SDGK:13

9.9K 608 39
                                    

Kabar tentang pertunangan Karina dengan seorang pewaris utama Saint Luciana College merebak ke seluruh penjuru kampus. Dosen, mahasiswa, mahasiswi dan beberapa staf kampus sudah tau bahwa status Karina kini sudah menjadi tunangan dari Askala Felixian, putra Asatya Felixian dan Revinka Aditama Felixian.

Kabar ini berasal dari Rere yang tiba-tiba saja datang mengumumkan di microphon yang tersambung ke beberapa speaker yang ada si sudut-sudut kampus bahwa Karina saat ini sudah menjadi milik keluarga Felixian dan tidak boleh ada yang mengganggunya. Juga, Rere memasang foto Askala yang tengah menyelipkan cincin pada Karina di dinding informasi.

Kabar itu tentu terdengar sampai telinga seorang Aryan Grover. Karena pengumuman itu, entah kenapa hatinya sesak dan emosi ketika melihat foto mereka berdua di dinding informasi. Ia kini hanya melamun tak memperhatikan pembelajaran dari dosen.

Pletak!

Satu pulpen mendarat tepat di keningnya. Aryan tersadar. Kini semua pasang mata di kelas tertuju kepadanya.

"Pak Askala?" gumamnya.

"Ada apa ini Aryan? Sedari saya masuk sampai sekarang kamu masih melamun? Saya berulang kali sudah menyebut nama kamu, bahkan Siddharth sudah beberapa kali menyenggol kamu," jelas Askala.

"Maaf," hanya itu yang bisa Aryan ucapkan.

"Berdiri di depan, atau keluar?"

"Keluar pak." putus Aryan dengan cepat tanpa mempertimbangkan apapun sambil membawa tasnya.

"Ada apa ini Aryan? Tidak biasanya kamu seperti ini? Kamu adalah asdos l---

"Iya saya tau. Tapi maaf pak, saya harus menemui seseorang. Saya khawatir sama dia karena hari ini tidak masuk kelas, permisi," Aryan melenggang pergi begitu saja.

"Eh panu gajah, tungguin!" Sid memasukkan beberapa buku yang ada di meja ke dalam tas lalu berlari hendak menyusul Aryan.

"Mau kemana kamu Siddharth Prameswara?" tanya Askala.

"Mau nyusul Aryan pak! Kalo bapak mau hukum Sid, nanti aja ya. Urusan ini sangat-sangat penting. Terimakasih, Sid pamit!"

Askala termenung. Beberapa kata yang diucapkan Aryan dan Sid mengiang di pikirannya secara bersamaan. Tunggu, Aryan bilang ia ingin menemui seseorang dan Sid menyusulnya? Hmm....

Karina!!!

_____________

"Eh panu gajah, tungguin babang tamvan yang satu ini. Gue tau lo mau ke rumah gue dan ketemu sama Karin. Tapi please jangan mencolok gitu kalo mau ketemu dia. Lo tau kan status dia sekarang? Udah jadi tunangan orang! Apalagi dari keluarga Felixian. Gak deh, jangan sama Karin, masih banyak cewek lain, " ungkap Sid.

Langkah Aryan terhenti. Ia mendekati Sid lalu kemudian menarik bagian leher dari jaket denim yang sedang Sid pakai hingga tubuhnya terangkat.

"Gue gak peduli. Kata uncle Abram, sebelum janur kuning melengkung, siapapun boleh nikung. Termasuk gue! Lo gak mau punya adek ipar kayak sahabat lo ini, hah?"

"Eee--i-iya, terserah lo lah. Cepet turunin gue, aduuuh." Aryan menghempaskan cengkramannya hingga tubuh Sid terhempas di lantai.

"Tapi Yan, gue takut Karin lagi pengen sendiri. Soalnya dari tadi pagi dia gak nongol-nongol. Udah gue ketok pintunya beberapa kali, dia tetep diem gak bersuara,"

"Udah gue bilang, gue gak. pe. du. li. Gue cuma pengen liat adek lo takutnya dia kenapa-napa. Gue tau kok pertunangan dia dan pak Askala bukan berdasar cinta. Tapi karena taruhan," Aryan menatap Sid lekat.

Dear Dosen Killer[Completed✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang