felix

5.7K 355 4
                                    

"Tuan robane. Ada apa kesini pagi pagi?" Lilli yang baru saja mendapatkan informasi jika felix berada di depan istana ruby segera menemuinya dan menanyakan apa tujuannya kemari.

"Apa Yang Mulia belum memberti tahukan anda bahwa saya akan menjadi penjaga tuan putri disini?" Tanya nya pada lilli.
"Ah maafkan saya, tapi saya belum menerima informasi yang seperti itu." Lilli mengantar felix ruangan tengah untuk menemui athanasia

Klek.

"Lu.." tersentak "ah felix ya" hampir aku menyebutkan namanya lucas. Bisa gawat.

"Tuan putri. Begini, maksud kedatangan saya kesini, saya diminta Yang Mulia untuk menjadi penjaga tuan putri" felix memberikan senyuman terbaiknya. Membuat siapa saja yang melihatnya akan terikut senyum pula.

"Ah begitu ya. Sebenarnya kemarin papa sudah di beri tahu papa jika felix akan menjaga athy. Athy senang!" Ucapnya dengan riang.

Sebenarnya athanasia sangat senang jika claude akan mengirim penjaga khusus buatnya. Tetapi menurutnya dia sudah mendapatkan orang yang sudah bisa menjaganya. Orang itu ialah lucas. Lucas akan selalu ada jika athanasia membutuhkannya jadi kalau di pikir pikir buat apa dia mendapatkan penjaga lagi jika sudah mempunyainya.

Klek.

Pintu terbuka, menampakan seorang pria berjubah hijau layaknya penyihir dengan isris merah yang tajam dan rambut hitamnya yang pekat membuat siapapun yang melihatnya akan terpesona dengannya.

Deg!

Mereka bertiga sama sama terkejut.

Srang.

Felix mengeluarkan pedangnya yang panjang dan mengarahkannya ke penyihir kecil itu.

"Siapa kau! Katakan padaku, apa kau mata mata!? Kau dari bangsa mana!?" Tersentak. Lucas segera membetulkan air mukanya kembali.

"Kau sendiri?" Pria dengan surai hitam itu bukannya takut dia malah bertanya balik dan menyenderkan dirinya di dinding pintu dengan tangan yang di lipat depan dada.

Melihat itu felix geram dan mau melayangkan pedangnya ke arah lucas.

"Felix jangan!" Suara athanasia mampu memberhentikan felix. Pedangnya sudah melayang di atas. Felix mulai menurunkan pedangnya dan berbalik badan menghadap athanasia dengan ekspresinya yang sangat kebingungan membuat athanasia bingung harus jawab apa.

"Mmm itu..maaf" athanasia menunduk. Ia takut jika lucas akan di bunuh tapi jika dia mengakui lucas sebagai temannya bisa bisa ia akan di marahi karna di istana ruby sebenarnya tidak boleh ada seorang pria dan athanasia membawa lucas kesini. Istana ruby.

"Sebenarnya.. dia itu teman athy. Maafkan athy yang membawanya kesini.. tapi bisakah felix tidak memberi tahu papa jika athy mempunyai teman disini? Lucas adalah orang yang sangat baik. Dia yang selalu menjaga athy disini" ucapnya dengan ragu

Tadinya felix ingin memberi tahu jika di istana ruby ada seorang pria selainnya. Tapi mendengar perkataan athanasia membuatnya luluh.

Kasian putri tidak mempunyai teman. batinnya

"Baiklah kalau begitu. Maafkan saya yang hampir membunuh teman anda, tuan putri. Kalau begitu saya akan menjaga di pintu" felix pergi untuk menjaga pintu ruang tengah.

"Bisa kau katakan siapa dia? Aku hampir mati karnanya" lucas memasuki ruangan itu dan duduk di sofa

"Huuh. Sebenarnya kemarin papa memberi tahuku jika ia akan mengirim felix kesini. Tapi saat aku menolaknya ia tetap memaksanya, dan karna tadi malam aku menunggumu untuk datang kau tidak datang jadi ya begitu kau hampir di bunuh hehe. Maafkan aku" jelasnya

"Siapa bilang aku tidak datang. Aku selalu datang tapi kau sudah tidur. Itu bukan salah ku jika kau tidak menemukanku" lucas mengambil buku tebal yang ada di atas meja lalu membacanya.

"Apakah aku mesih boleh datang kesini lagi?" Athanasia menoleh ke arah lucas duduk

"Ya. Dia tidak akan mengadu jika dia sudah berjanji"

Awalnya athanasia sedikit ragu mengatakan itu. Tapi ia percaya pada felix, jika ia tak akan mengadu ke Yang Mulia

"Baiklah kalau begitu" lucas melanjutkan membaca bukunya.

♡♡♡


Malamnya.

"Yang Mulia saya mau lapor" felix memang disuruh melaporkan setiap kejadian kejadian yang di alami putri athanasia ke Yang Mulia Raja. Perintah.

Claude yang sedari tadi berdiri di balkon kamarnya melihat bintang bintang yang menunjukan diri di langit malam. Ia sangat menyukai itu.

"Tuan putri hari ini seperti biasa. Melakukan aktivitasnya." Tidak tidak. Felix tidak akan mengingkari janjinya pada Tuan putri athanasia.

"Kau boleh pergi"

"Baik" setelah mengucapkan itu felix pergi untuk beristirahat.

Ah sebaiknya aku akan mengawasi temannya tuan putri. Batinnya












Hehe pendek ya.
Maapkan author T~T
Kadang kadang otakku
gamau bekerja sama.

Oh iya jaga kesehatan
Kalian.
Jangan keluar rumah dulu la
Jangan lupa juga
Ngerjain tugas kalau
Belum selesai :)

Who made me a princess (HIATUS) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang