SDGK:32

3.9K 339 3
                                    

Karina terus mengurung diri di kamar. Ini sudah hari ke-dua sejak dirinya mengunjungi Askala. Menolak makan, dan menolak dikunjungi siapapun. Pokoknya Karina hanya ingin sendiri.

Karina shock dan tidak menyangka Askalanya yang begitu dipercaya akan memilih pilihan buruk. Menikahi Lysa dan membuang dirinya yang sudah begitu mencintai Askala. Menurutnya, dua hal itu adalah salah besar.

Kenapa Askala tak menolak tawaran Rere? Kenapa Askala memilih untuk menikah dengan Lysa? Padahal sesaat sebelumnya Askala mengatakan rasa cinta dan berjanji tidak akan meninggalkannya.

Kenapa?

Mata Karina sudah sangat sembab, rambutnya acak-acakan. Kamar yang semula rapi kini menjadi berantakan layaknya kapal pecah. Sprei berada di lantai, tissue berserakan, bantal dan guling dimana-mana. Bahkan lampu tidur dan beberapa vas bunga pacah karena ulahnya hingga pecahannya berserakan di lantai.

Sungguh, Karina masih sangat sedih dan kecewa. Alex, Aryan, Samira, Septa, Sid, dan Nancy tak mampu menenangkannya. Karina terus meraung sambil melemparkan beberapa barang yang ada di dekatnya.

Jika malam hari, Karina hanya duduk memandang langit di balkon sambil berbicara dan mencurahkan hatinya dengan bintang yang dianggap Mamanya.

Karina tak sadar, selama dua hari ini sudah ada beribu missed call dan chat dari Askala di ponselnya.

Askala khawatir, Askala juga tak kalah sedih dari Karina. Yang Karina tau Askala hanya sudah menyakitinya, membuatnya sedih dan kecewa. Tidak dengan penyesalannya.

Askala juga sama, mengurung diri di kamar tapi tidak separah Karina. Selama beberapa hari ini kondisinya semakin memburuk. Memikirkan Karina, dan juga memikirkan sisa hidup yang Anton vonis.

Ya, Anton mem-vonis hidup Askala tak akan lama lagi. Jantungnya kian melemah dan angka persenan kesembuhannya hanya sedikit.

Parahnya, Lysa sudah mengetahui penyakitnya. Waktu itu, tak sengaja Lysa mendengar percakapan antara Askala dan Anton. Sontak Lysa mengancam akan menyebarkan berita ini pada Rere dan Asatya kalau Askala tak mau menikahinya dalam waktu sebulan.

Askala jelas ingin menolak. Tapi Askala tak mau kedua orang tuanya sedih karena penyakitnya dan penolakannya.

_______________

Kring.. Kring...

Suara telepon rumah membuat Alex, Aryan dan Sid yang tengah melamun tersadar. Dengan sigap Aryan berjalan menuju meja telepon untuk mengangkat.

"Halo? Dengan keluarga Grover disini."

"Nak, apa uncle mu ada bersamamu?" bisik seseorang di telepon.

"Ada. Anda siapa ya? Biar Aryan bilang ke uncle nanti," jawab Aryan.

"Suruh Alex yang menjawab teleponnya. Ini sangat darurat," pinta seseorang di telepon itu.

Dengan bingung, Aryan mengisyaratkan Alex untuk menghampirinya dan menggerakkan kata darurat di bibirnya.

Alex juga bingung melihat Aryan, tak menunggu apapun dengan segera Alex mengambil alih telepon di genggaman Aryan, "dengan siapa?"

"Lex, ini gue Alvinn!" bisik seseorang di telepon yang ternyata adalah Alvinn, sepupunya.

"Vinn? Lo kemana aja?! Gue dan Aryan udah nyariin lo kemanapun tapi gak ada. Lo udah bikin kita berdua khawatir setengah mati tau gak?!"

"Hati-hati, jagain Karina dan Aryan. Gue juga gak tau lagi ada dimana intinya gue lagi--

Tut... Tut...

Dear Dosen Killer[Completed✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang