Don't Go

7.3K 355 81
                                    

Happy Reading
________________________________


Hari ini, adalah hari dimana Jenneth akan di bebasi dari penjaranya. Ya, lagi lagi Athanasia memohon kepada Raja agar Putri Jenneth di bebasin dari sel penjaranya.

Tapi, dengan satu syarat. Yaitu, Jenneth tidak boleh menginjakkan kaki di istana Emerald-kecuali ada keperluan penting.

Nama Jenneth juga bukan lagi 'Jenneth de Alger Obelia' tetapi menjadi 'Jenneth Margarita'.

"Dengan ini, Jenneth Margarita bukanlah putri Obelia lagi."

Dukh, dukh, dukh.

Persidangan ditutup. Terlihat air muka Raja saat ini menggambarkan kesenangan. Ujung bibirnya terangkat satu,  menampilkan smirk yang ia punya.

                                                             •••
Seorang perempuan yang umurnya mungkin sekitar 19 tahun itu tengah memasukkan barang barangnya ke sebuah kotak besar. Terlihat dari wajahnya ia sudah pasrah akan hidupnya, hari ini ia akan di kirim ke kediaman Alpheus untuk sekian kalinya.

Ingin rasanya tetap tinggal di istana ini, tapi Raja tidak menginginkannya lagi.

Perlahan ia berjalan ke arah cermin, melihat pantulan dirinya yang begitu buruk. Lingkaran matanya terlihat jelas berwarna hitam,

"Hhh" menghembuskan nafas, menutup matanya sebentar dan membukanya. Perlahan ia berjalan ke arah pintu dan membukanya

"Putri.."

Rilih seorang perempuan yang menghentikan tangannya yang hendak mengetuk pintu kala empunya sudah membukanya deluan,

"Athanasia? Ada apa"

Grep

Perempuan bersurai coklat itu mematung saat Athanasia memeluknya sambil menangis

"Jangan pergi" rilih nya

Tersenyum, membawa Athanasia ke depannya "Athanasia, kita sudah sama sama dewasa. Berhentilah menangis, aku akan sering mengirimmu surat" setelahnya perempuan bersurai coklat itu meninggalkan Athanasia yang mesih menangis,

"Berhentilah menangis. Menangis tidak akan menghasilkan apapun"

Athanasia mendongakkan kepalanya, menatap pria bermanik merah yang sedang menatapnya. Lengan kemeja putih nya ia gulung hingga menampilkan urat urat tangannya, hari ini ia tidak menggunakan jubah penyihir nya. Mungkin ia sedang tidak bekerja

Tangan pria itu ia angkat untuk mengelap air mata sang putri, tersenyum. Mencoba menenangkan Athanasia lewat senyumannya

"Berhentilah tersenyum. Aku sudah tidak apa apa, aku hanya sedih jika putri Jenneth pergi dari istana"

"Bagaimana jika aku yang pergi dari sini? Apa kau akan bersedih untukku juga?" tanpa sadar Lucas mengatakan hal yang konyol dan mampu membuat Athanasia menatapnya dengan heran

"Apa maksudmu? Tentu, aku akan bersedih"

Lucas tersenyum sambil mengacak acak rambut Athanasia dengan gemas "baiklah baiklah" katanya sambil menyudahi aktivitasnya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 29, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Who made me a princess (HIATUS) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang