SDGK:26

7.1K 497 28
                                    

"Nak Kala, menginaplah di sini. Aku khawatir ada apa-apa di jalan. Lagipula ini sudah jam setengah dua belas lebih," Alex menghampiri mereka di taman belakang.

"Tidak usah Pa, Momma nanti--

"Momma mu pasti mengerti," Alex duduk di sampingnya. Alex melirik Karina yang tengah terlelap di paha Askala.

"Daritadi?" tanya Alex, Askala menggeleng.

"Nak, apa kau sangat mencintai putriku?" tanya Alex lagi.

Askala menatap Alex, "kenapa Papa menanyakan hal itu padaku? Sudah jelas aku sangat mencintai putrimu. Putrimu adalah segalanya bagiku. Putrimu juga alasan kenapa senyumku ada. "

Alex terenyuh mendengar jawaban dari putra Rere, orang yang sampai saat ini masih ia sayangi. Alex menepuk bahunya.

"Itu juga yang menjadi alasanku menyayangi Momma-mu dulu. Tapi tuhan tidak menakdirkan kami. Aku malah membuat kebencian dan rasa sakit hati bagi Rere. Kini, aku bersyukur, putranya mau menyayangi dan mencintai putriku dengan tulus. Semoga tuhan menakdirkan kalian. Terimakasih nak, kamu mau menerima putri penjahat sepertiku menjadi kekasih dan teman hidupmu," Alex menunduk dan menumpahkan tangisnya.

"Pa, jangan menangis. Aku juga akan melakukan hal yang sama jika Karin lebih memilih orang lain. Sakit. Apalagi Momma yang salah paham kini benci sama Papa. Kala minta maaf atas nama Momma dan Dadda. Kala juga makasih karena Papa datang disaat yang tepat. Datang disaat kami belum menikah. Pa, aku sangat mencintai dan menyayangi putrimu. Izinkan aku membawanya bersamaku suatu saat nanti. " Alex menatapnya dan tersenyum.

"Bisakah kita bertemu Momma dan Dadda Pa? Kala mau meluruskan semuanya. Kala gak mau Papa terus-terusan merasa bersalah dan menanggung karma. Kala mohon Pa. "

"Tidak nak. Papa takut setelah Rere tau Karina adalah putriku, dia akan menolaknya sebagai menantu Felixian. Tidak, Papa tidak mau menjadi penghalang bagi cinta kalian."

"Pa, Kala mohon... "

"Nak, Papa mau kamu rahasiakan hal ini dari mereka berdua. Papa juga rela tidak melihat akad dan resepsi pernikahan kalian. Papa rela tidak menjadi wali bagi Karina. Jawab saja pada penghulu Papa-nya sudah mati. "

"Ssst, Pa. Kala gak mungkin tega melakukan itu semua. Kala gak mau. Ayo Pa, besok kita bertemu dengan Momma dan Dadda. Papa tau? Dulu setiap ada reuni sahabat Momma, Momma pasti sedih kalau ada salah satu yang menyebut nama Papa. Momma langsung menangis, Momma juga pernah bilang kalau dia rindu seorang Alexander Junio Javier. Sosok yang sudah ia anggap keluarga, sosok yang selalu kuat, sosok yang membuatnya semangat dan sosok yang selalu berdiri paling depan jika ada yang mengganggu. Dulu, Momma pernah bercerita, katanya, dia mau saja menerima Papa sebagai pacarnya tapi mengingat Papa adalah sahabatnya, Momma tidak mau suatu saat putus dan merusak persahabatannya. Kala yakin, masih ada maaf bagi Papa selagi Papa memintanya dengan sungguh-sungguh. "

Alex tersenyum.

"Makasih nak. Kamu memang benar-benar copy-an Asatya. Walaupun dulu dikenal guru paling killer karena hukumannya yang gak masuk akal, tapi hatinya selembut sutera. Asatya juga sangat sabar menghadapi Rere dan anak-anak bandel sepertiku, dan sahabat Momma-mu yang lain. Wajahmu tampan seperti dia. Tinggimu, senyummu, semuanya sama. Maaf ya, karena Papa kamu tidak bisa memiliki adik. Tidak ada yang menemanimu di masa kecil--

"Siapa bilang? Kala punya sahabat di masa kecil yang sangat Kala sayangi. Dia selalu ada di hati Kala. Saat ini, dia di dekat kita," Alex mencari siapa yang Askala maksud.

"Tidak ada siapapun kecuali kau, aku dan.. Karina. Hmmm apakah Karina?" Askala mengangguk.

"Nanti saja jelaskannya. Kala takut Karin pura-pura tidur, hihi. " bisik Askala.

Dear Dosen Killer[Completed✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang