hari H

4.1K 260 26
                                    

Acara ulang tahun dan pengumuman Putri resmi Obelia berjalan dengan lancar.

Athanasia sangat bergembira mendapatkan teman teman baru, namun ia tidak menemukan lucas sama sekali. Apa lucas tidak datang yah?.

Izekiel juga tidak bisa dateng di karenakan ia mesih bersekolah di arlanta

"Tuan Putri athanasia sangat cantik sekali" ujar perempuan dengan gaun emas nya.

Athanasia yang di puji langsung tersenyum ramah "terimakasih. Kau juga sangat cantik"

Sebentar lagi acara pengumuman nya akan di mulai, Claude juga sudah berdiri di atas panggung.

Sebelum itu Claude menyuruh Felix memanggilkan Athanasia untuk ikut bergabung dengannya di atas panggung.

Sedangkan jenneth berada di tengah tengah kerumunan orang orang yang sedang mengagumi athanasia.

"Wah, putri athanasia sangat cantik"
"Ya, cantik sekali. Rasanya, aku ingin menikahinya saat besar nanti" celoteh pria dengan rambut abu abu dengan mata yang berwarna hitam

Putri jenneth mendengar perkataan semua orang yang sedang mengagumi adiknya itu.

"Eh, tapi sepertinya wajah Yang Mulia lebih bersemangat saat bersama tuan putri Athanasia di bandingkan bersama dengan Putri Jenneth" perempuan dengan surai hitam itu segera mendapatkan pukulan pelan dari teman yang di sampingnya

"Hei, berhati hatilah jika berbicara. Suaramu bisa bisa di dengar Tuan Putri jenneth" mendengar itu jenneth membalikkan badannya

"Ahaha tidak apa apa, mungkin putri athanasia lebih baik daripadaku" jenneth menampakkan senyuman palsunya itu. Namun dua perempuan itu tau jika jenneth sedang bersedih

"Ah maafkan kami tuan putri. Maafkan teman saya yang sudah berbicara buruk tentang anda, sekali lagi maafkan kami" perempuan berambut perak itu membungkuk meminta maaf dan di ikuti oleh temannya

"Ya, tolong maafkan ketidak sopanan saya tuan putri" kedua gadis itu membungkuk berkali kali serta meminta maaf.

"Ahaha tidak apa apa. Mungkin putri athanasia memang mengambil Yang Mulia Raja dariku, namun itu tidak membuatku dendam padanya" kini jenneth mengembangkan senyum percaya dirinya

"Apa!? Putri Athanasia merebut Yang Mulia Raja dari anda? Astaga ternyata putri Athanasia tidak sebaik yang di pikiran saya" perempuan bersurai hitam itu angkat bicara lagi. Mungkin dia suka asal berbicara.

"sudah lah, tak apa. Aku senang jika putri athanasia berada di istana, aku jadi mempunyai teman" ujarnya dengan senyuman manisnya

"Putri jenneth baik sekali. Putri Athanasia tidak seharusnya seperti itu dengan anda, ia tak pantas berada di samping Yang Mulia di sana" celotehnya lagi

Pria yang sedari tadi mendengar ucapan mereka, akhirnya mendatangi mereka dengan wajah kesar.

"Bukankah jika Putri kerajaan berbicara buruk tentang saudarinya itu kelihatan rendahan? Ah maafkan saya tuan putri, jika saya berbicara lancang. Namun alangkah baiknya jika anda membuat para rakyat juga menyukai putri athanasia?" Pria bersurai hitam dan iris mata yang berwarna merah dan tajam layaknya burung elang itu memandang putri jenneth dengan geram.

Putri Jenneth terdiam, matanya terbelalak melihat pria itu. Siapa dia? Kenapa berbicara seperti itu?

"Tapi bukankah putri jenneth benar? Lihatlah disana putri Athanasia seperti bahagia dengan Yang Mulia, seakan ia melupakan putri Jenneth. Bukankah putri Jenneth adalah kakaknya?" Lagi lagi perempuan berambut hitam itu angkat suara lagi.

"Ck, ternyata begini ya rakyat Obelia yang sekarang. Hanya mendengar omongan yang belum tentu benar, langsung percaya dan seakan akan omongan itu seratus persen benar. Hahaha aneh. Sudahlah, saya pamit pergi dulu Tuan Putri dan gadis gadis" sebelum pria itu pergi pergi, tangannya di cekal oleh putri jenneth

Who made me a princess (HIATUS) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang