delapan belas tahun

3.8K 191 32
                                    

             Happy Reading👸
_________________________________________

"Lilli"

Lilli menoleh ke arah Athanasia yang tengah berbaring hendak tidur "ada apa putri?" Tanya nya lembut, mendekati Athanasia dan duduk di pinggir kasur Atganasia.

Athanasia, gadis itu seperti sedang berfikir. "Um...apa kau pernah di sukai oleh seseorang?" Lilli terdiam, mesih mencerna perkataan Athanasia. "Ee..T-Tunggu Apa!?" Matanya membulat saat ia menyadari perkataan Athanasia "a-apa ada yang menganggu pikiran anda belakang ini?" Tanya nya. Athanasia menggeleng "tidak. Aku hanya ingin bertanya saja" Lilli mengangguk

"Um. Jika ada yang menyukai kita, biasanya dia akan mengirim surat, atau dia akan sering curi curi perhatian kepada kita dan juga mengajak dansa mungkin? Atau dia juga akan selalu menjaga kita, melindungi kita daro segala sesuatu. " Lilli mengingat ngingat setiap pria  pria yang sering memberinya surat cinta atau mengajaknya dansa saat dulu, tepatnya setiap dia ikut pesta

"Aku jadi ingin melihat Lilli berdansa" kata Athanasia. Perempuan berambut coklat itu tersenyum "saya tidak begitu menyukai dansa, tuan putri. Maka dari itu saya sangat jarang mengikuti acara pesta"

"Tuan putri tidurlah. Besok hari nya putri" Lillian menyelimuti Athanasia dan mengecup keningnya dengan kasih sayang, setelah itu ia pergi keluar dan menutup pintu, tidak lupa ia mematikan lampu. Hanya sinar bulan yang menerangi kamar Athanasia.

Athanasia belum bisa tidur, ia mesih memikirkan prilaku Lucas dan Izekiel tadi siang. Menghembuskan nafas dan menutup mata. 'Zzzz'

Setelah Athanasia tertidur, seseorang tengah berdiri di luar kamar Athanasia. Tepatnya di balkon, perlahan ia membuka pintu kamar Athanasia dan masuk.

Ctak!

Tiba tiba kursi melayang di udara, berjalan ke dekat tempat tidur Athanasia. Ia mendudukan dirinya di kursi tersebut "kau seharusnya mengetahui perasaanku Athanasia"

                                                            •••

Seperti di tahun tahun sebelumnya, Athanasia super sibuk. Begitu juga dengan maid maid yang ada di istana, sibuk mendandani Athanasia hingga sempurna.

Athanasia, memakai gaun warna merah yang elegan dan bersinar. Menuruni tangga istana, dan di sambut oleh Felix yang sudah rapi. Pria bersurai merah itu melebarkan mulutnya, matanya berbinar memandangi Athanasia yang hari ini sangat sangat cantik dan bersinar.

"Saya sangat terhormat bisa melihat anda seperti ini. Anda benar benar sangat cantik malam ini"

Ya, tahun ini acara di adakan saat malam hari. Tidak seperti tahun tahun sebelum nya.

"Trimakasih Felix."

                                                             •••

"Papa?" Athanasia mendatangi Claude yang sedang berdandan rapi. Wah, sungguh, hari ini papa tampan sekali

Tanpa sadar wajah Athanasia memerah karena menahan teriakannya, membuat Claude terheran "apa kau sakit, Athanasia?" Tanya Claude khawatir, namun mesih tetap tenang. Dan dengan cepat ia mendapatkan gelengan dari putri nya

Who made me a princess (HIATUS) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang