Berminggu minggu telah berlalu semenjak lucas bersedih saat dia mengetahui kondisi ayahnya yang menurun
"Lucas, apa kau sibuk?" Tanya athanasia.
Lucas yang sedang bersantai di dekat jendela tiba tiba menghela nafas "ya aku sibuk" ucapnya
"Benarkah? Lalu, kenapa kau hanya berbaring disitu?" Tanya athanasia. "Ya. Aku sibuk bernafas, jadi aku bisa berbaring walaupun aku sedang sibuk" ucap pria itu dengan santai
"Apa apaan dia ini. Mana ada orang yang sibuk bernafas" geramnya dengan pelan.
"Aku sangat bosan, ayo kita kepasar. Aku sangat ingin kesana lagi!" Ucao athanasia dengan antusias. Mendengar itu lucas mendatangi athanasia dan tersenyum cerah ke arahnya
"Aku gak mau, tuh" ucap lucas yang mesih tersenyum riang di depan muka athanasia.
Athanasia hanya diam dengan wajah yang sangat kesel (-_-)
"Ayo lah lucas yang paling tampan di Obelia dan penyihir terhebat di alam semesta" godanya supaya lucas menerima ajakannyaPria dengan iris merah itu terkekeh dan mengusap usap kelapa athanasia dengan lembut
"Sayangnya hari ini aku tidak mau ke pasar" ucap lucas dengan wajah yang menggoda. Itu membuat athanasia berdigik ngeri.Athanasia memegang kedua pipi lucas "uuh hari ini kau sangat tampan ya" athanasia bersikeras untuk meminta lucas ke pasar.
"Kenapa kau ingin ke pasar? Apa ada yang kau inginkan?"
"Tidak. Aku hanya ingin pergi jalan jalan" lucas hanya menghembuskan nafas dan ia menjentikan jarinya. Seketika baju yang athanasia dan lucas pakai berubah menjadi pakaian orang orang desa, setelah itu lucas juga menjentikan jarinya dan tiba tiba mereka sudah berada di pasar.
"Waah. Aku senang sekali! Kau memang sahabat terbaikku!" Athanasia segera menarik tangan lucas dan berjalan jalan mengelilingi pasar yang sangat ramai.
"Lucas ayo lihat lihat burung yang ada disana!" Athanasia berlari ke arah tempat penjual burung. "Athy, tunggu aku!" Lucas segera menyusul athanasia yang sudah ada di tempat penjual burung
Saat lucas dan athanasia sedang melihat lihat burung. Lucas menemukan burung elang yang berwarna coklat "sepertinya bagus jika kumakan" gumamnya. Seperti tau apa yang di ucapkan lucas, burung elang itu menatap lucas dengan tajam "hehe bercanda"
"Lucas, apa kau menginginkan burung elang itu? Sepertinya ia akan cocok denganmu" ucap athanasia yang melihat lucas sedang tatap tatapan dengan burung elang itu."Hnm. Sepertinya begitu. Aku akan ambil yang ini" ucap lucas dan membawa burung itu dan membayarnya
"Apa ada yang kau inginkan?" Tanya lucas sambil membawa burungnya. "Tidak" jawabnya
Kemudian lucas membututin athanasia.
"Lucas. Aku ingin eskrim!" Ucapnya dengan antusias. Lucas melangkahkan kaki ke arah penjual eskrim
"Paman, tolong eskriknya dua" kata lucas
"Apakah kau anaknya Tuan Smith?" Tanya tukang eskrim itu dengan wajah yang ceria. Mendengar itu lucas tersenyum dan mengangguk
"Waah. Senang bertemu dengan anda. Dulu saya adalah murid Tuan Smith, namun saya berhenti saat istri saya meninggal" pria tua itu tersenyum pilu.
Mendengar itu lucas ikut sedih namun ia memaksakan senyumannya. "Jadi, apa kabar ayahmu?" Tanya penjual itu
"Ayahku.. sekarang sakit parah" ucapnya pilu. Melihat itu athanasia memegang bahu lucas. Memberikan semangat
"Benarkah? Ah aku turut bersedih" ucap pria tua itu. "Ya, trimakasih paman. Kami pergi dulu" ucap lucas
Athanasia dan lucas segera meninggalkan pasar dan pulang ke istana.
"Kau akan pelihara burung itu kan? Dan tidak memakannya?" Tanya athanasia ragu
Tiba tiba lucas tersenyum sarkas "memangnya kenapa kalau aku memakannya" mata athanasia terbelalak. "Kau tidak boleh memakannya! Itu menjijikan" ucap athanasia dengan panik
"Hahaha. Bercanda, burung ini bukan mana jadi aku tidak memakannya melainkan aku memeliharanya. Sepertinya aku cocok memelihara burung elang bukan?". "Ya. Lebih baik seperti itu"
"Tapi kenapa kau tidak membeli burung juga. Sepertinya tadi aku melihat ada burung merpati putih. Aku fikir kau akan membelinya karna sedari tadi kau melihatnya" ucap lucas
"Hmm tidak. Aku hanya mengingat sesuatu saja" ucap athanasia.
Flash back
"Casia, kau ingin membeli merpati ini?" Pria berambut abu abu itu menunjuk ke arah merpati putih.
Gadis yang kini menjadi lawan bicaranya menoleh ke arah yang di tunjukan pria tadi dan tersenyum jail. "Ya. Jika kau bersedia membelikannya untukku haha" ucapnya dan tertawa jail
"Kau mau memeras uangku hm? Kau ini seperti perumpuan matre saja HAHAHA" tawanya pecah. Mendengar itu Casia memukul lengan pria yang di sampingnya--jae--mantan kekasihnya
Casia dan jae memang sudah tidak mempunyai hubungan istimewa lagi, namun itu tidak mempengaruhi ikatan persahabatannya
Flash back off
Huaaa maap telat up datenya T~T
btw itu aku mau nyari nama yang artinya 'kematian' tapi ga dapet, jadinya make yang artinya 'keabadian' juga :)
(Casia)Maap pendek :(
KAMU SEDANG MEMBACA
Who made me a princess (HIATUS)
FantasyKisah seorang gadis yatim yang jiwanya terjebak di dalam sebuah novel yang berkisah tentang seorang putri yang di benci ayahnya dan akan di bunuh saat umurnya 18 tahun karena di tuduh mau membunuh kakaknya? Apakah ia akan kembali ke dunia aslinya? A...