"Aryan..."
"Aryan..."
"Aryan..."
Sautan-sautan itu membuat Aryan kembali tersadar. Perlahan matanya terbuka sehingga sinar lampu di ruangan mulai terlihat.
"Syukurlah bang Aryan udah sadar, Karin khawatir banget Abang kenapa-napa tadi."
"Uncle...ayah Aryan mana?" Tanya Aryan dengan tatapan kosong.
Alex hanya bisa diam seribu bahasa. Begitupun dengan Karina dan Askala, mereka tidak tau jawaban apa yang akan disampaikan pada Aryan.
"Kenapa pada diem? Dimana ayah Aryan?!" Kali ini nada Aryan meninggi.
"Su-sudah yan, kamu jangan memikirkan apapun untuk saat ini. Ah ya, nak Askala tolong berikan minum itu pada Aryan," ucap Alex mengalihkan pembicaraan.
"Aryan gak butuh minum, Aryan cuma butuh ayah! Ayah Vinn, dimana dia sekarang?!"
Aryan bangkit walaupun badannya masih sangat lemas. Aryan masih belum percaya pada surat tadi. Aryan merasa, Vinn masih ada di sekitarnya sekarang. Jadi diputuskan untuk bangkit dari tempat tidur dan mencari Vinn.
"Yan, uncle sudah memanggil polisi untuk menyelesaikan kasus ini dan mencari ayahmu. Uncle juga sedih. Tapi, kita harus semangat. Siapa tau ayahmu masih hidup? Kita berdoa saja pada tuhan," Alex tersenyum sambil mengelus bahu Aryan.
"Gimana kalo ayah emang udah gak ada? Aryan belum bilang makasih ataupun minta maaf. Aryan gak rela ayah meninggal, Aryan gak rela uncle!" Aryan menangis sambil memeluk Alex.
Karina ikut memeluknya, "bang Aryan yang sabar, kita lagi berusaha cari om Vinn. Kita gak cuma diem aja. Udah, bang Aryan jangan sedih, bang Aryan harus kuat, ya?" Karina tersenyum lalu mengelap air mata Aryan.
"Rin... abang takut Rin..."
"Karin tau. Karin mengerti. Tapi bang untuk saat ini, kita hanya bisa berdoa dan berusaha cari doang. Kita bukan tuhan yang bisa rubah segalanya termasuk takdir. Tapi Karin yakin om Vinn masih ada. Om Vinn masih harus menjalankan tugas sebagai seorang ayah di dunia ini."
Askala berdiri dan mendekati mereka,"tenang Yan, kita ada buat lo."
Aryan tersenyum dan merasa sedikit lega walaupun bayangan menakutkan itu masih berseliweran di pikirannya.
_____________
Tring!
Karina melihat notifikasi ponsel Alex yang diletakkan begitu saja diatas meja ruang tamu. Karina yang penasaran akhirnya mencoba untuk melihat isi pesan siapa tau itu dari si pengirim surat.
Temuin gue di jalan Kemangi kalo lo mau jemput jasad sepupu lo si Vinn ini. Jangan bawa polisi kalo lo masih mau lihat alam semesta ini.
Pesan singkat itu membuat Karina terkejut. Karina menebak-nebak rencana si pelaku yang pasti nantinya akan mencelakai Alex. Karina menggeleng, ia tidak mau Alex celaka maupun tiada. Lebih baik ia saja yang tiada daripada harus Alex.
Karina melihat keadaan sekitar. Alex masih sibuk pada Aryan sedangkan Askala sudah daritadi pulang. Ini saatnya, Karina akan menjemput pamannya. Walaupun Karina ragu, Vinn sudah menjadi jasad. Karina akan tanggung semua konsekuensinya.
Sebelum pergi, Karina menyalin nomor si pengirim pesan pada ponselnya. Mencuri kunci mobil dan melesat ke alamat yang diperintahkan.
Sepanjang perjalanan, tak henti-hentinya Karina berdoa pada sang maha kuasa agar ia selamat dan bisa menyelamatkan pamannya, Vinn. Karina tidak sanggup melihat Aryan sedih seperti tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Dosen Killer[Completed✔]
Fiksi RemajaSemenjak berkuliah, Karina selalu berurusan dengan dosen killernya. Semakin ia ingin menjauh, justru dosennya itu malah semakin mendekatinya. Lantas, apakah alasan dibalik sikap aneh dosen killernya itu? WARNING: CERITA INI MURNI KARANGAN AUTHOR SE...