"Ma-maksudmu?""Aku papamu nak..." Karina diam, mencerna tiga kata yang Alex keluarkan. Apa katanya, Papamu? Itu artinya...
"Aku, Mamamu, Mama dan Papa Aryan berangkat menuju rumah sakit untuk chek-up kandungan. Saat itu, Mama sedang mengandung adikmu dan aunty-mu sedang mengandung. Kamu dan Aryan dititipkan ke tetangga karena pasti di tolak pihak rumah sakit. Di perjalanan pulang, sebuah truk tiba-tiba menghadang kami. Mamamu meninggal di perjalanan sedangkan Mama dan Papa Aryan meninggal seketika. Hanya Papa yang selamat namun hilang ingatan."
"Namamu yang sebenarnya adalah Akilla Naveli Javier. Kemarin sepupuku datang dan menjelaskan masa lalu yang membuat ingatanku kembali," jelasnya.
Alex mengeluarkan sebuah foto lagi yang menunjukkan fotonya dan Karina yang tengah digendong.
"Uncle beneran Papaku?" Alex mengangguk sambil merentangkan kedua tangannya.
"Papa... " Karina mengambur ke pelukannya
"Papa kenapa baru sekarang Papa ingat, kenapa pa? Kenapa? Papa tau, selama ini Karin menderita. Karin dibully selama SMA karena anak panti. Kalau aja ingatan Papa pulih sejak waktu itu, pasti Karin gak dibully lagi sama mereka," Karina sesegukan di dada bidangnya.
"Maafkan Papa nak, Papa sangat bersalah. Papa minta maaf. Mau Papa juga sama sepertimu. Melihat kamu tumbuh besar sampai secantik Mama-mu, selalu ada di dekatmu, tapi, ini takdir dari sang maha kuasa, Papa tidak bisa mengelak." Alex mengelus rambutnya lembut.
"Kenapa Akilla Naveli Javier? Bukannya Akilla Naveli Grover?"
"Karena nama Papa Alexander Junio Javier. " Seketika itu, pelukan Karina terlepas. Karina berdiri, menatapnya dengan tajam.
"Alexander Junio Javier? Berarti, Papa Karin---
Alex menggeleng, "tidak nak. Papa--
"Papa jahat! Papa penjahat! Karin benci Papa!!" Karina yang hendak pergi, lengannya dicekal oleh Alex.
"Biar Papa jelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Papa mohon, jangan membeci Papa. Papa sangat menyayangimu nak. "
Karina mengurungkan niatnya. Duduk kembali di tempat semula dan mendengarkan penjelasannya sambil sesekali menyeruput Milkshake strawberry. Beberapa menit kemudian, Karina merasa bersalah. Tidak seharusnya ia berkata seperti itu pada Papa yang baru ditemuinya.
"Pa, maafin Karin."
"Tidak apa. Oh ya, hmm... Papa mau kita ke rumah sakit untuk tes DNA supaya keluarga Felixian percaya. Memang akan berat dan sulit bagi hubunganmu dan Askala nantinya, tapi, Papa akan sekuat tenaga menjelaskan pada Rere kalau putri Papa tidak bersalah. Yang bersalah hanyalah Papa dan ego."
"Makasih pa."
________________
Beberapa hari setelahnya, hasil tes menunjukkan positif. Itu artinya, Karina adalah anak biologis Alex. Alex dan Karina yang melihat itu pertama kali sangatlah senang dan bernafas lega. Dalam hasil tes itu pula, terungkap usia Karina yang sudah memasuki angka 20.
Sepulangnya dari rumah sakit, hal yang pertama kali mereka tuju adalah panti asuhan. Tepat hari ini, Karina akan meminta izin Nancy untuk pindah ke kediaman Alex.
"Mama Nancy, maafin Karin yang udah repotin Mama. Karin berterimakasih banyak karena telah merawat dan membesarkan Karin sampai sebesar ini. Karin gak tau bakalan jadi apa kalau Mama Nancy gak nemuin Karin waktu itu. "
"Nak, Mama sangat senang karena kamu telah menemukan Papa kandung yang selama ini kamu cari. Mama juga merasa tidak direpotkan olehmu. Mama tidak merasa kesepian dulu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Dosen Killer[Completed✔]
Ficção AdolescenteSemenjak berkuliah, Karina selalu berurusan dengan dosen killernya. Semakin ia ingin menjauh, justru dosennya itu malah semakin mendekatinya. Lantas, apakah alasan dibalik sikap aneh dosen killernya itu? WARNING: CERITA INI MURNI KARANGAN AUTHOR SE...