Kampus, kebetulan gue juga ada jadwal pagi ini. Mama juga gak mau lo telat lagi," jawabnya.
Karina mengingat sesuatu.
Waktu itu, dia bilang pada orang rumah terutama Sid kalau dirinya baru saja dihukum membersihkan seluruh wc gara-gara Sid. Sid lalu iba kepadanya, dan ia sedikit berubah sama seperti ini.
"Yaudah, bentar, gue pake sepatu dulu," ucap Karina lalu kembali masuk.
"Gue boleh minta sunscreen wajah lo gak Rin? Jaga-jaga kalo gue sama anak-anak khilaf terus dihukum si Askala. Biar kulit gue gak belang gitu," pinta Sid.
"Boleh, noh di meja rias. Jangan banyak-banyak ambilnya!" Sid mengangguk.
Karina memakai sepatu sneakers nya. Lalu mengambil totebag berwarna hitamnya.
"Udah belom Sid? Lama beut kek cewek" Sid mengangguk, "iya ini juga udah beres dek."
Sid dan Karina pun lalu berjalan ke motor maticnya menuju kampus.
_____________
Saat ini, Karina, Samira dan Septa-si cowok agak melehoy yang sudah bersahabat dengan mereka sejak SMA tengah berada di kantin. Kebetulan, jadwal mereka jam 8 pagi, jadi ada waktu sekitar satu jam untuk nongkrong dan makan di kantin.
"Oh ya Rin, Ra, gue punya cerita loh. Bersumber dari pihak yang dijamin seratus persen amanah dan jujur, no tipu-tipu," ucap Septa mengawali pembicaraan.
"Apa?" jawab Karina dan Samira bersamaan."Gue kan punya tuh sodara yang kebetulan ngampus disini. Kalian tau? Katanya rata-rata cowoknya itu pernah di hukum sama dosen killer. Aaaahh, gue takut Ra, Rin," tuhkan, ke-melehoy-an si Septa kumat.
"Yaelah. Kita juga tau Ta. Kata abang gue juga dia pernah dihukum naik turun tangga ketiap lantai sampe seratus kali," ucap Samira.
"Y-ya, tapi gue kan keder n takut Rin, Ra. Yaampyunn gue harus gimenong ini?"
"Kalo kata gue mah, selama lo gak buat salah apapun, si Askala itu gak bakalan apa-apain lo. Ya kali lo gak salah tapi dihukum, gila kali!" ucap Karina menenangkan Septa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Dosen Killer[Completed✔]
Novela JuvenilSemenjak berkuliah, Karina selalu berurusan dengan dosen killernya. Semakin ia ingin menjauh, justru dosennya itu malah semakin mendekatinya. Lantas, apakah alasan dibalik sikap aneh dosen killernya itu? WARNING: CERITA INI MURNI KARANGAN AUTHOR SE...